°°°
"Lo yang mulai, lo harus terima akibatnya," desis Arland tajam.
Mata Dara mulai berkaca-kaca, bahkan Arland bisa melihat itu, sontak ia menghempaskan wajah Dara, sejujurnya Arland tidak pernah bersikap kasar pada cewek, tapi menurutnya tingkah Dara sangat angkuh.
Bahkan berusaha terlihat berani padahal sangat penakut, ia tidak menyukainya sungguh.
"Malam ini, lo ikut gue! Anggap aja lo bakal dapet kejutan, yang bikin lo gak ngulang kesalahan lo lagi." Ancam Arland setelahnya cowok itu pergi dari hadapan Dara.
Setetes air mata berhasil jatuh membasahi pipi putih gadis itu, sontak ia menghapusnya seraya mengontrol napasnya yang sudah terasa sesak sejak tadi.
Apa ini, apa yang akan ia harus lakukan sekarang? Nanti malam akan ada apa, semoga tidak ada hal aneh.
Tapi... "Gak, dia cuma ngancem. Lagian, dia gak tau rumah lo Ra... Jadi tenang okey?" Dara mengelus dadanya berusaha menenangkan diri.
Dia tidak tahu saja, jika mereka semua pernah mendatangi rumahnya, karena membawa dirinya yang pingsan saat di jalan untuk pulang.
Andai gadis itu tahu, mungkin sudah di landa kepanikan sekarang, dan pasti sudah pusing memikirkan apa yang akan mereka lakukan.
Dengan tubuh bergetar, Dara berbalik dan berniat untuk pulang, perlahan tangannya berpegangan pada dinding belakang sekolah yang sedikit kasar.
Tubuhnya terasa kehabisan tenaga sekarang, bahkan kepalanya mulai berdenyut merasa pusing.
Tangan kirinya berpegangan pada dinding, sedangkan tangan kanannya memegangi kepalanya yang terasa pusing.
"DARA!" Dara mengernyit menetralkan pandangannya yang memburam ke arah seseorang yang berlarian mendekatinya.
"Jordan..." lirihnya.
"Maaf, maaf... Lo baik-baik aja? Biar gue bantu." Tanpa menunggu lama cowok itu mengangkat tubuh Dara dan menggendongnya ala bridal style.
Dara mengalungkan tangannya ke leher cowok itu dan kepalanya bersandar pada dada bidang Jordan.
Kepalanya semakin terasa sakit sekarang, entah sampai kapan Dara akan mengalami hal yang serupa di sekolah ini, ia berusaha melawan traumanya, tapi selalu gagal dan berakhir lemah seperti ini.
Jordan membaringkan tubuh mungil Dara ke atas brankar UKS, membiarkan gadis yang sudah memejamkan matanya itu terbaring.
Bahkan wajahnya sudah berubah sangat pucat seakan tidak ada aliran darah di sana.
"Brengsek Jordan!" umpatnya pada diri sendiri.
°°°
Malam ini, di dalam sebuah toko bunga minimalis yang bersih, dan sangat terawat itu. Terlihat seorang florist sedang menyusun satu-persatu tangkai bunga segar, lalu perlahan membungkus bunga tersebut menjadi sebuah buket segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy with Little Girl [ON GOING]
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ DI LARANG COPY, HARGAI KARYA ORANG LAIN! FOLLOW SEBELUM MEMBACA 🚨 (Belum revisi) Selamat membaca... >>> ~tanpa gue kasih tau pun, semua orang kenal siapa gue~ Arland Aldenzio Bima, lelaki 18 tahun dengan tubuh tinggi tegap nan kekarnya...