Aku mencoba mundur, tetapi mereka segera mencengkeramku lebih erat. Pria yang lebih besar mulai meraba payudaraku dengan tangan yang kasar, mencengkeram bahu dan pinggangku dengan kekuatan yang membuatku merasa tak berdaya. "Nikmati saja, sayang. Ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan," katanya dengan nada yang penuh nafsu.
Rasa jijik dan ketakutan bercampur aduk dalam diriku. Aku merasa seperti kehilangan kendali atas tubuhku sendiri, diperlakukan seperti objek tanpa nilai. "Tolong, jangan lakukan ini, Mas," pintaku dengan suara yang semakin lemah.
Pria yang lebih kecil mulai mencium leherku dengan kasar, sementara pria yang lebih besar meraba payudaraku dengan tangan yang dingin dan kasar. "Kau akan belajar, sayang. Malam ini kau milik kita," bisik pria yang lebih kecil di telingaku, suaranya penuh nafsu dan kebencian.
Aku merasakan air mata mengalir deras di pipiku, rasa sakit dan penghinaan yang tak tertahankan semakin menguasai diriku. Setiap sentuhan mereka membuatku merasa lebih hancur, seolah-olah mereka mencabik-cabik setiap bagian dari martabatku. "Tolong, hentikan," pintaku dengan suara yang tersedak oleh isakan.
Mereka hanya tertawa lebih keras, tidak memperdulikan permohonanku. Pria yang lebih besar semakin menekan tubuhku ke tempat tidur, mencengkeram payudaraku dengan lebih kuat hingga rasa sakitnya semakin tajam. "Nikmati saja, sayang. Kau akan segera merasakan kenikmatan yang belum pernah kau alami sebelumnya," katanya dengan nada mengejek.
Pria yang lebih kecil mulai menggerakkan tangannya ke bawah, meraba perutku dan kemudian semakin mendekati selangkanganku. "Ayo, kita lihat seberapa cepat kau bisa beradaptasi menjadi wanita seutuhnya," bisiknya, nafasnya yang hangat dan kasar terasa menjijikkan di telingaku.
Aku mencoba meronta, tetapi usahaku sia-sia. Tubuh mereka yang kekar dan kekuatan mereka membuatku merasa tak berdaya. Dalam keputusasaan, aku hanya bisa berdoa, memohon agar semua ini segera berakhir. "Ya Allah, tolong aku," bisikku dalam hati, berharap ada keajaiban yang bisa menyelamatkanku dari mimpi buruk ini.
Pria yang lebih kecil mulai meraba-raba selangkanganku, sementara pria yang lebih besar terus menciumi leher dan payudaraku. Rasa takut yang mendalam membuat tubuhku semakin gemetar. Aku merasa benar-benar hancur, tak ada lagi yang bisa kulakukan untuk melindungi diriku.
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
YOU ARE READING
Takdir Menjadi Perempuan
General FictionRahman, seorang ustadz muda yang berdedikasi, bersama sahabatnya Aiman, terlibat dalam kisah cinta segitiga dengan perempuan bernama Aisyah. Setelah Rahman melamar Aisyah, kebencian tumbuh dalam hati Aiman. Suatu malam, Rahman diculik oleh orang tid...