Biyan dan Trauma

308 28 8
                                    

i swear you'll like it



***

Dan sekarang, Biyan sudah berada di dalam rumah. mengganti pakaiannya dengan kaus putih tanpa lengan, dan celana selutut. ia duduk di sopa ruang tamu dengan kaki yang bergetar-getar. Biyan juga menggigit jari kukunya merasa gelisah dan tak tenang.

hingga, pintu utama diketuk. Biyan tersentak, memandang pintu itu sebelum ia membukanya. bayangan masa lalunya tiba-tiba terputar di otaknya. Biyan berkeringat enggan membukakan pintu. 

tok tok tok

pintu diketuk lagi. Biyan menarik napas.

ia melangkah pelan, hingga tangannya telah meraih knop pintu. dibukanya pintu itu.

Biyan mendapati seorang wanita 40 tahun dengan cowok seumurannya yang berdiri di sebelahnya sembari bermain ponsel. Biyan tersenyum kaku lalu mempersilahkan kedua orang itu masuk.

cowok itu melirik ke seluruh penjuru rumah, wanita yang katanya 'ibu' itu duduk di atas sopa dan diikuti si cowok. Biyan pun ikut duduk di sopa tunggal.

"Mau minum apa?" tawar Biyan. Ibu tersenyum ramah menatapnya. "Air putih saja," jawab Ibu. Biyan melirik si cowok. "Jus jeruk ada, gak?" ucapan itu membuat sang Ibu menyenggolnya merasa bahwa ia kurang sopan.

Biyan mengangguk. "Ada." setelahnya, Biyan berlari kecil ke dapur meninggalkan Ibu dan si cowok melihat-lihat isi rumah yang mereka tamui.

wajah si Ibu nampak kusut, sedangkan si cowok nampak terpesona.

"Mah, dia tinggal sendiri?"

"Mah, Nagi juga ingin tinggal sendiri di rumah gede kayak gini,"

"Mah, dia siapa?"

"Mah, laper."

dumel si cowok kepada Ibu. Ibu tak menanggapi seluruh pertanyaan anaknya. karena, matanya kini hanya bisa menatap bingkai foto yang terletak di meja kecil. sebuah foto seorang Ibu, seorang nenek, dan Biyan yang tengah mengenakan toga dengan senyum tipisnya.

lalu Biyan pun datang dengan membawa daua gelas minuman yang langsung ia letakkan di atas meja. setelahnya, Biyan langsung duduk di atas sopa.

"Lu tinggal sendiri?" cerocos si cowok sesaat Biyan sudah duduk di sopa.

Biyan mengangguk patah-patah, lalu melirik Ibu.

Ibu tersenyum pada Biyan. ia pun langsung membenarkan duduknya. 

"Iyan, ini anak Ibu." ucap Ibu memperkenalkan cowok di sebelahnya. cowok itu mengangguk sembari meminum minumannya. Biyan diam tak bergerak. ia sangat terkejut dengan pernyataan itu.

"Gue Nagi, Bang. lu, Iyan?" ucap cowok itu memperkenalkan diri dengan senyum yang super lebar. Biyan diam tak bisa menerima fakta itu. fakta bahwa cowok ini merupakan adik tirinya.

Ibu tersenyum. "Maafkan Ibu yang baru bertamu setelah sepuluh tahun ini, nak. tapi dari lubuk hati Ibu, Ibu senang kalau kamu baik-baik saja." ucap Ibu sembari menaruh tangannya di dada, bahwa ucapannya itu jujur dari lubuk hatinya.

dalam hati Biyan menggeleng. bahkan 100 Biyan yakin bahwa dirinya tidak baik-baik saja setelah kejadian 15 tahun silam.

Biyan menunduk patah-patah.

"Bang Iyan siapanya aku, mah?" tanya Nagi pada Ibu. Ibu melirik Nagi, lalu melirik Biyan. 

"Kalian, kan, kakak adik walau tak sepenuhnya sedarah. tapi, kalian kan punya ayah yang sama." ucap Ibu membuat Nagi terkejut. Biyan meremas celananya dengan tangan yang bergetar. ucapan Ibu menyayat hatinya.

Dare Dari Dara | TaesHan/GongFourzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang