CHAPTER; One
Nicole membuka matanya, mendapati dirinya masih berada didalam peti. Oh bagus, pikir Nicole sarkastik. Ia menghentakkan napasnya dan mencoba untuk tenang--walaupun oksigen di sini semakin berkurang.
Tapi mendadak ia mendengar sebuah pertengkaran diluar peti--jauh di luar peti. Jantungnya mulai berdegup kencang, dan napasnya mulai memendek. Dipasang telinganya tajam-tajam untuk mendengarkan mereka.
"Kau! Sudah kubilang berapa kali untuk berhenti dari permainan-permainan temanmu! Sudah muak aku menghabiskan uang-uangku untuk mengeluarkanmu dari penjara sialan itu! Pikirkan Loui--"
"Dengar, bedebah! Aku tak pernah meminta sepersen uang pun darimu. Kau tak pernah peduli padaku. Berhentilah merengek agar aku--ARGH SIALAN!"
Nicole berkedip beberapa kali--mendengarkan sebuah pertengkaran hebat jauh diluar petinya yang menyita seluruh perhatiannya.
"Berhenti! Tolong berhenti!" Itu suara perempuan. Apakah itu korban sandera yang lain?
"Diam kau, jalang--ARGH!"
"Kubilang berhenti!"
Sesaat kemudian keadaan menjadi tenang, Nicole menahan napas saat merasakan ada langkah kaki yang mendekati petinya. Namun sedetik kemudian tersentak karena merasa petinya berjalan dengan kasar.
Lalu pintu petinya dibuka, membuat sebanyak mungkin udara masuk kedalam rongga paru-parunya yang separuh kosong sejak semalam.
"Bangun kau, pelacur," kata pria itu pelan, suaranya terdengar seperti anak kecil namun karena nada dan oktaf suaranya yang rendah membuatnya terdengar menyeramkan.
Kemudian pria itu menarik tangannya agar dia cepat bangkit dan berdiri dihadapan pria itu, membuatnya dihadapkan oleh sepasang suami-istri tua yang ia tebak adalah orangtua dari pria yang sedang mencengkram kedua tangannya dibelakang pinggulnya.
Sepasang orangtua itu membuka mulut mereka menjadi O besar saat Nicole merasakan besi keras dingin yang ia tahu sebagai moncong pistol. Tubuh Nicole menegang.
"Biarkan kami pergi, beri kami waktu, lalu kukembalikkan gadis ini pada keluarga mereka atau kubunuh dia sekarang juga," katanya.
"Baiklah, silahkan pergi," kata si pria tua itu pasrah.
Sedetik kemudian Nicole tersandung akibat pria yang di belakangnya mendorong dirinya ke depan untuk berjalan--sepasang suami-istri itu menyingkir dari ambang pintu, membiarkan lelaki ini membawa Nicole entah kemana.
"Masuk," kata pria itu dingin, membukakan pintu mobilnya yang mengkilat dan mendorong Nicole kasar.
Pria itu sendiri masuk ke dalam mobilnya dan mengambil sesuatu di jok belakang. Nicole melihat apa yang diambil oleh pria itu--sebuah kain hitam basah.
"Dan kau... lebih baik tak sadar," katanya lalu menutup hidung dan mulut Nicole dengan kain itu.
Louis melepaskan ikatan pada pergelangan Nicole sesaat setelah gadis itu tak sadarkan diri. Ditutup olehnya bekas kemerahan dipergelangan tangan Nicole dengan jaketnya lalu memasangkan gadis itu safety belt--akan terlihat mencurigakan jika orang-orang melihatnya membiarkan seorang gadis yang semobil dengannya terbawa kesana-kemari dengan gontai akibat kecepatan mobil dan betapa cepatnya Louis membanting stir mobilnya.
Lalu pria itu menjalankan mobilnya sesaat setelah ia memanaskan mesinnya. Sialan, pikir Louis kacau. Sialan, sialan, sialan.
Eleanor kini tahu bahwa bahwa dirinya adalah perampok dan memiliki korban sandera dirumahnya yang mana lagi adalah seorang gadis. Louis tahu itu menyakitinya. Ia tak bermaksud. Dan kedua tua bangka itu membuat segalanya menjadi lebih hancur.
Tubuh dan batinnya terasa berat saat mengingat Harry melaporkan segalanya pada Eleanor. Ia picik, ia tahu. Louis menculik gadis ini yang seharusnya menjadi milik Harry. Ini membuat Harry hilang kesempatan untuk mendapat komisi besar dari Julian karena menjual gadis perawan padanya. Banyak bedebah yang akan mengincarnya--mengincar gadis ini.
Louis menggeleng, gadis ini jauh lebih baik dengannya. Ia tahu ini egois. Tapi ia juga membutuhkan gadis ini.
Selama ini Louis hilang kontrol, susah untuk mengendalikkan emosinya dan susah untuk melampiaskannya. Dan gadis ini bisa dibilang cukup bagus untuk dijadikan samsak hidupnya.
Louis membanting stirnya kekanan dengan kasar, lalu memarkirkan mobilnya didepan rumah kecil yang merupakan rumah miliknya yang ia menangkan dari adu balap liar tahun lalu. Hadiah yang gila? Tidak jika kau melihat arenanya yang begitu curam. Louis hampir mati untuk memenangkannya.
Louis membawa gadis itu masuk kedalam rumahnya, membawa gadis itu keruang bawah tanah dan mengikatnya sekencang mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
stockholm syndrome • l.t
FanfictionKe mana rasa kebencian yang seharusnya kurasakan? Mengapa jantung ini malah berdetak lebih cepat dan membuatku gugup? Sialan. Apa yang terjadi denganku? WARNING: contain sexual scenes and harassing words. [18+] All Rights Reserved. Copyright 2014 b...