6

403 93 5
                                    

Pisau bergerak cepat memotong sayurannya yang segera di cuci lalu di masukkan ke dalam rebusan iga. Jennie mencicipi terlebih dahulu rasa kaldu kuahnya.

" Hem!" Dehemnya yang merasa puas dengan masakan ini.

Tidak lama Rosie keluar kamar. Dia selesai mandi. Lalu meletakkan gelas kopi di atas meja pantry, mendekati Jennie untuk memberi pelukan.

Mengganggu Jennie saat masak adalah rutinitas Rosie sekarang. Jadi jika dia belum memeluk Jennie, terasa hampa sekali.

" Enak?"

Rosie mengangguk setelah di suap kuah agar bisa mencicipi masakan Jennie.

" Akan aku siapkan piringnya." Kata Rosie. Membuka lemari piring di bagian atas lalu dia keluarkan dua dan juga gelas untuk membuat jus.

Ntahlah, pagi ini serasa berbeda. Rosie terus menerus punya energi baik terhadap Jennie. Makin hari, makin banyak cinta untuk wanita kesayangan.

Rosie cerita apa yang anak buahnya katakan kemarin soal hubungan ini bersama Jennie.

" Jangan terlalu keras. Lagipula apa yang Jun katakan itu benar."

" No! Aku percaya padamu." Kata Rosie sambil menggenggam tangan Jennie lalu dia kecup.

" Trust you." Ucap Rosie hingga Jennie tersenyum sambil lanjut melayangkan suapan ke mulut Park.

Jennie merasakannya sekarang. Dia tidak bisa terlalu lama dengan Rosie. Dia harus mengakhiri semuanya.

" Tidak mungkin aku jatuh hati pada kriminal." Ucap Jennie sambil nunduk, meremas rambutnya dan dia mulai bingung bagaimana.

Di kamar apartemen sendiri, Jennie merenungkan nasib ini. Dia duduk depan laptop itu, ragu-ragu menghubungi pihak intelejen.

Ting! Ada chat masuk. Jennie melirik layar hpnya jika Park mengirimkan foto seekor anjing saat sedang pergi bekerja katanya pada Jennie setelah pamit.

Anjingnya imut.
Kamu mau pelihara sayang?

Jennie mengambil hpnya. Dia belum menggerakkan jari untuk membalas ketikan Rosie.

Nanti saja belinya.
Saat anniversary 1 bulan.

Jennie membalasnya. Tentu Rosie fast respon.

Geure.
Nanti kita cari peliharaan agar bisa di urus bersama.

Jennie terdiam lagi. Diapun meletakkan benda itu lalu mengotak-atik laptopnya, mengetik panjang lebar untuk di kirim ke perusahaan intelejen negara.

---

Kantor menerima pesan itu. Namun jenderal belum tiba. Tapi yang membaca duluan adalah Krystal. Wanita ini berdiri, bersandar di sudut meja komputer besar itu.

Dia aku rasa tidak bersalah. Mungkin kejahatan yang dia lakukan tidak separah yang kita katakan.
Aku mendapatkan informasi jika pelaku tidak menyimpan uangnya sendiri.
Dia menyuruh asisten nya menyimpan semua uang transaksi ilegal itu.
Berikan aku waktu 1 Minggu lagi sebelum eksekusi.

Semua orang disana membaca. Mereka juga mengetahui misi Jennie ini tidak terlalu rumit.

" Untuknya rumit. Karena dia terjebak oleh pria itu. Makanya dia meminta waktu lagi." Kata Krystal sambil jalan keluar ruangan bersama beberapa agen di belakangnya.

Sejauh ini Jennie biasa saja. Dia mencoba senatural mungkin merespon Rosie. Tapi hari ini dia tidak terbiasa karena sikapnya begitu saja keluar tanpa harus bersandiwara.

A CRIMINAL'S LOVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang