Krystal keluar dari gedung intelejen. Dia mencoba menelpon Ella untuk bertanya apa Jennie disana?
Jawabannya tidak. Terakhir mereka bertemu saat jalan-jalan itu. Jennie jarang pulang.
" Apa di rumah Lim?" Tanya Krystal yang terdiam di depan mobilnya.
---
Duduk di taman belakang, Jennie terlamun sambil mengelus pelan bagian luka di pinggang nya.
Jisoo melakukan operasi kecil. Segera setelah di bersihkan darahnya, dia menutupi lukanya dengan beberapa jahitan.
Tidak lama di pintu, Jisoo muncul. Wanita itu memegang p3k untuk ganti perban Jennie karena itu memang harus di lakukan agar tidak terjadi infeksi.
" Kamu tidak istirahat di dalam?"
" Ah! Aku...hanya ingin cari udara segar." Jawab Jennie saat Jisoo duduk di kursi sebelah sambil memangku kotak p3k.
" Apa semuanya baik-baik saja?" Tanya Jisoo.
Jennie melirik. Dia membuang helah nafasnya.
" Aku sama sekali tidak tau apa masalah intelejen. Suamiku juga tidak pernah mengatakan apapun soal intelejen atau bahkan teman-temannya disana."
Jennie menoleh dan akhirnya dia memberi tatapan.
" Tapi aku tau kamu~" Timpal Jisoo.
" Kami menemukanmu saat dalam perjalanan pulang parade. Lim melihat kamu lari-lari di area parkiran sambil berlumuran darah." Kata Jisoo.
" Apa terjadi sesuatu?" Tanyanya lagi.
" Aku melindungi seorang pria."
" Kekasihmu?"
Jennie terdiam sejenak. Diapun mengangguk pelan sebagai jawabannya.
" Lalu, kenapa kamu melindunginya? Apa dia melakukan kejahatan?"
" Yaa~~ kejahatan yang cukup membuatku kewalahan." Jawab Jennie dan Jisoo membuang helah nafasnya.
" Semuanya tidak mudah." Ujar Jisoo membuat Jennie menoleh ke depan lagi dengan wajah yang nampak banyak murung dan lesu.
Tidak lama, Lim muncul di pintu belakang. Dia mendekati dua wanita itu.
" Jennie...."
" Hm?"
Menatap Lim yang ragu-ragu menunjuk ke dalam rumah.
---
Krystal menatap. Dia melihat Jisoo dan Lim yang diam saja tanpa bicara.
" Ini kebetulan." Kata Krystal.
" Aku melihatnya sudah terluka kemarin." Jawab Lim sambil Krystal beralih ke Jennie lagi yang di ganti perbannya oleh Jisoo.
" Apa kamu suka seperti ini Jennie?" Tanya Krystal.
" Berhentilah. Aku tidak mau menyakitimu tapi aku benci mengingkari janji."
Jennie diam saja. Dia sesekali menahan perih saat Jisoo menyentuh lukanya.
" Profesional menjalankan tugasmu karena kamu sudah janji padaku mengabdi pada negara. Jangan karena seorang pria saja kamu membenci intelejen. Kami hanya menjalankan tugas Jennie. Bukan untuk menyakiti sesama agen."
Lim melihat Jennie di sofa depan saat istrinya berdiri, berlalu menjauh untuk membuatkan teh hangat.
" Ok. Aku tidak mau berlama-lama soal ini karena kita sama-sama paham. Pertanyaanku, dimana dia sekarang? Aku ingin menangkapnya dan semua ini selesai. Aku tidak ingin membuatmu banyak bekerja sekarang dan biarkan aku melakukannya karena pasti saat kamu melakukan sendiri, semua hal yang terjadi akan balik pada perasaan hatimu!" Ujar Krystal membuat Jennie diam, belum berani bicara. Tapi lirikan mata beralih pada Lim yang memberi anggukan agar Jennie bicara tanpa diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
A CRIMINAL'S LOVE ✓
FanfictionJennie Kim intelejen negara yang mendapatkan tugas mendekati seorang anak mafia untuk mencari kebenaran soal penggelapan uang dan juga pengimpor narkoba. Orang tuanya sudah tiada. Hanya tinggal anak satu-satunya yang masih hidup. Dia berkuliah di Se...