- 15

339 74 55
                                    

Ada beberapa opsi rencana untuk memobilisasikan armada-armada berat ke Shelter Yerusalem. Entah itu mendatanginya melalui Yordania, Mesir, atau menyerang langsung Tel Aviv-Yafo dari pelayaran Laut Mediterania. Kalau kata Laksamana Tarung, sepertinya dermaga Tel Aviv-Yafo sudah tidak lagi difungsikan, mengingat orang Israel ogah-ogahan tinggal di luar Shelter di tengah-tengah wabah. Mereka benar-benar memusatkan perabadan di Shelter Yerusalem.

Karena lapisan pertahanan teritori laut satu-satunya telah lumpuh, Shelter Paris memutuskan memilih opsi menaggresisi lewat jalur air.

Puluhan kapal induk diberangkatkan dari pelabuhan Le Vieux Port setelah Shelter Paris bekerja dengan Shelter lainnya di Perancis, Shelter Avignon. Kapal-kapal itu jauh lebih lebar dari lapangan golf.

Kapal induk yang diberinama Charles de Gaule, kapal induk kebanggaan orang Perancis, berbondong-bondong membelah samudera. Kapal itu diisi oleh empat puluh pesawat terbang, empat puluh dua ton alutsista, dan menampung ribuan orang. Sejumlah kapal serbu amfibi juga dilepaskan dari pelabuhan, dengan mesim pemecah es yang menderu seperti suara otomotif usang.

Kapal-kapal itu dikirim ke laut lepas bersama-sama, di dalam satu formasi yang mana sayap kanan dan sayap kirinya dipimpin penuh oleh orang-orang kepercayaan Champ de Mars dengan gonggongan terompet di atas langit. Terompetnya dibunyikan sebagai simbol dimulainya peperangan berdarah, dan bunyinya menggelegar, serta diromantisasi oleh geluduk serta kilat panah kelondan di atas jumantara raya. Langit sepenuhnya menyala karena serabut kilat-kilat dari nimbostratus, sebelum akhirnya hujan datang dari lengkara. Hujannya sama sekali tidak menghentikan perang. Meskipun angin pra badai dan halilintar bermesra di atas junjungan langit, selama bintang masih terlihat, Shelter Paris tidak punya alasan untuk mundur.

Ada satu sambungan sinyal radio yang mendesak masuk pada alat komunikasi Laksamana Tarung, meskipun pria itu sedang sibuk mengobrol tentang pendaratan mereka di Tel Aviv. Gemeresak muncul dari walkie talkienya, dan Laksamana Tarung segera mengangkat, "Ada apa?"

"Tel Aviv, dijaga!" Ucap Fang.

Laksamana Tarung tidak menunggu Fang menjelaskan. Laksamana Tarung lekas bangun dari posisinya, dan berjalan pada anjungan kapal induk dimana kontinen telah terlihat di antara perairan.

"Izinkan operasi." Tarung memutus sambungannya, kemudian kembali memantau apa yang komandan-komandan di bawahnya perbuat. Sekelebat bayangan mengenai seperti apa kondisi (Nama) di geladak kapal mengganggu pikiran semerawut Tarung, tapi Tarung lantas mengenyahkan perasaan berburuk sangkanya, dan berkonsentrasi memonitor. Anak itu memiliki darah Tarung. Darahnya mengalir di tubuh anak perempuannya. Tarung percaya, (Nama) tidak akan begitu ceroboh untuk meninggal karena misil. Atau hal-hal semacam proyektil. Dia sempurna polisi. Dia bukan orang militer.

Tarung menyaksikan adanya lontaran meriam dari arah Tel Aviv. Itu meriam konvensional, bukan misil. Misil bisa dihentikan dengan misil lainnya, lalu mereka akan meledak di langit. Tapi meriam konvensional tidak bisa dideteksi radar. Tembakan-tembakan itu berbentuk api yang menyala-nyala, berbuntutkan asap sulfur seperti komet berekor panjang.

Meriamnya menabrak pesawat terbang yang baru saja akan lepas landas. Meriam itu menghancurkan fuselage dan sayap kiri pesawatnya. Akibatnya, pesawat kehilangan gaya dorong, kemudian jatuh seperti angsa origami ke lautan.

Komet-komet datang lagi. Mereka terlihat begitu ingin membendung Shelter Paris.

Lima buah pesawat pengebom di kapal induk lain diberangkatkan. Di pesawat itu, Tarung mengingatnya, diisi oleh salah satu mantan pilot dari angkatan udara Inggris, yang entah kenapa malahan bekerja untuk Interpol.

Sedangkan di sisi lain, (Nama) ada di kapal induk nomor tiga, kapal induk di sayap kanan, bersama-sama dengan Gentar, tapi Gentar pergi karena keburu diperintahkan mengemudikan seunit aircraft pengebom oleh instrukturnya.

Gempa x Reader | NegagenesisWhere stories live. Discover now