"Aku tak sempurna dan tidak akan pernah sempurna"
—Rayanza Skyrion—𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃
Rayanza tengah terduduk diam dengan buku buku di hadapannya. Suasana kelas 12 MIPA 3 itu di bilang cukup ramai. Apalagi kedua temannya kini tengah beradu argumentasi tepat di samping nya.
"Rayan menurut lo ayam dulu apa telur dulu?" tanya Wilona si gadis cantik berambut blonde. Wilona Vacelyn Tiastya.
Rayan yang di tepuk tangannya hanya bisa menengok dan mengendik kan bahu tidak tahu. Dia tidak mau ikut campur dalam perdebatan konyol di pagi hari.
"Ray telur dulu kan, tanpa telur ga akan ada ayam" Kata angkasa pria dengan rambut hitam dan tinggi sekitar 173 cm. Angkasa Abiartha.
*Gua ga tau, jangan tanya gua!*
"Ih lo mah, dasar cewe oon lo, ya telur dulu lah gimana si," lanjut angkasa tak terima.
"Heh tiang listrik, yang bener itu ya ayam dulu, dari jaman nabi Adam itu ayam dulu!" bentak Wilona tak terima.
"Telur ona"
"Ayam"
"Telur"
"Ayam"
"Telur"
"Ay—"
"Bisa diem ga si kalian, budeg gua pagi pagi dengerin debat ga berfaedah, lo mau gua tuli karena suara lo?!" Sentak Yugas yang duduk tepat di samping Rayan. Yugasta Fadilion Karendra.
"Ya udah menurut lo aja, ayam dulu apa telur dulu?" Sewot angkasa yang malah bertanya balik.
"Bebek dulu" Kata Yugas yang muak dengan nada tinggi nya.
"Bodoh" Teriak Wilona dan angkasa bersamaan.
"Eh buset, ya serah lo lah, pusing gua, lagian emang lo udah ngerjain tugas biologi hah?!"
"Tugas apa, emang ada tugas Ray?" tanya Wilona.
Rayan pun menunjukan buku dan soal tugas yang gurunya berikan Sabtu lalu.
"Anjir gua belom, Ray liat dong" mohon Wilona menggerakkan tangan Rayan ke kanan dan ke kiri. Namun dia acuhkan oleh Rayan yang sudah sibuk dengan materi lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST BUTTERFLY || [ NOREN ]
RomansaDiselingkuhi oleh sang kekasih dengan adiknya sendiri adalah hal paling dirinya benci saat ini. Belum lagi keterbatasan nya dalam berbicara membuatnya selalu di kucilkan bahkan di keluarganya sendiri. "Saya malu punya anak bisu kaya kamu!" "Lo itu b...