bonus chapter #spoileralerts

4.8K 487 47
                                    

Bulan sudah semakin tinggi, dan dua sejoli yang baru saja mengucapkan janji sehidup semati mereka tertidur di atas ranjang.

Nicole terhenyak di atas ranjangnya, sementara Louis memeluknya dari belakang. Jika ditambah dengan momen ini, hanya dua kali Louis pernah melakukan ini, dan saat Louis memeluk Nicole dari belakang untuk pertama kalinya Nicole berpikir ia hanya bermimpi. Rasanya sangat nyaman, dan Nicole tambah mengantuk saat Louis mengusap perutnya yang semakin membesar secara perlahan.

Mereka sama-sama belum tertidur, Nicole tahu itu. Rencananya untuk pindah keluar negeri hilang sudah semenjak Harry mengatakan jika ia ingin membebaskan Louis—dan berhasil walaupun tak sepenuhnya. Harry berhasil meringankan tuduhan yang dijatuhkan kepada Louis dan membayar denda hukuman. Hingga akhirnya Louis berhasil bertahan diri di penjara selama 5 bulan, dan 1 bulan setelahnya dirawat secara intensif di rumah sakit untuk menyembuhkan luka-luka yang Nicole tak ketahui penyebabnya, kini Louis sudah menikah dengan Nicole dan tinggal menunggu kelahiran anak mereka.

"Sudah kaupikirkan nama anak kita?" tanya Louis tiba-tiba.

"Belum," kata Nicole.

"Aku dapat ide," katanya. "Loule Tomlinson—Louis dan Nicole, semacam gabungan nama. Tapi aku juga sering melihat nama itu di majalah yang sering kaubeli belakangan ini."

"Itu ide yang bagus, Loui," kata Nicole.

Louis tersenyum miring, lalu mengangkat punggungnya untuk mengecup kening Nicole, hidung dan bibir Nicole lama.

"Selamat tidur."

"Selamat tidur juga," kata Nicole. "Uh, bisakah kau bantu aku berbalik lagi? Aku tak terlalu nyaman dengan posisi yang ini."

Kalimat itu membuat Louis tertawa keras, namun ia tetap membantu Nicole dan kembali memeluknya dari belakang. Louis menenggelamkan wajahnya di leher belakang Nicole dan menarik napas dalam-dalam.

***

Sebuah dengungan musik yang keras sepertinya belum mampu memecahkan gendang telinga mereka yang berada di dalam ruangan itu masing-masing. Begitu juga dengan seorang pria berambut ikal, yang sedang menerima uangnya dan menyeringai.

"Nikmati dia," kata Harry berteriak, mengatasi kerasnya musik.

Zayn tersenyum miring dan licik, membawa pelacurnya yang sepertinya senang mendapat pria setampan Zayn. Sudah cukup untuk hari ini, pikir Harry puas. Ia keluar dari ruangan itu diam-diam dan duduk di belakang club, membutuhkan waktu sendirian untuk menghitung uangnya.

Jalanan di sekitar club itu sepi seperti kota mati, satu-satunya suara yang berasal adalah suara samar dari musik remix dari dalam. Hanya ada sesekali mobil lewat atau sekumpulan orang yang langsung masuk ke dalam club itu.

Harry mendongak, menyadari kedatangan orang. Benar, ada seorang pria berambut blonde kotor yang langsung meninjunya. Harry terhuyung namun ia segera bangkit. Sekilas Harry tahu siapa itu, dia adalah Andrew—pelanggan terakhir Sarah. Tapi untuk apa ia di sini dan memukulnya?

"Di mana Sarah?" tanya Andrew.

"Dia tak ada di sini, bajingan," kata Harry pelan, diam-diam menyimpan uangnya.

"Bawa dia ke sini!" perintah Andrew.

"Aku tak menerima perintah—"

"Whoa, Harry—aku tahu kau gay namun kini kau benar-benar terdengar seperti pelacur murahan yang sedang melakukan pemanasan. 'Aku tak menerima perintah, jadi memohon kepadakulah, Daddy'."

Harry hanya diam, suasana hatinya terlalu gembira untuk dihilangkan dengan kalimat Andrew walaupun Harry tetap menatap Andrew dengan kebencian.

"Apa maumu?" tanya Harry setelah terdiam lama.

"Kau lupa, Harry? Aku sudah membayar Sarah lebih dari satu milyar agar menjadi milikku sepenuhnya! Dan kau membawanya kabur!"

"Kau memang bajingan," gumam Harry. "Aku membawanya kabur bukan karena kemauanku, asal kau tahu. Aku mengembalikannya atas permintaan Louis demi saudari kembar Sarah yang mengkhawatirkannya."

"Saudari kembar?" ulang Andrew, menyeringai dan mendadak terlihat licik seperti ular. "Berarti ada dua Sarah?"

Harry kembali terdiam, sadar apa yang dimaksud Andrew. Pria itu akan mencari Nicole sebagai korbannya juga.

"Terima kasih, Harry."

Dan dengan itu, Andrew pergi.

--

itu dua alur yang jadi permasalahan di sequelnya nanti

dan, baru pertama kali ini gue namatin buku...

big love,

kintan x

stockholm syndrome • l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang