- 10

371 78 55
                                    

Sendi golem itu menyeluduk ketika ia berusaha membuang peluru meriamnya—tidak—atau lebih tepatnya, melambungkan kembali pelurunya ke mana pun ia berasal.

Sejurus kemudian, si golem melontarkan pelurunya balik ke dinding Shelter Hebei, menghancurkannya instan dengan kerusakan parah. Akibatnya, tercipta lubang besar di sisi tenggara Shelter karena tabrakan dari benda tumpul.

Daripada memerhatikan bagaimana peluru itu dilemparkan balik  ke meriam asalnya, bagai frasa senjata makan tuan, (Nama) lebih tertarik melihat baik-baik fenomena lain di sisinya. Gempa. Pria itu mengendalikan Golemnya seperti remot kontrol.

Setiap sel sarafnya memproduksi gelombang perintah. Gerak ototnya dikirimkan melalui sinyal, laksana neuron menjalari serabut saraf.

Difusi neurotransmiter melewati celah sinaptik, dan secara fisika kuantum, atau lebih spesifiknya quantum entanglement, sinapsis listriknya terhubung pada golem besi. Quantum entanglement terjadi, sebab sekelompok benda-benda besi dihasilkan dari proses penyatuan magenetik, mereka saling berinteraksi dalam kedekatan spasial hingga keadaan kuantum—sistem fisik dalam pengaturan fungsi gelombang yang secara matematika diwakili oleh vektor-vektor keadaan—dari setiap benda yang tidak dapat dijelaskan secara independen mulai saling terhubung.

(Nama) membelalak tak percaya, ia pikir quantum entanglement hanya ocehan ilmuwan belaka. Nyatanya mengapa bila ada salah satu bayi kembar menangis, dan tangisannya diikuti oleh bayi lainnya, salah satu contoh fenomena tak terpecahkan dalam konsep quantum entanglement, benar-benar ada.

Mekanika kuantum menyebabkan dua hal yang tak berkaitan secara massa dan spasial menjadi saling terhubung; tangan Gempa, dan golem besi itu. Namun mereka terhubung dalam jembatan kuantum. Seperti pikiran dua bayi kembar sebagai kondisi spin up dan spin down.

Apa yang menjembatani mereka diketahui sebagai dualitas gelombang-partikel. Entitas kuantum selalu dapat digambarkan dengan gelombang.

"Astaga. Max Planck, Albert Einstein, Louis de Brogilie, Arthur Compton, Niels Bohr, dan Erwin Schrödinger tidak membohongi para siswa! Teori mereka bukan semata-mata rumus membosankan di pelajaran sekolah!" Solar, seseorang yang muncul di balik dinding runtuh Shelter Hebei berkomentar.

(Nama) dan Gempa spontan melihat pada Solar.

Pria itu sekonyong-konyong datang dari reruntuhan. Dia tampaknya bukan tentara. Dia tidak membawa alutsista di tangannya. Dan jas labnya kotor karena debu.

Setelah melawan peristiwa di luar nalar dalam sekejap mata, (Nama) bangkit, ia mengabaikan betapa mengerikannya golem bertubuh besi buatan Gempa, juga memilih memaklum anomali fisika kuantum itu, dan memutuskan untuk berlari pada Solar. Solar dijatuhkan dalam posisi tengkurap. Solar dibuat tiarap dengan suara gedebuk pelan. Secara instan, (Nama) mengikat kedua tangannya di balik punggung, memborgolnya, agar ia tak menjadi ancaman, dan setidaknya bisa disandera apabila mereka memerlukannya.

(Nama) memandang ke sekeliling. Tidak ada seorang pun yang datang. Tidak ada tentara Shelter Hebei.

"Hey, ya ampun. Jangan salah paham, aku hanya penduduk sipil!" Solar mencicit. "Kamu itu siapa? FBI? CIA? PBB? Orang suruhan presiden? Kenapa ada golem yang ditimbulkan dari reaksi fisika kuantum! Kenapa golemnya menghancurkan Shelter Hebei? Jangan-jangan, kamu perompak Somalia!"

(Nama) merasakan lidahnya mulai kelu. Dia tidak bisa menjawab. Di tengah upayanya melumpuhkan anggota gerak Solar, (Nama) masih menatap Gempa dan golemnya. Tangan Gempa dibungkus oleh serpihan-serpihan besi baja tak berbentuk. Dan ia mengendalikan golem itu sepenuhnya. Bahkan gerak napas vesikuler dari paru-paru Gempa ditiru oleh si golem, seolah mereka berbagi jiwa.

Gempa x Reader | NegagenesisWhere stories live. Discover now