XVII

419 35 2
                                    

Sinar rembulan telah menerangi seluruh kota Jakarta, dan kini kita perlihatkan Zean yang akan pergi ke markasnya. Dia pun meminta izin kepada Shani yang tengah memakan cemilan sambil menonton sinetron idamannya. Oh iya, saat ini Papa Wijaya tidak ada dirumah, katanya dia akan ngambil lembur malam ini.

"Mam, zean pamit ke markas bentar, ada urusan" Izin zean

"Urusannya bukan baku hantam sama mabok mabokan kan?"

"Bukan, mamah tenang aja zean ga bakal gitu kok" Ujar Zean meyakinkan

"Yaudah, jangan pulang larut malem, jgn mentang-mentang besok libur, malem ini bisa pulang larut kamu"

"Iya mam tenang aja, yaudah zean pamit ya, assalamualaikum" Pamit zean sembari menyalami tangan ibunda nya itu

"Waalaikumsalam"

Zean pun berjalan kearah motornya yang sudah terparkir diluar dan mulai menyalakan mesinnya, setelahnya dia menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumahnya.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit bagi Zean untuk sampai ke markasnya. Dia pun mulai memarkirkan motornya dan berjalan masuk kedalam. Saat didalam dia dibuat bingung, lantaran tidak ada satupun batang hidung temannya terlihat. Dia pun kepikiran ruangan privat khusus untuk para petinggi SEVEN'GOD. Dia berjalan kearah pintu yang terpampang tulisan Private Room.

Ceklekk..

Pintu terbuka, pemandangan pertama yang zean lihat adalah semua teman-temannya ada disini. Tak hanya teman-temannya wakil ketua setiap divisi juga turut hadir dalam ruangan ini.

"Nyampe juga" Ucap Aldo

"Tumbenan banget disini, ada paan?" Bingung Zean

"Duduk dulu sini, ga capek apa berdiri terus"

Zean pun hanya menurut, dia segera mendudukan dirinya di salah satu sofa yang ada di ruangan tersebut.

"Langsung aja, cel jelasin" Titah Aldo kepada Marcel

"Gini semuanya, sewaktu siang gw dan yang lain main disini, dan sekitar pukul 2 siang kalo ga salah, ada seseorang yang memecahkan kaca dengan ini, gw dan yang lain belum buka sama sekali, kita nunggu lu pada buat buka tu kresek" Jelas Marcel sembari menaruh buntalan kresek hitam ditengah meja

"Gw dan yang lain mengasumsi ini adalah salah satu ulah geng lain yang memiliki urusan dengan kita" Lanjut Marcel

Semua yang disana hanya diam mendengarkan penjelasan dari Marcel, hingga saat Marcel selesai bicara, Zean mengambil buntalan kresek tersebut dan membukanya, semua yang disana merapat ke zean untuk melihat apa yang ada dalam kresek hitam tersebut.

Saat zean membukanya, dia mendapati satu buah batu dan satu buntalan kertas yang entah apa isinya. Dengan perlahan zean membuka kertas tersebut, dan dia terkejut ketika dia mendapati sebuah ancaman yang tidak tahu asalnya darimana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mengembara Dalam Kegelapan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang