Aku suka kamu

309 30 6
                                    

I swear you'll like it

***
Ini sudah hari kelima. Dimana dua hari lagi akan diadakannya festival sekolah. Festival hari pertama adalah pementasan dan lomba-lomba, festival hari kedua adalah stand per kelas. Oleh karena itu, Minggu ini Biyan benar-benar sibuk apalagi ia perwakilan kelasnya dalam lomba lari estafet.

Hari ini di sekolah setelah bel pulang, semua murid kelas Biyan berkumpul masih mendekorasi kelas.

"Eh, aksesoris buat photo booth belum beli!" Seru Mey menyadari sesuatu. Semua malah panik dan sedikit khawatir. Karena Sabtu Minggu mereka rencananya untuk latihan lomba dan menyelesaikan dekorasi kelas hari ini.

"Biar gua yang beli." Ucap Biyan bak seorang pahlawan ditengah permasalahan. Juwan mengangguk setuju "Biyan, Hani, Soyu, kalian ke toko aksesoris. Bertiga aja soalnya lumayan banyak aksesoris yang harus di beli," suruh ketua kelas itu.

Rey selaku bendahara memberi uang pada Biyan. Biyan mengangguk mengacungkan jempol. "Gua ikut." Ucap Tala.

"Terserah." Ucap Juwan kembali fokus pada kerjaannya.

••
Di parkiran Biyan menatap Tala. "Gak bawa motor?" Tanya Biyan kala Tala mengikutinya. Tala menggeleng. "Lebih baik perginya bareng-bareng." Jawabnya. Biyan hanya ber-oh sebagai reaksi.

Mereka naik bus yang kosong, lalu diam saat sudah di dalamnya. Biyan di sebelah Tala tiba-tiba menyenggolnya.

Biyan melirik sana-sini, lalu berbisik pada Tala "Tal, habis dari toko, gua ada niatan buat ngajak Hani pulang bareng sambil jalan kaki. Gua juga mau ngajak Hani ke suatu tempat. Gua mau nembak dia."

Degh

Tala terdiam merasa ada sesuatu yang berdenyut.

"Kenapa? Kenapa gak pas festival aja?" Tanya Tala patah-patah. Biyan menggaruk kepalanya, lalu melirik Hani yang tengah bermain ponsel.

Biyan menatap Tala lagi "Gua, kan pas festival bakal jadi pangeran. Kalau gua diterima sama Hani, pas festival nanti gua mau ngerayainnya, atau.. gua mau bilang ke semua orang kalau gua sama Hani jadian." Ucap Biyan kesenangan dengan senyumnya yang tak luntur.

"Kalau ditolak?"

Biyan menatap Tala dengan ujung matanya.

"Ini kesempatan emas, Tal. Gua gak mungkin ditolak karena dari SMP kita sama-sama suka cuman gak ada kemajuan aja." Ucap Biyan. Tala tak bisa berkomentar. Dia merasa tak setuju dan sedikit khawatir akan kehilangan kesempatannya.

Sementara, Biyan tersenyum dengan wajah yang tersemu. Membayangkan bagaimana lucunya mereka dengan pakaian serasi di festival, cukup membuat Biyan senang.

Tidak dengan Tala.

•••

Di toko, Tala memperhatikan Biyan yang sangat dekat dengan Hani. Begitupun sebaliknya. Mereka saling memakaikan bando yang lucu satu sama lain.

Tala hanya memandanginya dengan sendu. Di sebelahnya, Soyu yang memperhatikan Tala membuat Soyu  memiliki teori sendiri.

"Lo suka sama Hani?" Tanya Soyu pada Tala. Tala reflek menatap Soyu. Soyu menghela sembari memasukkan beberapa manik-manik.

"Ada apa?" Tanya Tala balik pada Soyu. Soyu mengangguk lemas. "Sejujurnya, gua juga suka sama Hani. Sebelum Biyan kenal Hani, gua udah suka sama dia." Ucap Soyu. Mendengar ucapan Soyu, Tala malah jadi memiliki semangat.

"Iya, sih. Hani emang baik, pinter, manis, lembut, perhatian, ya walaupun Hani sedikit agak---" ucapan Soyu terhenti kala Tala tiba-tiba membekapnya.

"Gua gak suka sama Hani, Yu. Dan mungkin Gua bisa bikin lo deket sama Hani." Ucap Tala membuat Soyu membolakan matanya.

"Serius lo, tal?" Ucap Soyu memastikan. Tala mengangguk yakin. "Tapi gua minta tolong sama lo. Dan, Hani tadi agak apa?"

Soyu menutup mulutnya, lalu menengok sana-sini memastikannya tak ada yang dengar.

"Hani itu...obses. gua bahkan pernah gak sengaja liat di folder hp nya, ada banyak banget foto candid  Biyan di sana. Bahkan ada foto pas Biyan lagi telanjang dada." Ucapan Soyu membuat Tala terkejut. Ia mengepalkan tangannya.

"Mungkin di sana ada sekitar 2000an foto." Lanjutnya membuat Tala geram. Soyu menepuk punggung Tala melihat reaksi Tala yang seperti itu.

"Tal, meski begitu, Hani gak punya niat jahat. Dia cuma agak..."

Tala melirik Soyu. "Kenapa lo suka dia?" Tanya Tala membuat Soyu diam. Ia mengangkat bahunya.

"Entah. Hani itu first love gua, Tal." Ucapnya. Setelah itu, mereka berjalan menuju kasir dengan Biyan dan Hani yang menghampiri keduanya.

Sebelum Biyan dan Hani menghampiri mereka, Tala membisikkan sesuatu pada Soyu. Soyu mengangguk setuju dengan ucapan Tala.

••
Sore sudah datang. Keempatnya memutuskan berjalan di trotoar menuju sekolah yang tak terlalu jauh. Kantung keresek ada di tangah Tala dan Biyan yang jalan di belakang. Sementara Soyu dan Hani di depan tengah mengobrol.

Dari raut Biyan yang Tala tangkap, Biyan nampak merengut tak suka melihat keduanya yang sangat akrab itu.

Dan rencana pun dimulai.

"Gua sama Hani duluan, ya." Ucap Soyu tiba-tiba. Biyan hendak berbicara. Tapi itu terpotong.

"Iya sana," ucap Tala seolah mengusir. Soyu memberi isyarat pada Tala Dan Tala menjawab isyarat itu.

Melihat kepergian Soyu dan Hani membuat Biyan sangat-sangat cemberut. Ia kecewa, patah hati, dan 3c. Cemburu, Celingukan, dan crack (suara patah hati).

Gagal deh nembak Hani.

Dan kini.

Di bawah langit senja, di tempat di mana Tala menarik lengan Biyan menuju suatu tempat. Ranting pohon berhembusan kala angin menerpanya. Kedua orang itu terdiam di tempat itu.

Tempat banyaknya bunga-bunga dan ayunan serta permainan bermain yang lain. Sore ini begitu sepi di sana. Menyisakan suatu degupan di hati yang satu.

"Gua mau ngomong sesuatu" ucap Tala pada orang yang ada di depannya. Tala menggigit bibir bawahnya grogi.

Biyan berdehem menjawab panggilan Tala.

"Gua suka sama lo."

.
.
.

Hening. Biyan terkejut reflek menjatuhkan kantung keresek di tangannya. Ia melangkah mundu. Ucapan Tala tiba-tiba membuat Biyan merasakan hal yang aneh.

Apakah Biyan membencinya?

Biyan menggeleng. Merasa ada beberapa ucapan yang tiba-tiba berada di kepalanya.

"Gua suka sama temen lo! Lo gak bisa ngatur perasaan gua!"

"Kenapa? Toh lo sama Biyan gak saling suka, kan? Lo cuma cinta sepihak, kan? Jadi gua bisa dong ngelakuin hal yang gua mau?"

"Sean sama Tala selalu menyukai orang yang sama. Dari SMP sampai sekarang,"

Biyan tak percaya dengan pengungkapan Tala yang tiba-tiba itu. Dan juga tak percaya dengan ucapan teman-temannya yang ternyata tertuju padanya.

"Biyan," Tala menggenggam lengan Biyan, "Gua--"

Dengan cepat, Biyan menghempaskan tangan Tala dari lengannya. Wajah Biyan sudah berubah menatap Tala.

"Maksud lo apa?" Tanya Biyan yang kini tangannya sudah terkepal di kanan kirinya.

"Gua--"

"Jauh-jauh lo brengsek. Gua jijik dengernya." Biyan melangkah mundur. Matanya yang menatap Tala nyalang adalah pemandangan terakhir di sore ini.

Biyan melangkah menjauhi Tala.

Dan itu, akhir kisah mereka.

Akhir ucapan Biyan berhasil membuat Tala terdiam.

Bersambung (?)

HEHEH DUA CHAPTER LAGII TAMAT




Dare Dari Dara | TaesHan/GongFourzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang