14. Backingan?

246 48 77
                                    

Tandai typo "🕊️"Pls aku belum revisi, mohon kerjasamanya ya sayang❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tandai typo "🕊️"
Pls aku belum revisi, mohon kerjasamanya ya sayang❤️

°°°

Hari semakin petang, langit pun mulai menampakkan semburat samar jingganya, membuat jutaan mata tak mampu berpaling walau sekejap saja.

Lalu lintas terlihat cukup padat di jam yang sibuk ini, para manusia yang terlihat lelah karena bekerja seharian, seolah tak sabar ingin segera sampai ke rumah untuk menemui keluarganya.

Tak jarang para penjual minuman dingin yang berkeliling, menawarkan minuman dari satu mobil ke mobil yang lain, memanfaatkan kemacetan ini sebagai tempat rezeki mereka.

Di dalam seunit mobil Alphard berwarna putih, terlihat dua manusia yang sama-sama terdiam, keheningan melanda didalamnya. Tidak ada alih-alih topik yang mereka bicarakan.

Tok Tok Tok

Ketukan itu membuat gadis didalam mobil itu menoleh, ia melihat seorang anak laki-laki penjual minuman itu tersenyum, sembari mengangkat botol air yang di jualnya—seolah menawarkan padanya.

Gadis dengan seragam sekolah SMA itu bergegas membuka tas yang ada di pangkuannya, mencari lembaran kertas yang tersisa untuk membeli minuman itu.

Tepat di sebelah gadis itu, tatapan tajam pria dingin itu teralihkan, pada gadis yang sedang sibuk mengacak-acak tasnya. Lalu pria itu beralih menatap penjual minuman yang masih setia menunggu di luar mobil–tepatnya diluar kaca mobil yang masih tertutup rapat.

"Lo cari apa?" tanyanya malas, sudah jengah melihat Dara tak selesai mengacak-acak tasnya.

"Eh?" Dara menoleh pada cowok itu.

"Gue ganggu lo ya, Kak? Sorry, lagi nyari uang jajan gue di tas, lo fokus ke depan aja," ujarnya dan kembali mencari uangnya di dalam tas.

"Mana sih? Perasaan tadi masih ada deh," gumamnya membuat Arland menghela napasnya kasar.

Ia beralih menekan tombol, menurunkan kaca sebelah Dara, membuat penjual itu tersenyum sumringah.

"Minumannya, Kak." Tawar anak laki-laki itu.

Dara tersentak dan menoleh pada penjual itu seraya melempar senyum ramah. "Sebentar, ya!" ujarnya.

Arland berdecak sebal dan segera merogoh saku seragamnya, mengeluarkan selembar kertas berwarna biru, ia bergegas menyodorkan uang itu pada penjual minuman.

Dara membeku saat Arland sedikit mendekat kearahnya, ia beralih menatap uluran tangan Arland yang memberikan uang itu pada si penjual.

Dengan semangat anak laki-laki itu menerimanya, "Makasih Kak, ini minumannya." Arland kembali duduk tegap–membiarkan Dara yang meraih air itu.

"Kembalinya, Kak." Arland menoleh pada anak itu dan menggeleng, lalu bergegas menaikkan kaca mobil.

Dara terdiam menatap anak itu, wajahnya terlihat sangat gembira dan tak berhenti mengucapkan terimakasih.

Badboy with Little Girl [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang