hari mengaku

19 1 0
                                    

Caca menghempaskan tubuhnya di beanbag warkop yang setengah berjamur itu. Sembari menghela nafas seolah jadi orang paling capek sedunia, gadis itu melihat layar ponselnya yang mana terdapat berpuluh-puluh notifikasi namun masih tak ia temukan notifikasi yang paling ingin ia lihat saat ini.

Fahri.

Si social butterfly Garuda ini hanya akan galau karena dua alasan ; roti maryam kantin tutup secara sepihak, dan yang satunya tentu saja dikacangin Fahri.

Semenjak postingan caca dan para konco di warkop menjadi viral di Garuda, Fahri masih tak menghiraukannya karena pada saat itu Caca bohong ngaku nugas.

Padahal waktu itu Caca cuma mumet dan akhirnya melarikan diri ke warkop. Meskipun  pada akhirnya tugasnya di acc setelah ia mengerjakan revisiannya sepenuh hati(+dijokiin Windi), Fahri masih aja ngambek dengan dalih Caca gak bersungguh-sungguh belajar dikarenakan nilai rapornya semester lalu anjlok jebol sampe ke inti bumi dan Caca berjanji akan memperbaikinya sampai semester depan.

Marsel yang melihat sohibnya lemas gak bertenaga hanya bisa merecokinya dengan ikut desek desekan di beanbag yang sejatinya hanya dibuat untuk dipakai satu orang tersebut.

"Marsel gue dadar pala lu ya" ancam Caca sembari menyikut tubuh bongsor temannya itu agar jatuh tersungkur diatas bebatuan skena yang menutupi tanah di sekitar mereka.

"Lagian galau mulu jeding, kek direktur aja" sahut Marsel sembari menepuk-nepuk celana abu-abunya yang kotor.

Caca kembali menghela napas.

"Pada kenapa nih? Lemes amat. Abis remed pak Firman ya?" Meutia —anak yang punya warkop, datang dari dapur sembari membawa tiga gelas soda susu dan satu es dawet terheran melihat empat serangkai tetumbenan gak heboh seperti biasanya.

Satria yang baru saja mencomot dua bungkus ciki seribuan hanya menuding Caca dengan dagunya sembari berkata "tau nih ketua guild galau sedari tadi"

Yang sedari tadi dituduh galau, akhirnya buka suara. "Ya gimana ya. Haikal punya pacar, Marsel cewenya dimana-dimana, pak Solihin otw punya istri lagi. Gue doang ini yang jomblo" ujarnya sedih sembari menatap langit langit pelataran warkop.

"Punten Sel" Meutia yang simpati, berinisiatif untuk mendorong Marsel hingga terjungkal untuk kedua kalinya lalu duduk di beanbag bekas duduk pemuda itu. "Untung sayang" gumam Marsel yang terduduk di tanah, untuk kedua kalinya juga.

"Kenapa atuh Ca kalo jomblo? Yesus juga jomblo, ya kan bapa ya?" Canda gadis itu sembari menatap lukisan Yesus yang terpajang di salah satu sudut warkop

"Anjir sia. Maaf bapa, emang jelek mulutnya" Samudra yang malah menanggapi jokes tepi jurang itu.

"Atuh aing juga pengen ngerasain pacaran Mut. Tengsin kalo ditanya mantan ada berapa aing selalu jawab terakhir putus ama tali puser. Takut disangka suka cewe"

Meutia mengangguk-angguk. "Kalian gaada yang mau macarin Caca? Atuh kan ga jelek-jelek amat. Dibawa kondangan juga teu malu-malukeun"

"Enggak!" Ketiga pemuda itu berseru serentak, berbarengan seolah pertanyaan barusan adalah momok mengerikan.

"Goblog. Emang gue sehina itu?"

"Tapi yah, kamu sama Fahri gimana sih sebenernya? Ngagantung pisan aku liat" tanya Meutia

Caca terdiam beberapa detik, mencari cari jawaban yang ternyata selama ini masih belum pasti ia ketahui jawabannya. "Temen. Temen dari kecil"

Satria menyahut "maneh ada rasa ga sama Fahri? atau cuma sekedar sayang as a brother ceunah?"

"Sayang sih, ah lieur aing juga bingung"

"Yaudah ajak pacaran aja Ca" celetuk Samudra yang langsung disambit sebungkus wafer oleh Caca

kkwg; ft. StardustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang