°°°
Tepat pukul 23.00 WIB.
Di dalam markas DAROS seluruh anggota berkumpul di sini, suasananya sangat tegang dan serius karena sedang berdiskusi tentang beberapa hal.
Arland berdiri di depan mereka semua sembari menjelaskan detail. Salah satunya adalah menjelaskan syarat yang harus di berikan untuk siapapun yang mau masuk ke dalam sini-menjadi bagian dari anggota geng motor DAROS.
"Jangan asal milih lagi, Lo semua harus bisa bedain mana yang serius buat gabung sama yang cuma mau jadi sampah di sini!" tegas Arland.
"Pastiin mentalnya kuat, itu yang paling utama," lanjutnya.
"Gue gak mau sampai dengar lagi, ada penghianat yang masuk ke sini. Dan, setiap ada anggota baru yang join, Lo semua yang bertanggung jawab," desis Arland.
"Paham?" tanyanya.
"Paham bang," jawab mereka serentak.
"Pastiin siapapun orangnya, dia harus ketemu langsung sama gue," ujar Arland dan setelah mengatakannya lelaki itu pergi dari markas ini.
Axel, Devan, Nares dan Rafael yang sejak tadi memperhatikan dari lantai atas kini bergegas turun dan menyusul perginya Arland.
Motor sport Arland melintas di salah satu jalan raya yang sepi ini, jaket kulit yang berlambang Daros di punggungnya menyala di dalam kegelapan ini, siapapun yang melihatnya pasti sangat tertarik.
Cowok itu memandang fokus ke depan, menarik pedal gasnya agar laju motor lebih cepat.
Jauh di depan sana, Arland samar samar melihat seseorang yang hendak menyebrang.
"AAAAA." pekik gadis itu.
Sontak cowok itu menarik rem hingga suara decitan ban dan aspal menggema di sekitar sini.
"Shit!" umpatnya seraya menoleh ke belakang, tepatnya pada seorang gadis yang sempat memekik takut dan berjongkok di sana menutupi wajahnya.
Dengan panik Arland melepaskan helmnya dan turun dari motor, berjalan cepat menghampirinya.
"Lo gak papa?" tanya Arland seraya memegang kedua bahu gadis itu.
Perlahan ia mendongak menatap wajah Arland, dadanya terasa sesak dengan tubuh yang sudah bergetar hebat.
Hampir, hampir saja nyawanya melayang. Untung saja tuhan masih berbaik hati menyelamatkan.
Arland dapat melihat wajah cantik dan pucat pasi gadis di hadapannya ini, dirinya semakin panik saat tidak mendapat jawaban apapun dari cewek itu.
"Lo pucat banget, hei." Arland menepuk pelan pipi gadis itu saat matanya mulai terpejam dan berakhir pingsan di sana.
"Sial!" Arland menahan cepat tubuhnya agar tidak terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy with Little Girl [ON GOING]
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ DI LARANG COPY, HARGAI KARYA ORANG LAIN! FOLLOW SEBELUM MEMBACA 🚨 (Belum revisi) Selamat membaca... >>> ~tanpa gue kasih tau pun, semua orang kenal siapa gue~ Arland Aldenzio Bima, lelaki 18 tahun dengan tubuh tinggi tegap nan kekarnya...