19. Fall [𝐄𝐍𝐃]

739 69 5
                                    

Flashback

Disalah satu kampus, terdapat sebuah danau buatan, disana terdapat sebatang pohon besar nan rindang yang dihembus oleh angin tenang. Sepasang kekasih tengah duduk santai dibawah pohon rindang itu, sang pria duduk dengan meluruskan kakinya menghadap danau, sedangkan kekasihnya tidur dipangkuannya nyaman sembari mambaca sebuah buku novel.

"Do? Lihat ini deh," tunjuknya.

Netra pandangan sang pria teralih ketika kekasihnya menunjukkan sesuatu. "Apa Ashel?" lembutnya.

"Masa ending ini novel si cowok biarin cewek yang dia suka sama cowok lain, sih. Padahal mereka sama-sama saling suka," keluh Ashel.

Sudut bibir Aldo terangkat sembari merapikan rambut kekasihnya yang menutupi wajah cantiknya. "Masa sih gitu endingnya. Gak seru dong," sahutnya.

"Iya 'kan. Setidaknya buat mereka pacaran dulu," tambah Ashel.

"Mungkin emang bukan takdirnya kali." Aldo membelai lembut rambut Ashel.

Wanita cantik itu mengulum bibirnya. "Mungkin aja," sanggah Ashel. "Kalo kamu gimana?" lanjutnya.

"Apa?"

"Kamu bakal biarin aku sama orang lain enggak?" papar Ashel.

Aldo mengkerut dahinya sembari tertawa sumringah. "Pertanyaan macam apa itu?"

"Tinggal jawab apa susahnya sih." Ashel menatap wajah Aldo serius.

Aldo menelan salivanya susah payah, ia terdiam sejenak. "Kalo aku tergantung kamu, Shel," jawab Aldo.

"Kok tergantung aku?" sela Ashel.

"Iya, tergantung kamu. Masa sih kamu mau ninggalin pacar kamu yang tampan dan baik hati ini," akunya angkuh.

Mendengar penuturan Aldo barusan, dengan segera ia mencubit gemas Aldo. "Ih ngeselin banget sumpah."

Aldo terkekeh. "Lho? Emangnya kamu mau ninggalin aku?"

Ashel tersenyum cengengesan. "Enggak."

Suasana kembali tenang, mereka kembali pada kegiatan mereka semula, sampai pada akhirnya. "Do?"

"Iya?"

"Gimana kalo nanti aku dipanggil dulu sama Tuhan kamu gimana?" tanya Ashel.

Gadis cantik itu selalu menanyakan hal-hal aneh kepada Aldo secara tiba-tiba.

"Kalo nanyanya yang benerlah, Shel." protes Aldo.

"Enggak ada salahnya dong, 'kan kita sebagai makhluk-Nya ending akhirnya pasti begitu," jelasnya.

Aldo memalingkan wajahnya pada Ashel. "Enggak, aku nggak mau jawab pertanyaan aneh kamu itu," tolak Aldo. Laki-laki itu merasa kesal dengan kekasihnya.

Ashel menatap lekat wajah kekasihnya. "Do? Kamu marah ya sama aku?"

Aldo tak mempedulikan ucapan Ashel padanya. Pandangannya lurus.

Ashel beranjak dari posisi telentangnya dan menghadap sepenuhnya kepada Aldo. "Maafin aku, ya." Ashel menggenggam tangan kekasihnya lembut.

Aldo menoleh ke arahnya dan menghela napasnya pelan. "Aku mohon sama kamu Shel, lain kali jangan nanya yang aneh-aneh kayak begitu lagi," pintanya.

Ashel mengangguk paham yang diucapkan Aldo. "Iya enggak akan."

* * *

Old Money [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang