- 02

580 106 62
                                    

Mengerikan. Gempa mesti berurusan dengan zombie-zombie menjijikan itu. Mereka berkulit pucat. Jalannya kadang pincang, karena satu kakinya pengkor. Mereka telah mengalami luka, tapi karena reseptor rasa sakit pada zombie tumpul sekali, dan artinya tolerasi mereka terhadap sakit jauh lebih tinggi ketimbang manusia biasa, mereka bisa tetap merangkak meskipun anggota tubuh mereka hancur dilindas roda kereta api.

Mereka juga berprilaku aneh. Ketika tidak ada mangsa, Gempa melihat, salah satu dari mereka memukul-mukulkan kepalanya ke kaca pelindung tabung fire extinguisher. Sebagian melamun. Sisanya bertingkah gila, entah dengan berputar dalam posisi Cinquieme. Kuda-kuda penari balet.

Menurut Gempa, bagian terburuk dari pengalaman ini bukan melihat air liur yang menetes dan menggenang di lantai, atau terciprat lendir dari prosesi transformasi Grade II ke Grade III, melainkan mengetahui bahwa mereka ialah kenalan Gempa. Maksudnya, ya ampun, dalam mimpi sekali pun, Gempa tidak akan membayangkan keadaan semacam terjebak di rumah sakit dengan zombie-zombie Nega-Genesis.

Bejing kota besar. Munisipalitas dari kepemerintahan Tiongkok melindungi Beijing dari wabah Nega-Genesis. Perlindungan mereka tiada dua, hampir menyetarai kualitas sekuritas Moskow dan Washington DC. Bahkan orang-orang di bumi banyak yang berpindah kemari supaya mereka dapat berlindung di balik tembok besar China serta barrier-barrier militer di sepenjuru Megapolis Jing-Jin-Ji. Tapi, persepsi Gempa berubah. Seberapa pun presiden mencegah agar peradabannya berpindah ke Shelter, nyatanya usahanya akan runtuh juga. Persebaran sporadis Nega-Genesis tak terhentikan bahkan oleh infrastruktur bernilai triliunan Yen.

Gempa hanya dapat menggigit bibir. Dia tidak bisa menerobos keluar dari rumah sakit, apalagi sampai mengungsi ke Shelter terdekat.

Shelter terdekat ada di provinsi Hebei. Shelter yang sebetulnya dipersiapkan untuk darurat nasional. Namun, bangunannya masih mentah, sebab rakyat China bertahan di Beijing untuk hidup, dan menolak bermukim di Shelter sumpek tanpa keleluasaan terhadap kebutuhan sinar mentari.

Letaknya cukup jauh apabila ditempuh dengan kaki. Shelter Hebei berbatasan langsung pada teluk Bohai. Bangunan Shelternya menyempil di antara Beijing dan Tianjin.

Tidak, jangankan pergi ke provinsi Hebei untuk menyelamatkan diri dari wabah. Keluar dari rumah sakit pun, rasanya mustahil. Gempa tidak dibekali apapun selain alat-alat medis yang dicurinya dari depot instalasi bedah sentral. Sebuah instrumen bedah ortopedi. Ini lebih baik ketimbang memegang pisau B-Braun.

Bermodalkan gergaji tulang, Gempa menerobos tangga darurat dan turun ke lantai satu. Lantai dimana ia bisa keluar dari gedung. Namun ia kembali terpojok oleh kerumunan zombie yang awalnya pasien dan petugas rumah sakit. Gempa mengenali segelintir dari mereka. Miris rasanya, tapi Gempa tak bisa berbuat apapun untuk menolong.

Zombie di lantai dasar jumlahnya lebih banyak. Jauh lebih banyak daripada perkiraan Gempa. Kemarin malam, saat Gempa datang ke rumah sakit dengan cup kopi luwak yang asapnya masih mengepul, Gempa masih bisa menonton aktivitas sibuk rekan-rekan sejawatnya. Kalau diingat lagi, Gempa jadi curiga akan kronologi persebaran zombie di sini. Begini ceritanya. Tempo hari, tepat pukul tujuh malam, Gempa datang dengan mantel panjang dan kopi. Gempa ingat betul, ia memarkirkan mobilnya di basement satu, dan naik ke lantai dasar, hendak menyetor muka di mesin absen berbasis face-ID. Gempa melewati batas-batas kaca Unit Gawat Darurat. Gempa sempat mengintip dari kaca tembus pandangnya, sebab ada keributan di sana. Seorang pria muda baru saja datang dari ambulans. Pria itu dikekang di brankar, mulutnya disumbat oleh alat intubasi endotrakeal, dan dia diberikan sedative. Untuk mengeluarkan efek racunnya, dokter meresepkan enema pada si pria kejang dan memasukkan tubuhnya ke ventilator tekanan positif, dan berupaya mengirimnya untuk melakoni pengangkatan sum-sum tulang belakang karena transfusi leukosit amat mustahil di keadaan genting.

Gempa x Reader | NegagenesisWhere stories live. Discover now