22. LB : Tulip

559 42 0
                                    

Lebih baik jalan di atas batu kerikil hingga mencapai satu bunga, di bandingkan berjalan di atas aspal namun mendapatkan sebuah luka.

—Angelina Cisera —

𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃

Dikediaman keluarga Johanes, kini sang putri tengah berdebat kencang dengannya. Bagaimana lelahnya ia mengungkapkan kata kata yang tak pernah bisa membuat Johan selalu puas. Cacian bahkan umpatan seorang ayah yang tak layak keluar, malah dengan santai nya terucap pada bibir nya.

"Apa sih yah? Apa? Aku cape yah aku punya keinginan sendiri, cukup buat aku jadi boneka ayah!" Teriaknya dengan cukup frustasi.

"Cape, cape apa?! Kerja kamu? Bajingan kaya kamu dari dulu mirip sama mamah mu, ga pernah nurut kata ayah!"

"Dan hasil apa yang kamu berikan ke ayah hah? bahkan kamu aja ga bisa ikut lomba hingga tingkat nasional, cuma gara gara anaknya Narendra lagi?!"

"Anak bisu kaya dia kamu ga bisa lawan, anak bodoh! emang kamu ga berguna, gak ada yang bisa di banggain!"

"Lihat kakak kamu, dia aja bisa dapet beasiswa ke luar negri, dia banggain ayah ga kaya kamu malu malu in ayah aja! tiap hari marah marah, ngeluh!" Beo Johan kepada sang putri dengan urat leher yang sudah menonjol keluar.

"AYAH SELALU BANDINGIN AKU SAMA KAKAK, AYAH GA PERNAH LIHAT PERJUANGAN AKU!" Teriaknya dengan tangisan kencang.

Plak....

Satu tamparan hebat melayang ke pipi gadis manis yang tengah berderai air mata. Rasa panas nya tak sebanding dengan rasa sakit hati yang di idapnya sejak lama.

Dia mematung menatap mata merah yang seolah siap membunuhnya kapan saja. Dan hembusan nafas kasar yang terekam jelas di dadanya.

"Aku cape yah, aku iri sama temen ku, dia dapat perhatian, dan dukungan sedangkan aku apa? ayah caci maki aku setiap hari. Aku sakit di paksa buat belajar"

"AKU IRI YAH, IRI BAHKAN SEORANG RAYAN AKU IRI SAMA DIA!!"

"DIA CACAT TAPI DIA PUNYA PENGUAT, DAN AKU APA? SEMUANYA BENCI SAMA AKU!"

"SEMUANYA ANGGAP AKU ITU PENJAHAT NYA, PADAHAL INI BUKAN SALAH AKU, INI GARA GARA PAPAH YANG TERLALU OBSESI SAMA KAKAK!!!" Teriaknya hingga mengacak acak rambut nya yang sudah rontok berkali kali.

"JANGAN BENTAK SAYA ANGEL!! CUMA DIA KAN? RAYAN BISA TIADA JIKA DEO SUDAH GAK MENGINGINKANNYA!

"DAN SEKARANG DIA UDAH GA ADA KAN TAPI APA? HASILNYA SAMA AJA KARENA KAMU YANG BODOH" Bentak Johan tepat di depan muka anaknya.

"Tau gini aku gak sudi di lahirin di keluarga ini, aku cape bahkan ayah ga tau kalau aku sudah mati dan hanya jiwa ku yang masih tersisa tanpa di kubur yah!" keluh nya sudah lelah dengan perdebatan yang gak akan membuahkan hasil ini.

"Alah drama kamu! kalo ga Sudi ya sudah sana susul mama mu ayah juga ga Sudi punya anak gak berotak kaya kamu!"

Johan lalu pergi membanding kencang pintu rumahnya. Perdebatan seperti ini bahkan sudah tiap hari dia rasakan. Hingga kehabisan kata untuk selalu membela dirinya yang akan terus salah di mata ayahnya.

LAST BUTTERFLY || [ NOREN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang