16. Sebuah foto

223 42 74
                                    

Kembali lagi:) terimakasih udah mampir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali lagi:) terimakasih udah mampir.
Semoga suka sama ceritanya ya, jangan lupa tinggalkan jejak.

Vote+komen biar diriku semangat❤️

Paksa dirimu menjauh, dari hal-hal yang membuatmu sakit.

°°°

Seorang gadis turun dari angkutan umum, yang berhenti tepat di depan sekolah SMA ARTOSA. Ia beralih memberikan selembar kertas pada sopir. Pagi ini Dara datang lebih awal, karena ada jadwal piket yang harus dikerjakan.

Sebagai murid yang baik, ia harus menjadi contoh teladan bagi teman sebayanya, agar tidak datang terakhir walaupun tidak ada jadwal piket.  Lebih baik datang awal daripada terakhir dan buru-buru kan?

Derap langkahnya menggema di koridor sekolah yang masih terbilang cukup sepi ini. Minim sekali ada murid yang standby  didepan kelas seperti biasanya.

Gadis itu hanya tersenyum menyapa beberapa siswi yang lewat, mungkin bisa di hitung dengan jari murid pagi ini.

Di sisi lain, seseorang yang jauh di belakang gadis itu. Menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Tangannya terlihat menggenggam erat ponsel miliknya, seolah menahan rasa kesal yang tak bisa tersalurkan.

"Lo, gak bisa jadi noda, antara hubungan gue sama Arland. Dara," gumam Mauren penuh penekanan.

Ia mengangkat ponselnya, menatap sebuah foto yang tertera di layar. Foto yang menunjukkan dimana Dara hendak masuk kedalam mobil Arland—kekasihnya. Foto itu diambil saat Dara, meminta izin untuk ke toilet.

Ya, saat itu memang ia mengizinkannya, tetapi dirinya mengikuti secara diam-diam. Pikiran yang membawanya untuk mengikuti gadis itu, dan sialnya pemandangan tidak mengenakkan itu, yang menyambutnya.

"Lo, ngapain. Ren?" tegur seseorang yang tiba-tiba berada di belakang gadis itu.

Mauren menoleh cepat seraya menyembunyikan ponsel di belakang tubuhnya. "Hah? Nggak kok, gue nggak papa," elaknya. Setelah mengatakan itu, ia bergegas pergi dari sini. Meninggalkan Rafael sendiri. Ya, dia adalah Rafael.

°°°

Didalam kelas XII MIPA 3, suasana yang semula hening perlahan mulai bising, tepat saat para murid mulai berdatangan. Hingga kelas terisi full ketika lima menit lagi pelajaran akan dimulai.

Hari ini, terlihat para anggota inti Daros yang lengkap, duduk rapih dalam satu barisan. Mereka canda dan tawa mereka memenuhi setiap sudut kelas—membuatnya menjadi pusat perhatian. Sangat jarang melihat mereka tertawa lepas seperti itu, entah apa yang sedang mereka obrolkan sekarang.

Badboy with Little Girl [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang