- 24

363 74 27
                                    

Herniorrhaphy ditetapkan harus selesai dalam dua jam. Tapi overshift berulang kali entah kenapa menjadikan Gempa mengingat kembali 'tempo' manuver tangan dari performanya dulu, sebelum ia dipekerjakan presiden China, Gempa jadi mengerjakannya selama sejam setengah saja. Jam sayatnya berada dipukul 07.00 AM, dan operasinya berakhir pada pukul 08.30 AM. Tepat 08.30 AM. Gempa sendiri tidak sadar, ia bekerja terlalu lama di lab Beijing. Dia kehilangan tempo manuver tangannya seewaktu ia masih secara fulltime menangani penyakit aneh-aneh di rumah sakit rujukan internasional.

Tapi sekarang, dipekerjarodikan oleh rumah sakit pemerintah di bawah kekuasaannya Vargoba justru membawa performa bagusnya kembali.

Gempa melihat perawat-perawat memindahkan pasien terakhirnya ke brankar, berniat memindahkannya ke ruang pemulihan. Gempa segera melepas APDnya, dan membuang kain-kainannya ke tong sampah linen. Kini, hanya tersisa apron plastik sekali pakai pada tubuhnya dan satu setelan baju scrub sewarna hijau lumut yang sejujurnya bukan miliknya—rumah sakit ini menyediakan scrub steril di ruang ganti dokter, oleh karena itu, Gempa tidak perlu membawa dua set pakaian sekaligus.

Gempa lekas duduk di sisi ruangan OT, ia mengerjakan laporan pasca operasinya. Ada beberapa halaman yang perlu diisi, dan ditandatangani seorang dokter operator. Pasien ini juga akan memerlukan visit nanti siang dan keesokan paginya.

Gempa menuliskan obat pereda rasa nyeri secara intravena selama pasiennya dirawat inap, dan melengkapi form asesmen medisnya untuk dilaporkan ke penanggungjawab harian.

Dia duduk sendirian. Pasiennya sudah didorong pergi ke ruang pemulihan. Perawat membawanya. Dokter anastesinya pun duluan pergi ke ruang OT sebelah, melanjutkan dengan mengunjungi operasi pengangkatan sum-sum tulang belakang oleh dokter baru, si petakilan nan banyak omong, Thorn. Residennya juga pergi tidak lama setelah Gempa membereskan APDnya—mereka residen baru, mereka belum memulai apapun. Bahkan mereka tidur di sepanjang shift, dan meminta koas untuk membangunkannya apabila ada operasi. Gempa akan memarahinya lain kali.

Gempa duduk sendirian di ruang OT yang ACnya senantiasa dibuat super dingin. Bed operasi di sentral ruangannya bersih. Lantainya juga bersih. Operasi hernia tergolong operasi bersih. Gempa sering berada di situasi ini; duduk menyendiri ketika dokter anestesi, residen mengantuk, koas, dan perawat sudah pergi, ia akan menulis laporan di sudut ruangan, tapi dengan pemandangan darah bercampur natrium klorida berceceran dimana-mana.

Setelah mengingat pengalaman lamanya, Gempa melepaskan apron plastik sekali pakainya, dan membuangnya juga ke tong sampah infeksius.

Gempa keluar dari ruang OT, mencuci tangan, dan mengeringkannya. Bertepatan dengan selesainya jam shift Gempa, gerombolan orang datang dari arah pasien masuk. Mereka rusuh sekali.

Sekumpulan orang mengiringi kedatangan bed baru. Dan Mother Kirana meminpin jalannya. Ada banyak dokter lain.

Gempa tahu betul betapa peliknya situasi instalasi bedah sentral. Satu ruang OT bahkan biasanya hanya diisi oleh dua dokter, dan satu petugas instrumen. Tapi mereka memusatkan perhatian pada pasien itu, menspesialkannya dengan mendampinginya beramai-ramai.

Gempa menyisikan diri ke samping. Mother Kirana sempat menatapnya, lalu ia memalingkan muka, berkonsentrasi menatap lurus ke depan, tak begitu menghiraukan keberadaan Gempa.

Gempa tidak meragukan pengelihatannya sewaktu ia memergoki Mother Kirana mempergunakan manusia hidup untuk eksperimennya—dan meskipun kasusnya berakhir damai, karena Mother Kirana tidak mempermasalahkannya dan Gempa membayar ganti rugi.

Gempa merasa dia terlalu lelah. Pasiennya membludak ketika dokter tua mulai pensiun karena penyakit lansia. Rumah sakit-rumah sakit di bumi benar-benar berkekurangan dokter bedah. Tidak ada yang mau menjadi dokter bedah. Itu pekerjaan seram semenjak WMA menambahkan operasi pengangkatan sum-sum tulang belakang pada seorang infected ke dalam blok komptensi dokter bedah. Orang-orang ogah berurusan dengan zombie.

Gempa x Reader | NegagenesisWhere stories live. Discover now