Suatu hari, saat aku sedang duduk di tepi tempat tidur dengan pikiran melayang, Mbak Dwi mengetuk pintu kamarku. Dia selalu perhatian dan mengerti perasaanku. Dia masuk dengan senyum lembut, membawa secangkir teh hangat untukku.
"Rahma, kamu baik-baik aja?" tanyanya sambil duduk di sampingku. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang tulus.
Aku menghela napas, mencoba menyusun kata-kata untuk mengungkapkan perasaanku. Aku menghela napas, mencoba menyusun kata-kata untuk mengungkapkan perasaanku. "Aku merasa hidupku ada yang kurang, Mbak. Setiap hari kayak hari yang sama. Aku merasa hampa dan nggak punya tujuan hidup. Dulu, sebagai ustadz bikin hidupku berarti, tapi sekarang... semuanya beda. Aku nggak tahu harus ngapain."
Mbak Dwi menatapku dengan penuh perhatian, mengangguk pelan. "Aku ngerti, Rahma. Kamu udah melalui banyak banget, dan wajar kalau kamu merasa bingung dan kehilangan arah. Tapi aku yakin, kamu punya banyak potensi dan masih bisa menemukan sesuatu yang bikin hidupmu berarti lagi."
Aku menatap Mbak Dwi, berharap dia punya solusi untuk kebingunganku. "Tapi gimana, Mbak? Aku bener-bener nggak tahu harus mulai dari mana."
Mbak Dwi tersenyum lembut, memberikan semangat yang tulus. "Gimana kalau kita coba cari kegiatan baru? Mungkin kamu bisa ikut kursus atau workshop yang bisa menarik minatmu. Ada banyak pilihan di luar sana, mulai dari seni, menulis, memasak, hingga olahraga."
Aku merenung sejenak, memikirkan saran Mbak Dwi. "Aku mau coba kursus masak, Mbak. Dulu pas jadi laki-laki, aku tinggal sendiri dan kadang masak buat diri sendiri."
Mbak Dwi mengangguk dengan semangat. "Bagus, Rahma! Masak itu seru dan bisa jadi cara yang bagus buat ngekspresiin diri. Yuk, kita cari kursus masak yang oke."
Kami pun langsung mulai mencari informasi tentang kursus masak di sekitar kota. Mbak Dwi dengan sigap menghubungi beberapa temannya untuk mendapatkan rekomendasi, sementara aku membuka laptop dan mulai mencari di internet. Kami memeriksa situs web, forum, dan media sosial untuk menemukan kursus yang sesuai dengan minat dan kebutuhan.
Setelah beberapa hari mencari, kami akhirnya menemukan kursus masak yang berada di pinggir kota, berbatasan dengan kotaku dulu. Lokasinya cukup strategis dan mudah dijangkau, membuat kami merasa bahwa ini adalah pilihan yang tepat. Kursus ini dipandu oleh seorang koki terkenal bernama Pak Budi, yang dikenal karena keahliannya dalam masakan tradisional dan modern.
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
YOU ARE READING
Takdir Menjadi Perempuan
Aktuelle LiteraturRahman, seorang ustadz muda yang berdedikasi, bersama sahabatnya Aiman, terlibat dalam kisah cinta segitiga dengan perempuan bernama Aisyah. Setelah Rahman melamar Aisyah, kebencian tumbuh dalam hati Aiman. Suatu malam, Rahman diculik oleh orang tid...