- 03

525 94 50
                                    

Wanita itu merampok kesemua amunisi di kantor kepolisian terbengkalai di Beijing. (Nama) rela mengangkut dan melemparkan kursi duduk ke kaca depan kantor polisi untuk menerobos masuk. Sebab pintu utamanya terhalang oleh almari brangkas. Kelihatannya, seseorang mencoba bertahan hidup di sini, sehingga orang itu memblokir jalan masuk, namun (Nama) malah memergoki seorang zombie Grade II ada di dalam, berkeliaran dalam seragam dan atribut lengkap kepolisian. Dia pasti sudah terinfeksi sejak awal.

Tak punya pilihan lain, (Nama) membereskan satu zombie yang tersisa di dalam, supaya ia dapat menjarah peluru-peluru dengan perasaan aman.

Kantor polisi itu hanya sepetak tanah kecil di antara ruko pertunjukan akrobatik opera Sinchuan dan restoran teripang rebus. Dinding depannya dibuat dari kaca, dan isinya sudah acak-acakkan tidak karuan. Beberapa mayat ditemukan membusuk di sel. Kematiannya belum lama, bahkan Gempa menebak, kurang dari setengah hari, tapi virus Nega-Genesis mengekselerasi proses pembusukan mayatnya.

"Mereka punya banyak." (Nama) membongkar laci-laci di konter depan kantor kepolisian.

Gempa beralih melihat kepada brosur di meja tamu. Gempa menariknya. Polisi-polisi itu sedang menggelorakan kampanye anti narkoba, dan rencananya, mereka akan bekerja sama dengan figur artis sinetron di Dongzhimen Inner Street, Distrik Dongcheng. Gempa memerhatikan desain pamfletnya selagi ia mendengar suara berisik yang ditimbulkan (Nama). Gempa meliriknya sebentar. (Nama) sibuk merampok sepenjuru laci polisi, dan mereload peluru-pelurunya.

Nah. Gempa membolak-balikkan pamfletnya. Kampanye itu tidak akan dilaksanakan. China, sepenjuru Beijing, telah terinfeksi. Gempa menghela napas berat. Dia belum siap memulai kehidupan yang tak nyaman dan penuh tekanan. Dia ingin cepat-cepat pergi ke Shelter terdekat di provinsi Hebei, berharap dia akan bertemu pengungsi lain.

Shelter Hebei dibangun oleh presiden untuk berjaga. Bunker bawah tanah itu belum difungsikan sama sekali mengingat Beijing masih layak untuk dihuni semenjak rezim membangun tembok besar di sekelilingnya.

Gempa tak berpikir Shelter Hebei akan sebaik Shelter di California, atau Shelter Toronto, atau Shelter Kanagawa dan Aichi. Shelter-shelter lain bisa saja telah memiliki kehidupan dinamis, seperti selayaknya prefektur modern dengan sistem tata letak perkotaan urban yang apik dan aman. Kendati begitu, Gempa harap Shelter Hebei setidaknya memiliki fasilitas untuk memulai peradaban, seperti rumah tinggal, residensi, dan jaringan intranet sendiri. Gempa ingin segera membangun penelitiannya lagi, sedikit lebih detail, sehingga ia bisa memproduksi Astra Zeneca anti Nega-Genesis dalam jumlah besar, lalu hidup tenang di Shelter Hebei, tanpa diganggu. Gempa merindukan hari-hari menyenangkannya di rumah sakit, melakoni shift, bekerja di instalasi bedah, ditelpon untuk cito, dan ... tidak bertemu dengan zombie.

Baiklah, Gempa mentoleransi bila ia akan bertemu dengan zombie. Tapi di ruangan Operating Theater! Bukan di jalanan! Gempa hanya ingin bertemu zombie di ruangan Operating Theater, dan tentu saja, si zombie mesti berada dalam keadaan terbius total, baru Gempa akan mau menyentuhnya untuk mengangkat sum-sum tulang belakangnya, atau memasukkan labu leukosit ke pembuluh darah si zombie setelah berdiskusi dengan para staff onkologi medik—well, meskipun tak dapat dipungkiri, orang-orang lebih menyukai cara operasi pengangkatan sum-sum tulang belakang ketimbang transfusi. Bagaimana pun, operasi menyuguhkan prosentase keberhasilan yang lebih tinggi.

Gempa memeluk cooler bagnya lebih erat. Gempa sangat ingin menyediakan cara yang lebih murah dan praktis untuk menyembuhkan infeksi Nega-Genesis. Dia tidak sudi berada di dunia di ambang kehancuran terlalu lama.

Brak!

(Nama) menjatuhkan sekoper bungkusan peluru magnum. Tapi sayangnya, peluru itu tidak sesuai dengan laras senjata-senjata apinya. (Nama) mendecak. Dia memerlukan lebih banyak amunisi. Lebih banyak, lebih baik. Lebih banyak, makin terjamin. Populasi manusia di Beijing banyak sekali, gelisah rasanya kalau tidak menyimpan lebih banyak sediaan.

Gempa x Reader | NegagenesisWhere stories live. Discover now