3. LB : Beribu maaf

1.7K 111 4
                                    

"Hanya setiap nada piano yang aku percaya, tak ada satupun kejujuran manusia"
-Rayanza skyrion-

𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃

Tringgggg....

Bell pulang sekolah berbunyi, Rayan pun keluar dengan diam meninggalkan ketiga temannya dengan kebingungan.

Kakinya melangkah dan berbelok ke suatu gedung dengan tiga lantai. Masuk dan menaruh tas miliknya pada loker yang sudah di sediakan.

Rayan masuk kedalam ruangan dengan cat putih dan satu piano di tengahnya. Ya, itu gedung musik dimana tempat favorit Rayan untuk menenangkan pikirannya dengan bermain musik.

Duduk dan mulai mengangkat jari jarinya untuk menekan tuth piano. Melodi dan nada indah tercipta oleh jarinya. Memainkan melodi musik indah dan tenang milik Yiruma berjudul -River flows in you.

Musik favorit nya yang menurutnya sangat tenang dan bisa membawa dirinya ikut hanyut kedalam permainan yang menenangkan hati dan membuat beberapa memori indahnya tercetak jelas.

Terlalu terbawa alunan melodi, hingga dirinya tak sadar ada orang lain yang sudah masuk dan menunggunya di samping pintu.

Sosok itu bertepuk tangan ria saat Rayan sudah menyelesaikan iramanya. Dengan helaan nafas kecil Rayan kembali menaruh jati jemarinya di pahanya.

"Keren." Salut nya.

Rayan yang kaget sontak menengok mendapati sosok Angkasa yang berdiri dengan tersenyum ria kepadanya. Mata keduanya saling bertemu, dan membuat sosok yang masih berdiri menatapnya lekat dengan indah.

"Keren, gue baru tau lo jago main piano."

"Hobi aja sih." kata Rayan cengengesan.

"Apapun itu keren."

"Kenapa lo disini?"

"Gue tadi ada urusan sama pak galih, karena gitar gue tiba tiba ada masalah." Angguk Rayan memahami.

"Terus?" tanya Rayan kembali dengan menolehkan kepalanya kesamping dengan alis yang mengangkat satu.

"Gue ketemu lo disini, pak galih juga lagi gada kata anak sebelah." Angguknya dengan sedetik kemudian tertunduk tanpa sebab.

"Sampai kapan?"

"Sampai tenang Kasa."

"Jujur sama gue, lo ada masalah sama Javier?" tanya Angkasa yang penasaran.

"Engga ada." bual Rayan.

"Terus? Jujur!" tekan Angkasa pada ucapan terakhirnya.

"Gua ga tau, Javier yang tiba tiba hilang dan kembali sama adik gua, apa gua salah?"

"....?" Angkasa terpekik kebingungan, hingga dahinya mengkerut dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Javier minta gua buat nunggu dia, dia bilang gua ga boleh ninggalin dia." Isyaratnya begitu menuntun pelan sekarang perasaanya begitu abu abu.

LAST BUTTERFLY || [ NOREN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang