15. Home

488 63 2
                                    

Pagi yang cerah itu, salah seorang wanita cantik bangun lebih dulu dari tidurnya. Ia beranjak dari kasurnya berjalan kearah kamar mandi untuk menyegarkan dirinya. Setelah 15 menit berlalu, ia pun keluar dari kamar mandi.

Terlihat dia sudah berpakaian rapi. Dia pun berjalan kearah meja rias dan duduk didepan kaca tersebut. Ia tengah fokus dalam melakukan kegiatan menyisir rambutnya, sampai pada akhirnya pandangan matanya teralih ketika melihat kearah cermin mendapati salah seorang pria yang masih tertidur pulas dikasur empuknya.

Seketika ia memicing matanya tak suka dengan pemandangan yang baru ia lihat. "Ini cowok tua kebo. Matahari aja udah bangun." Lulu memanyunkan bibirnya bosan.

Terbesut dipikirannya ingin menjahili pria yang masih tertidur pulas. Wanita cantik itu tersenyum smirk sembari berjalan kearah pria yang masih tertidur dengan tangan kanannya memegang sesuatu benda. "Ini balasan buat lo yang udah jahili gue malam tadi." desis Lulu.

Dengan perlahan Lulu sedikit mendekat kearah wajah Rais. Tangan Lulu memegang Brush blush on nya mengarah tepat pada telinga Rais. Tidur Rais mulai terganggu, ia menyentuh telinganya yang terkena Brush milik Lulu. Wanita cantik itu hanya tertawa diam-diam melihat pria berwajah tegas itu sudah mulai terganggu dari tidurnya.

Lulu masih saja menjalankan aksinya. Sampai pada akhirnya, Rais menarik kuat tangan Lulu.

Wanita cantik itu kehilangan keseimbangannya, alhasil ia terjatuh dan mendarat tepat pada dada bidang pria itu. Dengan perlahan mata Lulu melihat kearah wajah Rais.

Deg deg

Lulu sedikit menelan salivanya, ia lihat wajah Rais dari sedekat ini. Ia sama sekali tak bergeming.

"Kenapa natapnya gitu banget?" ucap Rais tiba-tiba sembari membuka matanya.

Mata Lulu terbelalak sempurna, dengan cepat ia menjauhkan wajahnya dari wajah Rais. Lulu hanya berdiri canggung. "Apa sih! Pake narik tangan gue segala." kesal Lulu.

Rais yang melihat sikap Lulu gelagapan pun tawanya pecah. Lulu hanya menatap bingung pria yang masih tiduran dikasurnya. "Ngapain lo ketawa? Emang ada yang lucu apa?" datar Lulu.

"Kamu yang ngapain, Lu?" balas Rais.

"Apa? Gue?" tanya Lulu beruntun.

Rais masih saja tertawa. Lulu sudah kesal mendengar tawa Rais sedari tadi. "Heh, gue nanya lu."

Rais pun membenarkan posisinya dari tidur ke duduk. "Kamu ngapain coba? Kamu naksir ya?" goda Rais.

Mendengar ucapan Rais barusan Lulu benar-benar tak terima. "Nggak bakalan gue suka sama lu." ketus Lulu.

"Ah... Yang bener aja, kamu. Nanti beneran naksir gimana hayo?" usil Rais.

"Dih, pede banget lo."

"Pede lah, masa nggak." ucapan Rais terhenti sejenak. "Inget ya, Lu. Hati kamu tuh tau siapa belahan jiwanya." tuntas Rais.

Lulu hanya memutar matanya malas. "Berisik lo. Buruan bangun, lo nggak mau pulang apa?"

"Wih, ada yang lagi excited banget nih mau pulang."

"Oh, berarti lu nggak mau. Yaudah, biar gue bilang sama Ayah kalo lo nggak mau tinggal bareng gue." lirih Lulu.

"Galak amat sih. Yaudah nih aku bangun." Rais beranjak dari kasurnya, dengan cepat Rais mencium pipi Lulu sembari berlari kecil menuju kamar mandi.

Mata Lulu membulat sempurna. "RAIS!! kurang ajar lo ya."

* * *

Rais saat ini tengah memasukkan koper Lulu kedalam bagasi mobilnya. Sedangkan Lulu sedang berpamitan kepada Ayah dan Ibunya. "Jaga sikap kamu didepan suamimu." bisik Ibu, Lulu hanya merespon dengan senyuman.

Old Money [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang