2. Hug?

687 60 0
                                    

Segelintir kendaraan berlalu lalang melewati rumah besar pasangan suami istri yang baru saja beberapa hari ini menikah. Wanita cantik itu masih saja berdiri di dalam ruang penyimpanan mobil. Tidak terasa sudah berapa lama dia berada di dalam sana. Ia tersadar dalam lamunannya ketika notif di hp nya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Ya Tuhan, hampir saja dia lupa. Hari ini dia ada shift pagi. Gawat! Ia pun segera bergegas ke dalam kamar untuk bersiap-siap pergi bekerja.

Rumah sakit
Langkah kakinya begitu cepat melewati koridor Rumah sakit menuju ruang ganti. Orang-orang sekitaran melihatnya kebingungan, kenapa seorang wanita cantik harus berlari seperti itu? Aneh. Masa bodoh jika mereka berpikir seperti itu, yang jelas Lulu saat ini sudah sangat terlambat. Bagaimana jika Profesor Madya tau? Tamatlah riwayat nya, dia bakal di omeli habis-habisan.

Sesampainya di ruang ganti, napasnya masih tersenggal-senggal akibat olahraga paginya yang tak disengaja. Dia mencoba meneraturkan napasnya.

"Tumben lu telat hari ini, Lu. Biasanya on time. Ada apa?" tanya salah seorang wanita yang tengah menutup lemari gantinya.

"Huft... Capek gue Mplor. Ini, macet tadi hehe." bohong Lulu.

Flora menggelengkan kepalanya tak habis pikir. "Lulu Lulu, gue tau kok kalo lo lagi bohong."

Lulu tertegun. "Gimana lu bisa tau?" tanyanya sembari mentap lekat wajah Flora.

"Ya tau lah. Kan Lu baru aja nikah, udah pasti lu pengen di manjain lamaan dikit 'kan sama suami lu." kekeh Flora.

Lulu memutar mata malasnya. "Apaan sih Mplor, gak asik tau."

"Lho? Emang bener 'kan?"

Lulu mengulum bibirnya, apa dia bilang saja hal yang terjadi padanya kepada teman baiknya itu? Lama sekali ia tak bergeming, sepertinya tidak perlu. Semua orang pasti mempunyai kesulitan, ia tidak ingin menambah beban kepada temannya dengan menceritakan masalahnya.

"Heh. Lu ngapain? Malah bengong ni anak. Buruan cepet ganti bajunya, bentar lagi shift kita ayok." ujar Flora sembari meninggalkan Lulu di ruang ganti.

Lulu tersadar dari lamunannya. "E-eh iya, ntar biar gue nyusul."

Di sisi lain, suaminya sibuk menanda tangani banyak dokumen yang sudah dia biarkan selama dua hari ini di meja kerjanya. Tangan kirinya memijit pelipis alisnya, guna mengurangi sedikit pusing di kepala. Fokusnya teralih ketika salah seorang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk." titahnya.

"Permisi pak. Ini ada tamu, katanya pengen ketemu bapak." -Ellan sekretaris Rais.

"Suruh masuk aja." sahut Rais.

Ellan mengangguk. "Baik pak."

Tidak lama berselang, seorang wanita masuk ke ruangannya dengan wajah cemberut.

"Hei, kamu kenapa sayang?" lirih Rais.

Wanita itu berjalan menghampirinya. "Ih... Kamu kenapa nggak telpon aku malam tadi. Kamu 'kan tau, kalo aku sehari nggak bisa kalo nggak denger suara kamu." -Sindy pacar Rais.

"Aduh sayang, maafin aku ya. Malam tadi aku ketiduran nggak sempet telpon kamu. Maaf ya sayangku" cicit Rais sembari mengelus tangan Sindy lembut.

"Jangan di ulangin lagi ya."

"Iya, sini aku peluk."

Old Money [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang