DARA SESAT

1.5K 81 10
                                    

I swear you'll like it, uh

'''

Kelas sudah dimulai sejak 10 menit yang lalu. Tapi, anak ini seorang lelaki berambut coklat panjang baru memasuki kelas dengan amat teramat santai. Namanya Rabiyan dan sering dipanggil BK.
Atau, Rabiyan Altar Bharaga.

Iya, Biyan itu termasuk salah satu dari banyaknya anak nakal yang kalau masuk BK ia tidak akan tobat. Tapi, nakalnya Biyan hanya sebatas sering terlambat, terlambat mengumpulkan tugas, jarang piket, bolos kalau mood, dan juga terlambat mengikuti kegiatan wajib. Intinya Biyan nakal hanya karena terlambat.

Tapi, kali ini Biyan terlambat pada pelajaran yang salah. Guru lelaki dengan alis tebalnya tampak merengut. Alisnya bergetar kala melihat Biyan yabg masuk seenak jidat.

"RABIYAN!" teriak Pak Alis. Biyan yang diteriaki seketika terlonjak. Ia membalikan badannya menatap Pak Alis dengan cengiran.

"Pagi, pak, Rabi hari ini gak telat kok." Pak Alis melipat kedua tangannya di dada, dengan kepala yang diangkat bak seorang villain.

"Apanya yang tidak telat? Kamu masuk seenaknya tanpa permisi dengan guru yang sedang mengajar! Apa itu tatakrama mu?!" Seluruh murid yang ada di sana mendesis mendengar ucapan Pak Alis yang langsung nancep ke ulu hati.

"Hari ini Rabi masuk satu menit lebih awal, loh pak." Biyan malah mengubah arah pembicaraannya membuat Pak Alis naik pitam.

"Kenapa terlambat?" Pak Alis menghela, mencoba menenangkan dirinya "Kalau alasan telat karena belajar, saya masih bisa memaklumi," Biyan diam sembari tangan kanannya mengelus dagu bak seorang yang tengah berpikir.

"Hmmm..., enggak sih, Rabi kemarin keasikan ngobrol sama Coridoras sampe ketiduran di sebelah akuarium" salah satu murid nampak menahan tawa. Jawaban Biyan sangat diluar dugaan pak Alis.

Pak Alis menautkan alisnya yang tebal itu. Tanda ia bingung dan tak mengerti apa yang diucapkannya.

"Coridoras, pak, Ikan punya Rabi. Lucu loh pak." Setelah kalimat itu, Biyan akhirnya diusir oleh Pak Alis.

Rabiyan: anak salah saya apa? :(

Istirahat pun tiba dan benar saja. Biyan dipanggil ke ruang Bk dan harus berhadapan dengan guru konseling kita yakni Bu Burra atau kerap para murid memanggilnya Bubur.

Di ruang bk yang hening dan tampak mencekam itu, Biyan kini melirik seseorang di sebelahnya yang nampak kusut. Kan Biyan gatel pengen nyetrikain.

Masa bodo dengan orang itu, masalah Biyan lebih berat. Karena melawan ucapan pak Alis tadi, Biyan harus menatap Bubur dengan tangan yang bergetar dan kaki yang lemas. Biyan lapar:(

Bu Burru pun masuk dan langsung menepati kursi di hadapan mereka dan diikuti oleh seorang murid, namanya Dara alias nama panjangnya Jendara Mulyono. Murid pintar, baik, banyak prestasi dan disayang guru.

Tapi aslinya gak gitu. Pintar-pintar gitu Dara adalah salah satu sahabat baik Biyan. Malah yang paling sengklek dari orang-orang sengklek pada umumnya.

Biyan malah sempat heran apakah Dara punya dua kepribadian? Jadi ngeri.

Dara di belakang Bubur hanya cengengesan menahan tawa dengan raut Biyan yang sengaja dibuat-buat agar Bubur tidak terlalu sadis memberikan hukuman.

Bubur nampak menghela napas, lalu memijat pangkal hidungnya. "Saya sudah capek ngasih hukuman ke kamu yang akhirnya malah kembali ke setelan pabrik" ucap Bubur.

Bubur nampak menghela bingung, lalu menatap murid di belakangnya yakni Dara. "Jendar, gimana kalau kamu aja yang kasih Rabi hukuman? Ibu liat kalian sering bareng," Dara nampak mengangguk semangat "Percayakan semuanya pada saya saja bu, dijamin Rabiyan bakal tobat 100%"

Bubur mengangguk"Memang hanya kamu yang Ibu percaya. Nanti kabarin saja gimana perjalanan hukuman Rabi. Kalau bisa masa hukumannya selama sebulan, ya" Biyan yang mendengarnya melotot.

"Itu hukuman apa penyiksaan, bu? Lagian nih, bu, Si Dara anaknya sesat banget. Dia mah titisan setan" Bubur nampak merengut mendengar kalimat Biyan.

Bubur hanya menggeleng. "Dia juga. Kalau bisa samain hukumannya dengan Rabi. Ibu mau keluar dulu. Laper." Bu Burru pun melangkah keluar ruangan yang kini tersisa tiga murid sekolah. Dara tertawa sangat kencang dan membuat wajah Biyan terlipat sebal.

"Hukumannya gampang, kok." Dara tersenyum bikin Biyan curiga dengan senyumannya itu.

Soalnya Biyan udah trust issue ke Dara. Dasar titisan Coridoras.

BRAKK

Biyan menggebrak meja kantin membuat semua arah pandang menatapnya.
Setelah puas membuat semua orang terkejut, Biyan menghempaskan tubuhnya pada kursi lalu menatap Dara tak percaya.

"Lo serius?! Gua?! Belok?!" Entah sudah keberapa kali Dara harus menjelaskan hukuman buatan otaknya sendiri itu. Dan sudah keberapa kali Biyan menggebrak meja kantin bikin orang-orang di sana jantungan.

"Lo tau Tala Sandewa? Yang nickname nya Taesan, kan?" Biyan menghela. Lagian siapa sih yang gak kenal dengan anak nakal satu sekolah yang hobinya bolos dan ngerjain anak-anak lain? Sialnya dia anak pintar dan cekatan bikin para guru bingung antar meluluskan nya atau mengeluarkannya.

Tapi kepintarannya itu ketutup banyak dengan sikapnya yang anti mainstream.

Biyan mengangguk. "Bikin dia suka sama lo" lagi-lagi Biyan rasanya ingan merobek fantasi Dara yang kadang suka diluar nebula.

Biyan gak habis pikir. Masa hukumannya harus membuat anak nakal itu belok ke Biyan, sih?!

"Gimana kalau dia belok beneran?"

Dara tersenyum licik "tinggal lo tinggalin si Taesan. Kan banyak cewek-cewek yang suka sama lo. Nah, pacarin salah satu dari mereka," Biyan bingung, nampak menimang-nimang

"Hanya sebulan, Bi" Biyan diam lagi

"Sebulan gua yang jaga sepupunya Corydoras"

"Deal"

Persetujuan hukuman pun selesai.

Dan kini tinggal aksinya.

Dara sudah menyiapkan strategi agar Biyan dan Tala berjalan bersamaan dan memiliki first imprasion yang bagus. Ah itulah pokoknya.

Kini, Biyan tengah menunggu Taesan di parkiran yang kini motornya sudah makin berkurang. Biyan berdehem kala situasi ini malah canggung padahal hanya dirinya di sana dengan Dara yang memperhatikan dari gedung lantai dua.

Dan akhirnya target pun muncul.

Tala melirik Biyan yang menyandari motornya. Biyan berdehem.

"Salam kenal, gua--" belum selesai mengucapkan kalimatnya, tatapan Tala membuat nyali Biyan tiba-tiba ciut.

Biyan menghela napas. "Gua Rabiyan. Yoroshiku onegaisimasu" karena tatapan Tala yang menusuk itu, Biyan jadi melantur dan malah mengucapkan kata dengan bahasa jepang. Maklum, akhir-akhir ini dia sering bergaul dengan Soobin TXT

Tala hanya menunjukkan wajah yang datang.

Karena tak ada jawaban, Tala menaiki motornya membuat Biyan harus berpindah tempat. Padahal udah nyaman:(

Tanpa mengucapkan kata, Biyan ditinggal oleh Tala begitu saja. Sungguh sangat sadis Tala ini meninggalkan Biyan yang diam dengan bibirnya yang manyun.

Sementara Dara di lantai dua ketawa dengan suara keras membuat orang yang berlalu lalang mengira bahwa Dara adalah seorang tarzan

BErsumbang~~ ^o^

Dare Dari Dara | TaesHan/GongFourzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang