Takdir Menjadi Perempuan | Part 4 | Secercah Harapan

1K 6 0
                                    

Plak! Plak! Plak! Plak!

Pria itu menampar-nampar pantatku yang bulat dan kenyal. Aku menangis tersedu sedu. Hujaman demi hujaman terus dilesakkan pria itu, sementara aku mengeliat-geliat kesakitan. Sampai akhirnya, pria itu mengerang keras, dan penyiksaan itupun berakhir setelah cairan sperma itu tumpaah membanjir lubang anusku.

"Jilat penisku!", pria itu membentak. Dengan rasa takut dan jijik, sambil berlutut aku menjilati kejantanan pria itu yang mulai lemas.

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang cepat mendekat. Pintu ruangan terbuka dengan keras, dan seorang wanita dengan seragam perawat masuk dengan wajah penuh ketegasan dan amarah. "Apa yang kalian lakukan di sini? Hentikan sekarang juga!" teriaknya dengan suara keras.

Kedua pria itu tampak ragu sejenak, lalu memutuskan untuk memakai pakaian mereka kembali dan melarikan diri dari ruangan dengan cepat. Suara langkah kaki mereka yang terburu-buru terdengar semakin menjauh di lorong, meninggalkan ruangan dalam keheningan yang mencekam.

Wanita itu segera mendekat dan melihat diriku yang telanjang, dia mengambil selimut dari tempat tidur dan dengan cepat menutupiku untuk melindungi tubuhku dari pandangan. "Kamu aman sekarang, Mbak" katanya dengan suara lembut namun tegas.

Aku hanya bisa menangis, campuran antara rasa lega dan kelelahan memenuhi hatiku. "Terima kasih, Mbak" bisikku, suaraku serak dan penuh emosi. "Aku nggak tahu apa yang akan terjadi tanpa bantuanmu."

Wanita itu tersenyum lembut dan merapikan selimut di sekeliling tubuhku. "Nggak perlu berterima kasih. Yang penting sekarang adalah kamu selamat," katanya, memastikan aku merasa tenang dan terjaga.

"Duduk di sini sebentar ya, Mbak" katanya, membimbingku ke kursi di sudut ruangan. "Aku mau menghubungi keamanan dan memastikan ruangan ini tetap aman."

Dia mengeluarkan ponselnya dan berbicara dengan nada penuh otoritas kepada pihak keamanan. "Kami membutuhkan petugas keamanan di sini segera. Ada insiden serius yang membutuhkan penanganan cepat," katanya, memastikan bantuan akan segera datang.

Tidak lama kemudian, dua petugas keamanan tiba, wajah mereka menunjukkan ketegasan dan kesiapan. Mereka memeriksa ruangan, memastikan tidak ada lagi ancaman, dan mengunci pintu untuk memastikan tidak ada yang bisa masuk tanpa izin. Salah satu petugas tetap berjaga di depan pintu, memberikan rasa aman tambahan.


Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.

Takdir Menjadi PerempuanWhere stories live. Discover now