°°°
Jakarta, pukul 07.25 WIB
Para murid bergerombol memasuki halaman SMA ARTOSA, mengingat 5 menit lagi akan bell. Dan hari ini juga, banyak siswa siswi yang memakai kemeja putih polos dan bawahan berwarna hitam.
Menandakan kalau mereka adalah murid baru, yang masuk hari ini. Ya, ARTOSA SCHOOL kedatangan murid baru, dengan jumlah yang cukup banyak, lebih banyak dari tahun kemarin.
Semua murid baru kini berkumpul di satu lapangan yang sangat luas, mereka sedang sibuk dengan urusan masing masing. Jarang dari mereka yang berbicara, karena memang belum kenal satu sama lain.
Terkecuali murid baru yang mempunyai teman sekolah dari SMP-nya. Itu pun hanya beberapa saja.
Kringgg
Suara bell berbunyi, menandakan jam pelajaran akan segera dimulai. Terlihat satpam menarik gerbang agar tertutup dan tidak membiarkan yang telat masuk hari ini.
"Semoga gue gak pernah telat deh, takut kayak mereka," ucap seorang gadis seraya menunjuk ke arah gerbang. Yang terdapat 3 siswi telat dan terpaksa harus pulang, tidak bisa mengikuti pelajaran hari ini.
"Hm, wajar aja sih peraturannya seketat ini, orang sekolahnya bagus, rata-rata muridnya kalangan atas. Saingannya pinter semua lagi, biaya di sini juga mahal banget Ra, jadi di ajarin disiplinnya ga tanggung-tanggung," balas temannya.
Sedangkan gadis itu hanya mengangguk saja menyetujui ucapan temannya. "Beruntung gue bisa sekolah di sini, ya walaupun cuma bisa lewat beasiswa."
"Cuma, lo bilang?" Temannya itu sedikit ternganga.
"Heh, lo pikir dapet beasiswa itu gampang banget? Astaga Dara, harusnya lo bangga sama diri lo sendiri, bisa sampai sekolah di sini."
Gadis bernama Dara itu hanya terkekeh.
"Iya Fel, gue bangga kok."
Tak lama setelahnya, tatapan seluruh murid baru yang ada di lapangan kini terpaku pada seunit mobil sport berwarna hitam, dan 4 pengendara bermotor sport di belakang mobil itu, tepat di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup.
Banyak para murid yang bingung, bahkan siswa siswi yang semula berada di dalam kelas kini sudah berkumpul di depan kelas, menatap ke arah yang sama. Memang bukan hal baru bagi mereka.
Lain halnya dengan para murid baru yang belum banyak tahu tentang siapa mereka? Hingga kedatangannya disambut oleh banyak murid di sekolah ini.
Dara dan Fely bertukar pandang sekilas lalu kembali menatap ke arah gerbang. Namun, aneh bagi mereka saat gerbang dibuka oleh satpam dan membiarkan orang-orang itu masuk.
"Wait, kok mereka masih bisa masuk? Bukannya udah telat?" Dara mengernyit samar menatap kendaraan yang masuk ke halaman sekolah.
Tatapan gadis itu fokus pada jaket kulit berwarna hitam yang melekat di tubuh mereka semua, dengan design logo yang sama persis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy with Little Girl [ON GOING]
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ DI LARANG COPY, HARGAI KARYA ORANG LAIN! FOLLOW SEBELUM MEMBACA 🚨 (Belum revisi) Selamat membaca... >>> ~tanpa gue kasih tau pun, semua orang kenal siapa gue~ Arland Aldenzio Bima, lelaki 18 tahun dengan tubuh tinggi tegap nan kekarnya...