Tandai typo 🕊️
Hallo bertemu lagi dengan akuuu.
Vote sebelum membaca yaa, semoga suka❤️"Menaruh harapan pada seseorang, bukanlah hal yang benar."
°°°
Jakarta, Selasa 07.30 WIB.
SMA ARTOSA, salah satu sekolah terpandang dan bergengsi di ibukota Jakarta ini. Terkenal dengan banyaknya murid berprestasi juga disiplinnya. Tidak berlaku untuk inti DAROS, sulit sekali membuat mereka disiplin di sekolah ini, tentu membuat guru lelah, ditambah lagi latar belakang keluarga Arland yang menjadi donatur di sini.
Padahal, Anne—Ibu Arland bersikap tegas pada guru di sini, agar memberi anaknya itu hukuman jika sulit di atur. Pun dengan Arland, Anne sudah bilang beberapa kali agar putranya itu tidak berbuat ulah di sekolahnya. Tapi ternyata memang sulit.
Dan hari ini, sedikit berbeda. Di dalam kelas 12 IPA 3 suasana kelas cukup hening, terlebih pelajaran sedang dimulai sekarang. Satu hal yang menarik di sini, para inti DAROS terlihat duduk rapih dan fokus mendengarkan penjelasan guru matematika.
Beberapa pasang mata mengarah pada Arland, tak ada aura badboy yang biasa mendominasi dirinya, bahkan pakaiannya sangat rapih. Mauren dan teman-temannya yang duduk di paling belakang, tidak berhenti menatap bingung ke arahnya.
"Ini serius, mereka nggak bolos?" bisik Luna pada Mauren yang duduk di belakangnya.
"Nyokapnya Arland, ada di sekolah ini. Gue yakin, mereka di pantau." Sella berucap sesuai apa yang ia lihat. Ya, gadis ini melihat Anne berada di ruang guru tadi.
Salsa mengangguk mengerti. "Harus banget ya, Tante Anne yang turun tangan?" timpal Salsa.
"Tahta tertinggi. Selama ini gue gak pernah lihat, Arland nomor dua in mommy-nya, bahkan waktu itu. Dia pernah buru-buru pulang, pas Tante Anne ngechat dia." Mauren menghela napas sesaat.
"Padahal dia mau nemenin gue jalan-jalan malam itu," lanjutnya.
Luna reflek menutup mulutnya dengan satu tangan, merasa sedikit syok. "Sumpah? Omg, berarti lo belum bisa geserin Tante Anne, ya Ren?" tanyanya.
Mauren tersenyum sinis. "Dan nggak akan ada yang bisa."
°°°
Di sisi lain, di dalam kelas 10 IPA 1. Keadaan kelas berbanding terbalik dari kelas lain, jam pelajaran pertama mereka sedang kosong. Membuat para murid merasa bebas bercanda dan tertawa, tak jarang dari mereka yang bergosip tentang apapun itu.
"Iya, gue sama Dara juga tadinya mikir, nyokap Kak Arland tuh galak! Ternyata nggak, baik banget sumpah." Fely sejak tadi terus saja membahas masalah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy with Little Girl [ON GOING]
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ DI LARANG COPY, HARGAI KARYA ORANG LAIN! FOLLOW SEBELUM MEMBACA 🚨 (Belum revisi) Selamat membaca... >>> ~tanpa gue kasih tau pun, semua orang kenal siapa gue~ Arland Aldenzio Bima, lelaki 18 tahun dengan tubuh tinggi tegap nan kekarnya...