6. LB : Satu dusta

1.4K 113 6
                                    

Setidaknya jika ingin menaruh luka jangan singgah dan menetap untuk menjanjikan suatu kebahagian yang dusta.
-Rayanza skyrion-

𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃

"Lo kenapa gila? Rayan are you okay?" Khawatir Wilona melihat luka luka basah di tangan, leher serta kepala Rayan.

"i'am okay ona" dengan tangan nya yang membentuk oke.

"Ga, ga usah bohong lo kenapa, Deo lagi, apa lagi kali ini?" Marah Wilona kepada Rayan dengan raut wajah kesal nya.

"Engga Wilona, gua baik baik aja, ini gua cuma jatuh"

"Jangan bohong yan, gua tau, jatuh pun leher lo jelasin semuanya" tunduk Rayan yang malah tak berani menatap mata biru gadis blonde di depannya.

Wilona tak bisa memaksa dia merengkuh tubuh rapuh itu kedalam dekapannya. Siapa sangka yang terluka memang Rayan namun Wilona lah yang menangis di bahu Rayan.

Menangis tersedu-sedu sampai mempererat pelukannya pada laki-laki kupu-kupu didepannya.

Segera setelah usai menangis, dia membawa Rayan keluar, menyeretnya segera. Hingga meninggalkan kebingungan angkasa dan juga Yugas yang baru saja datang.

"Hey ona mau kemana?" tak di hiraukan, dengan alis yang bertaut memandang keduanya.

Rayan di dudukan pada brangkar kecil di dalam rumah UKS. Segera gadis itu mencari obat dan alkohol untuk mengobati luka luka di tubuh sahabatnya.

Pelan dan pasti dengan kelembutan Wilona yang tak jarang ditunjukan membuat Rayan menarik kurva ke atas di sudut bibir nya.

"Kenapa lo baik banget na?"

"Karena gua peduli sama lo yan, lo satu satunya yang bisa bantu gua, jadi gua juga bakal bantu lo apapun itu"

"Lo satu satunya cowok yang gua kenal sejak masuk mpls dan lo yang bantu gua di saat semua orang menatap aneh ke gua" Isak kecil Wilona yang ternyata sudah turun ke tangan Rayan.

Tangan dingin yang terdapat beberapa luka dia bawa menyentuh kepada gadis blonde di depannya. Menatap tajam matanya yang kini memerah karena menangis.

"Makasih" kata rayan dengan tangan menuntun jari yang lebih kecil.

"Iya Yan iya, jangan sakit lagi, gua ga bisa cerita ke lo nanti" Angguk raya dengan tangan kiri yang di bawa untuk mengusap sisa airmatanya.

Semua luka Rayan di tutup menggunakan plester hingga mereka lupa sudah membolos dua jam pelajaran matematika. Hingga tersisa beberapa menit menjelang istirahat.

Rayan yang teringat pun sadar bahwa seperti nya keduanya sudah membolos terlalu lama. Menyadarkan Wilona namun gadis itu malah acuh dan menyuruhnya untuk berbaring lebih lama.

"Gapapa gua bisa cari alasan, istirahat aja"

Pintu UKS terbuka menampilkan dua sosok yang masuk dengan bergandengan tangan. Suasana berubah hening dan mematung di tempat. Terutama Rayan.

LAST BUTTERFLY || [ NOREN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang