Takdir Menjadi Perempuan | Part 16 | Kotor (21+)

486 2 0
                                    

Tubuhku gemetar dengan sisa-sisa gelombang kenikmatan, dan aku bisa merasakan setiap detak jantungnya yang berpadu dengan milikku, seolah-olah kami berdua menjadi satu.

Aiman terkagum karena wajah seksiku yang sensual, ia melepas penisnya dari vagianku, lalu mulai menjilat cairan kenikamatanku tanpa tersisa, karena Aiman dari klimaks pertamaku sampai terakhir, dia belum mencicipi cairan hangat kenikmatanku itu.

Setelah selesai, Aiman mencium bibirku, "Gimana Rahma Sayang, enak?" tanya Aiman.

"Enak banget, Mas Aiman...," jawabku dengan napas terengah-engah, mencoba mengatur nafasku.

"Kamu mau lagi?" tanyanya dengan suara yang dalam dan penuh gairah.

Karena masih terpengaruh obat perangsang, aku hanya mengangguk sambil tersenyum, mengisyaratkan persetujuanku. Aiman lalu berdiri dari duduknya, bukannya mendekatiku, dia malah berjalan ke arah pintu. Aku merasa bingung sejenak, tetapi tetap tenang, sepertinya dia memiliki rencana lain.

Aiman membuka pintu, dan tak lama kemudian, tiga orang pria dengan helm masuk ke dalam ruangan. Aku mengenali mereka dengan segera – mereka adalah orang-orang yang menculikku. Aku merasa sedikit kaget, dan ketika mereka membuka helm, ternyata mereka adalah teman-teman lamaku dan Aiman: Farhan, Adi, dan Sofyan. Bukannya merasa takut, aku justru merasa senang melihat mereka, aku penasaran dan ingin tahu bagaimana rasanya digilir banyak orang.

Mereka dan Aiman mulai bergerak mendekatiku dengan seringai di wajah mereka, membuat situasi jadi memanas. Aku pun ikut tersenyum, tidak lama kemudian Aiman menuju ke belakangku. Aku mencoba menutup mataku untuk menikmati momen ini, tiba-tiba aku merasakan tanganku diangkat ke atas, lalu Aiman memegangi pergelangan tanganku. Aku tidak tau siapa, tapi ada dua buah tangan yang meremas-remas kedua payudaraku serta memainkan kedua putingku. Lalu aku merasakan ada benda tumpul dan basah yang kuduga itu adalah sebuah lidah.

Aku membuka mataku dan berpura-pura berontak. "Aahh...jangan!", seruku agar tidak terlihat seperti aku yang menginginkannya. "Janga- ...hmppf", kataku terputus karena tiba-tiba mulutku dibekap oleh Aiman yang ada di belakangku. 


Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio. 

Takdir Menjadi PerempuanWhere stories live. Discover now