- 01

748 114 22
                                    

Layar presetasi di depan sana menampilkan kekacauan yang terjadi di Istana Malacanang, kediaman resmi serta kantor utama presiden Filipina. Sejak wabah Nega-Genesis meledak di Jose P, Laurel Street, distrik San Miguel, Manila, virus menular dari orang ke orang, melalui gigitan. Virus itu menjangkit masyarakat Filiphina dengan ganas, dan menyebar lebih cepat dari mobilisasi Blitzkrieg milik Adolf Hitler.

"Sekejap saja, Filipina menyusul Laos dalam keruntuhan peradabannya. Hanya tersisa sedikit negara yang belum berpindah ke Shelter." Kaizo, seorang pria berperawakan jangkung anti cerutu berdiri di atas mimbar. Aroma parfumnya menguar sampai ke radius satu meter. Seorang mahasiswa bahkan sampai mengendus-endus darimana asal aroma pinus ini.

Lalu, slide presentasinya tergantikan oleh potret tangan koyak yang perlahan-lahan membusuk.

"Virus itu tidak bisa dicegah." Ujar Kaizo lagi. "Sekali tergigit, maka tidak ada kesempatan untuk hidup sebagai manusia dengan kesadaran penuh. Tidak ada vaksin!"

Seorang mahasiswa berkacamata mengangkat tangan. Bajunya ringsek dan tasnya alisnya tebal, seperti orang Tajikistan pada umumnya.

"Ya." Kaizo mempersilahkan laki-laki kacamata itu angkat bicara.

"Bukankah katanya, pemerintah Amerika sudah merintis sebuah vaksin?" Tanyanya.

"Itu gimmick. Mereka memberitakannya supaya masyarakat dunia jadi merasa segalanya akan baik-baik saja." Kaizo menggeleng lemah. Si mahasiswa berkacamata tak nampak terkejut, ia hanya bergumam, bahunya merosot, dan ia bertahap menurunkan acungan tangannya.

Kembali pada presentasinya, Kaizo mulai bicara lagi, "Lihat lukanya. Tangan itu ... busuk."

Mahasiswa-mahasiswa di tribun memerhatikan foto yang diambil oleh tim forensik kepolisian, dan menyelidikinya. Itu seperti luka diabetes dengan gangrene basah dan pembekakan, ada banyak darah di mulut lukanya. Lukanya seperti meleleh. Penuh nanah.

"Nega-Genesis merambat menuju sum-sum tulang belakang dan perlahan menginfeksi tubuhmu. Semuanya berasal dari gigitan." Kaizo menerangkan. Ia merogoh saku kemejanya, dan memamerkan sekeping uang koin dengan cetakkan wajah menyamping Ratu Elizabeth kedua. "Sum-sum tulang belakang bertugas memproduksi darah. Mari menganggap, koin ini ialah sekeping darahnya."

Kaizo mundur dari mimbar dan mulai mengelilingi tribun mahasiswanya, berharap tidak ada seorang pun yang tidur di kelasnya. Jika ada, Kaizo berniat ingin menendang pantatnya keluar dari auditorium. "Satu keping darah berisi komponen plasma darah, eritrosit, leukosit, dan trombosit."

Kaizo mengacungkan koinnya tinggi-tinggi, hingga benda itu menjadi pusat atensi mahasiswa-mahasiswanya.

"Nega-Genesis bekerja dengan menginfeksi pabrik darah, sum-sum tulang belakang, menjadikannya memproduksi darah dengan komposisi plasma lebih banyak daripada komponen-komponen lainnya. Tidak ada cukup sel darah eritrosit, sel darah leukosit, dan trombosit di satu keping koin Ratu Elizabeth ini." Kaizo mulai menurunkan tangannya. "Kekurangan sel eritrosit secara besar-besaran dapat menyebabkan kegagalan multi-organ. Tak ada cukup banyak leukosit artinya penurunan imunitas tubuh untuk melawan infeksi. Sedikitnya trombosit juga akan mengakibatkan terhambatnya proses pembekuan darah, makanya,"

Kaizo kembali ke mimbar, dan berdiri di samping slide presentasinya, "Lukanya tak akan menutup. Seperti yang kamu lihat pada gambar. Tidak ada trombosit berarti tidak ada mikro sel dalam pembentukan bekuan fibrin."

Kaizo mendengar kelasnya riuh akan suara bisik-bisik. Bagi orang awam seperti mereka, keberadaan virus Nega-Genesis cukup menggemparkan. Kaizo menatap keramaian di depannya dengan senyum culas.

"Namun sebagai gantinya, plasma darah yang mengikat virus Nega-Genesis menyediakan fitur baru. Virus Nega-Genesis punya krakteristik seperti trombosit, namun cara kerjanya berbeda." Kaizo memindahkan slide presentasinya mempergunakan remot di meja laptopnya. Dia memperlihatkan hasil foto tangan utuh dari seseorang. "Lihat, dia utuh. Tangannya cantik. Meskipun lukanya berbekas, tapi perdarahannya berhenti. Virus Nega-Genesis memperbaiki struktur lukanya, seperti semula."

Gempa x Reader | NegagenesisWhere stories live. Discover now