10. Pertemuan tak terduga

632 63 4
                                    

Pagi tadi sangat terdengar nyaring perbincangan dua insan didapur yang berisiknya bukan main akhirnya hening juga. Itu disebabkan oleh mereka yang tengah sibuk bersiap-siap untuk pergi bekerja.

Terlihat dokter cantik itu berpakaian seperti biasanya. Tidak mencolok, sederhana saja. Dia sangat tidak suka menjadi pusat perhatian orang-orang di rumah sakit. Disaat Lulu hendak menyalakan kendaraan roda empatnya, tiba-tiba saja kendaraan tersebut tidak bisa dinyalakan. "Lah? Ini kenapa lagi nih mobil tiba-tiba nggak bisa dinyalain."

Lama sekali dokter cantik itu mencoba menyalakan kendaraan roda empatnya itu dan akhirnya menyerah. Rais saat ini sudah berada di bagasi mobil, ia sudah berpakaian sangat rapi dengan jas berwarna hitam selaras dengan celananya. Pria tinggi itu melihat wanita dihadapannya bingung. "Lo ngapain belum berangkat?" tanya Rais.

Lulu menoleh kearah sumber suara. "Ini kak. Mobil aku tiba-tiba nggak bisa dinyalain." jawab Lulu.

"Udah coba dinyalain balik?"

"Udah, malahan dari tadi dinyalain, tapi tetep aja nggak bisa."

"Yaudah, biarin aja." singkat Rais.

"Nggak bisa gitu dong, kak. Terus aku pergi ketempat kerja pake apa coba?"

"Emangnya lo mau dorongin tu mobil kebengkel sendirian? Yang ada nanti lo udah dimarahin sama tuh direktur. Mau?" cibir Rais.

Lulu hanya berdecak kesal mendengar penuturan Rais padanya. Bagaimana ini pikir Lulu.

"Nanti biarin gue suruh orang benerin tu mobil lu." sambung Rais.

"Terus aku gimana?" tanya Lulu.

"Bareng gue aja." singkat Rais sembari menaiki mobil hitamnya.

"Hah? Serius?" ucap Lulu tak percaya.

"Serius. Masa gue bohong. Buruan masuk gue mau pergi ini."

Dokter cantik itu tentu saja merasa senang mendapat tumpangan dari sang suami.

"Udah, pake sabuk pengaman?" tanya Rais.

"Udah." jawab Lulu kesenangan.

Rais pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Selama mereka berada didalam mobil, hanya ada obrolan ringan dari Lulu maupun Rais. Tidak ada yang spesial, hanya sekedar menanyakan kesukaan musik masing-masing.

* * *

Rumah sakit
Rais memberhentikan mobilnya ditempat parkir rumah sakit. "Udah nyampe, buruan turun." desak Rais.

"Ya ampun, sabar bentar napa. Ini lagi lepasin sabuk pengaman." cicit Lulu sembari menoleh kearah suaminya. "Eh tunggu dulu." pandangan Lulu teralih ketika melihat dasi Rais miring dan ia pun mendekat.

Mata Rais membulat sempurna. "Lo mau ngapain?" pria berwajah tegas itu memalingkan wajahnya pada Lulu.

"Ini dasi kamu miring, kak." Lulu membenarkan dasi miring milik Rais.

"Oh dasi. Kirain apa." Rais menghela napasnya lega. Pria tampan itu mengira bahwa Lulu akan menciumnya seperti semalam.

Dokter cantik itu mengkerut dahinya heran. "Emangnya kamu ngirain aku mau apa, kak?"

Rais menoleh kearah Lulu. "N-nggak ada. Buruan, gue mau pergi kerja ini." kelakarnya.

"Oke. Makasih ya, kak. Atas tumpangannya." ucap Lulu.

"Iya." singkat Rais sembari melihat kearah samping kacanya.

Tanpa aba-aba, Lulu mendekat kearah wajah Rais tiba-tiba. Benda kenyal itu mendarat tepat dipipi wajah Rais sebelah kiri. Pria itu terdiam tengah mencerna apa yang baru saja terjadi. Ketika ia sadar matanya membulat sempurna sembari melihat si pelaku yang tengah menutup pintu mobil. "LULU!" teriak Rais sembari menyentuh pipinya yang dicium oleh istrinya.

Old Money [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang