23. LB : Rumah pulang?

997 47 6
                                    

"Jangan selalu menyalahkan orang lain atas kegagalan mu, lakukan atau buktikan jika kau memang mampu"

—Angkasa Abiartha—

𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃 𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃

Mungkin saat terbaik untuk meluruskan perdebatan adalah dengan langsung mengungkapkan dan bertanya lalu menyelesaikan.

Seperti saat ini, Angkasa sudah muak dengan sesi kebencian yang tengah merutuki nya. Dia berniat agar bisa menjelaskan kepada teman temannya dan meluruskan semua masalah yang janggal.

"Na .. gua mohon, ayo jelasin semuanya, kasih gua alasan lo?" ucap Angkasa meminta.

"Apa lagi sih sa? Gua cape" sentak sang gadis melirik tajam kearahnya.

"Lo gak bisa marah tanpa alasan ke gua atau Rayan na, setidaknya biar gua tau letak kesalahan gua di Lo kaya apa?!" ucap Angkasa kian bersikeras.

"Ck lo ga sadar? Iya gua bodoh, bodoh karena mati matian jadiin lo satu satunya rumah pulang gua, dimana semua itu ternyata hanyalah perasaan gua sepihak tanpa ada feedback apapun dari lo!"

"Lo pikir gua gak tau lo suka ke rooftop dan cuma mikirin Rayan?"

"Iya gua tolol, gua cemburu karena gua lama suka sama lo, lo alasan gua bertahan saat rumah pulang gua hancur kasa!" ucap Wilona dengan suara bergetar yang mulai terisak.

"Na..." gumam Angkasa lirih yang masih terdengar. Mendekat lalu segera merengkuh tubuh gadis kecil itu dalam dekapannya.

"Gua tau, dan maafin gua gak peka, tapi lo gua anggap sebagai adik gua dimana lo bebas pulang kapan pun lo mau, dan lampiasin apapun ke gua,"

"Perasaan gua masih labil na ... gua juga bingung siapa sebenarnya orang di hati gua,"

"Dan alasan gua diam diam karena gua juga gak mau kaya gini, gua tau akhirnya persahabatan ini pasti bakal hancur karena cinta yang bertolak." beo Angkasa sambil mengelus surai Wilona.

"Tapi cara lo salah sa, lo sama aja nyakitin gua, dan Yugas. Lo yang buat hubungan ini kacau kala lo sendiri terang terangan suka sama Rayan,"

"Gua juga egois, dimana gua haus akan perhatian Lo yang ga gua dapet di keluarga gua" jelas Wilona dengan sangat terisak hingga cegukan.

"Gua ga bisa jamin kalo lo sama gua bakal bahagia na, gua bukan orang punya dan gua ga mau nyakitin lo kala gua sadar perasaan gua bukan ke lo"

"Setidaknya biarkan lo gua jadiin rumah pulang saat gua benar benar sendiri sa, gua cape harus bertahan sama bunda tanpa penguat apapun, gua cape!" teriak kecil Wilona di dekapan yang kian erat.

"Sorry na sorry, lo bisa cari orang yang lebih baik di bandingkan gua yang brengsek ini, dan saat ini jadikan gua rumah pulang lo gua terima apapun dari lo,"

"Jangan menjauh lagi, persahabatan ini juga menjadi salah satu keluarga gua, Rayan yang unik, Yugas yang periang, dan lo si gadis bar bar yang suka buat Yugas kapok, itu adalah rumah gua satu-satunya, walau gua sampai lupa siapa diri gua dan tujuan awal gua!"

"Kasa?"

"Kenapa hmm?"

"Maafin gua yang egois, apa Rayan mau maafin gua?" tanya gadis itu mendongak menatap mata tajam Angkasa.

LAST BUTTERFLY || [ NOREN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang