15. Melawan trauma

214 45 67
                                    

Tolong tandai typo yaa "🕊️" Vote sebelum membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong tandai typo yaa "🕊️"
Vote sebelum membaca.

°°°

Angin berhembus kencang di malam hari yang tenang ini, bulan yang semula membagi cahayanya ke bumi mulai tertutup oleh awan hitam.

Sepertinya malam ini akan turun hujan.

Masih didalam rumah megah bernuansa eropa, lebih tepatnya disebuah kamar besar dengan dominan berwarna merah muda.

Udara dingin masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka, membuat Dara yang semula duduk diatas kasur lembut milik Alena, jadi menoleh ke arah sana.

Ia beranjak dari kasur, meninggalkan Alena yang sudah tertidur pulas disana. Ya, Alena gadis kecil itu sudah tertidur lelap.

Setelah bermain dengan Dara selama hampir 2 jam, akhirnya gadis kecil itu tertidur.

Dara bergegas menutup rapat jendela kamar ini, lalu kembali menatap gadis kecil yang terlelap diatas kasur. Seulas senyum terukir di wajahnya, saat melihat wajah tenang Al, berbanding terbalik jika gadis kecil itu bangun.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB, seketika raut wajah Dara berubah panik.

Ia sampai lupa mengabari Neneknya dirumah, tanpa basa-basi gadis itu mengambil tas sekolah dan ponselnya dari atas kasur, lalu bergegas turun dari lantai dua ini.

Napasnya sedikit terengah saat sampai dilantai bawah, ia mengedarkan pandangannya mencari sosok pria kaku itu.

Ruang tamu sudah gelap, lampu lantai bawah tidak menyala, hanya ada beberapa cahaya dari lampu tiap sudut ruangan yang berwarna kuning.

"Kak Arland, dimana?" gumamnya merasa napasnya terasa sesak karena ruangan yang gelap ini.

Tidak biasanya Dara merasa sulit bernapas saat keadaan gelap seperti ini. Ia mencoba mengatur napasnya hingga kembali normal.

"Ngapain?"

"AAAAA!" pekik Dara terlonjak kaget saat bahunya di sentuh oleh seseorang, reflek ia menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Arland mengernyit menatap gadis itu, "Ini gue."

Dara tersentak dan segera menurunkan tangannya, mencoba bersikap seolah tak terjadi apa-apa pada dirinya.

"I-iya, gue tau."

Lelaki itu terkekeh meremehkan seraya berlalu melewati Dara, "Tau tapi takut." sindirnya.

Gadis itu membelalak mendengarnya, "Gue gak takut, kata siapa gue takut?" Ia merasa tak terima di sindir cowok kaku itu.

Lampu ruangan menyala, membuat penglihatan ke sekitar semakin jelas.

Dara mematung melihat cowok tegap dengan kaos hitam dan celana jeans panjang, yang berdiri tak jauh darinya.

Ia baru menyadari aroma maskulin dari cowok itu, aroma yang membuat dirinya merasa sangat tenang.

Badboy with Little Girl [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang