11. Hukum alam

595 63 7
                                    

Beberapa tahun yang lalu...

Seorang gadis remaja yang baru saja mendapatkan surat izin mengemudi beberapa hari yang lalu. Ibu dan Ayah dari sang gadis sebenarnya memperingati bahwa ia jangan membawa kendaraan tersebut sendirian tanpa ditemani siapapun. Namun, ia bersikeras dan juga mencoba berusaha menjelaskan kepada kedua orangtua nya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Malam itu gadis remaja tersebut menghadiri acara ulang tahun temannya. Jalanan yang ia tempuh bisa dibilang jarang ada kendaraan bermotor maupun mobil yang melintasi jalan setapak tersebut. Perjalanannya menuju pulang ke rumahnya hanya di temani oleh cahaya lampu sepanjang jalan. Jalanan yang ia tempuh benar-benar sunyi. Gadis cantik itu juga sedikit takut melewati setiap gang persimpangan, bagaimana jika ada preman yang tiba-tiba menghadangi jalannnya? Ouh... Memikirkan saja sudah membuatnya merinding bukan main.

Lulu mencoba untuk membuang jauh-jauh pikiran buruknya. Ia mencoba untuk tenang membawa kendaraannya sembari menikmati terpaan angin malam yang menyentuh langsung kulitnya. Gadis itu memberanikan dirinya membawa kendaraan roda duanya menggunakan satu tangan. Tangan yang satunya ia biarkan dengan bebas merasakan udara malam ini. "Uu... Ademnya."

Sudah belokan jalan keberapa ia biarkan tangan satunya dengan bebas dihembus oleh udara malam yang dingin. Gadis itu tak mengetahui ada sebuah truk dari arah berlawanan tengah melewati sebuah belokan jalan. Lulu tersadar ketika truk tersebut membunyikan klaksonnya. Gadis itu memegang stir kendaraannya dengan kedua tangannya. Sampai pada akhirnya gadis remaja itu panik bukan main disaat cahaya lampu dari truk tersebut menghalanginya untuk melihat jalan didepan.

Sampai pada akhirnya ia melihat pohon besar didepannya. Ia sudah berusaha mengelak tapi pergerakannya lamban. Alhasil gadis itu menabrak, motornya rusak parah dan tubuhnya dipenuhi oleh darah segar. Lulu saat ini merasa badannya lemah tak berdaya untuk beranjak. Ia meminta pertolongan dengan suara yang sama sekali tak bisa didengar oleh siapapun.

Lulu berpikir bahwa dia akan mati saat itu. Gadis remaja itu sudah hampir kehilangan kesadarannya hanya bisa pasrah jika memang Tuhan menakdirkannya meninggal dengan cara seperti ini pikirnya.

Dari sudut matanya terlihat seseorang tengah memberhentikan kendaraan roda empat didepan Lulu. "To-long saya." desis Lulu lemah. Gadis remaja itu mendengar suara pria itu samar-samar. Lulu juga tak bisa melihat wajah pria tinggi itu dengan jelas. Lulu hanya mengingat pria tersebut memakai kemeja kotak-kotak berwarna kecoklatan. Tubuhnya diangkat oleh pria tinggi itu dengan entengnya. Lulu tak tahu, entah mau diapakan dia oleh pria ini. Ia sama sekali tak bisa berpikir jernih dengan keadaannya saat ini. Gadis itu hanya pasrah.

Gadis yang sudah tak berdaya itu bisa melihat baju pria tersebut penuh dengan bekas darahnya. Salah satu tangan Lulu berpegangan tak sadar pada kalung titanium berinisial milik pria tersebut. Kalung berinisial tersebut terlepas dari sang pemilik dan terjatuh ditangan gadis yang sudah tak sadarkan diri.

* * *

IGD Rumah sakit

Gadis remaja tersebut membuka kedua matanya secara perlahan dan melihat sekeliling. Ini dimana? Gadis itu melihat sekeliling ditutupi oleh tirai. Pandangan nya teralih ketika seorang wanita berpakaian putih bermasker membuka tirainya. "Dek, bagaimana keadaannya udah merasa baikkan?"

"Mohon maaf, kak. Ini saya dimana ya?" tanya Lulu bingung.

"Adek sekarang ada di igd rumah sakit."

Rumah sakit? Kenapa aku berada di rumah sakit? Lulu mencoba mengingat-ingat. Oh iya, dia baru saja beradu dengan pohon besar dijalanan sepi.

Old Money [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang