1. Different personalities

861 55 0
                                    

Sinar cahaya menyilau mengintip dari timur mengarah tepat ke arah seseorang yang masih tidur di atas kasur. Ia gelisah dan akhirnya bangkit dari aktifitas tidurnya yang terganggu. Wanita itu pun langsung beranjak dari kasur ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Ia lihat dirinya dari cermin, matanya terlihat bengkak karena akibat menangisnya malam tadi, lebih tepatnya menangis diam-diam karena tidak ingin menganggu tidur suaminya.

Lulu tidak habis pikir bagaimana dia bisa tertipu dengan perlakuan pria yang telah menjadi suaminya selama proses pengenalan itu.

Pada awalnya, Lulu memang kurang setuju dengan permintaan kedua orangtua nya. Tetapi, orangtua nya meyakinkannya bahwa bagaimana jika dia mencoba untuk mengenal lebih dekat calon suaminya yang sama sekali ia tidak tau dia siapa. Lama sekali Lulu menimang saran yang di berikan Ayah dan Ibu nya. Dan Lulu berpikir tidak ada salah nya mencoba terlebih dahulu.

Selama proses pengenalan itu, Lulu benar-benar terbuai dengan perlakuan pria yang sudah menyandang gelar suaminya itu. Sama sekali tidak terpikirkan olehnya bahwa pria tinggi itu akan menipunya. Ternyata dia memiliki motif tersembunyi. Bisa-bisa nya dia membuang waktu yang sia sia-sia hanya demi mendapatkan sesuatu yang Lulu sama sekali tidak tau menahu.

Bagaimana ini? Lulu punya prinsip bahwa menikah satu kali saja. Bagaimana bisa dia bertemu dengan suami yang sama sekali tidak sudi tidur bersamanya dalam satu ranjang.

Huft...

Kepalanya sudah terasa pusing saat memikirkan nya.

Ia menampar wajahnya beberapa kali dengan kedua tangannya. "Sadar Lulu sadar."

Lenguhan kasar keluar dari mulutnya. "Ikutin aja alur yang di kasih Tuhan. Tuhan tau apa yang nggak kita tau." Gumam Lulu.

Untunglah Lulu selalu Positive thinking. Dia tidak ingin memikirkan hal yang di atas kuasanya.

***

Lulu saat ini sudah berpakaian rapi. Dilihat nya kearah samping, pria tinggi itu masih tertidur dengan nyenyak berbanding terbalik dengan Lulu.

"Apa aku bangunin aja, ya? Mana orang-orang udah nunggu di bawah." batin Lulu.

Ia pun langsung menghampiri pria tinggi yang masih tertidur nyenyak.

"Kak, bangun orang-orang udah nunggu di bawah."

...

No response.

Lulu akhirnya memberanikan dirinya untuk menyentuh tangan pria itu. "Kak bangun udah siang ini."

Suaminya akhirnya bangun, ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Rais melihat sekeliling dan mata mereka bertemu. "Ngapain dibangunin, sih. Gue masih ngantuk." ucap Rais suara khas bangun tidur.

"Kamu udah tidur udah lama banget, kak. Lihat noh matahari aja udah bangun."

Rais mengusap raambutnya kasar. "Argh... Berisik banget, sih Lo!" suaranya meninggi sembari berdiri dari sofa.

Lulu tersentak kaget mendengar suara Rais yang meninggi. Rais menatap tajam ke arah wajah Lulu dekat. Lulu sedikit memundurkan langkahnya karena takut.

"Gue peringatin lo, ya! Gue nggak suka di gangguin pas lagi tidur. Paham!" marah Rais sembari langsung ke kamar mandi.

Lulu hanya mematung mencerna hal yang baru saja terjadi padanya. Tidak terasa air turun dari kedua kelopak matanya. Dia sadar akan hal itu dan ia pun menyeka air matanya dengan dadanya terasa sedikit sesak. Lulu hanya menghembus napas kasarnya, setidaknya sesak di dadanya berkurang.

"Sabar."






***






Lobi Hotel.
Semua keluarga sudah terkumpul di lobi. Mereka misuh-misuh sendiri karena menunggu dua orang yang tak kunjung datang.

Old Money [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang