Happy reading!
.
.
____________________________________________Malam hari ini hujan turun bahkan ada petir beberapa kali membuat Aisha ketakutan. Dia paling takut dengan suara petir dan kegelapan.
Malam ini dia meringkuk dibawah selimut dengan tubuh yang bergetar. Keadaan mati listrik disertai suara petir itu membuatnya ketakuan dan tak hentinya menggumam memanggil nama Bundanya.
Sialnya malam ini Bunda dan kakaknya lagi menginap di rumah saudaranya yang berada di Surabaya. Disana ada acara khitan adik sepupunya. Aisha sudah diajak tapi dia kekeuh gak mau ikut, dan sekarang dia menyesal.
Dia mau telpon Ethan untuk minta ditemenin namun mengingat suara petir yang terus berbunyi itu membuatnya takut jika nanti dia akan tersambar petir.
Konon katanya gak boleh main hp atau nonton tv ketika ada petir.
"Bundaa, pulang dong!" Aisha bahkan sekarang sudah menangis berharap Bundanya pulang dan memeluknya.
Aisha bisa saja langsung kerumah Ethan, tapi keadaan mati listrik begini membuatnya takut untuk keluar dari kamar.
Disisi lain Ethan sedang makan salad bareng sama adeknya di meja makan dengan penerangan sebatang lilin.
Mama Fani terlihat gelisah ketika mengingat anak sahabatnya masih dirumah sendirian. "Ih, Ethan sana samperin Ica nya!" suruhnya ke anak sulung.
Ethan hanya mengangguk lalu kembali melahap saladnya. "Jangan di habisin!" peringatnya ke Soya, adiknya.
Pemuda itu bangkit lalu meraih payung yang diberikan Mama Fani. "Buset gede banget suaranya," celetuknya ketika baru saja membuka pintu depan.
"Husst! Gak boleh gitu ah." Mama Fani yang mengikutinya menepuk pundak putranya.
"Doa dulu," peringat Mama Fani.
Ethan mengangguk, "Bismillah.." setelahnya terdiam lalu meringis. "Eh maap tuhan yesus."
Pemuda itu berlari keluar dari halaman rumahnya. Diluar ada penerangan sedikit dari cahaya Bulan dan ketika memasuki pekarangan rumah Aisha, Ethan menyalakan senternya lalu masuk ke dalam rumah. "Ni bocah bahaya banget pintu gak dikunci."
"Ca! Woy Ica!" Ethan menyusuri seluruh rumah Aisha bahkan sampai ke halaman belakang, sampai ia berdiri di depan kamar Aisha pemuda itu langsung mengetuknya brutal.
"CA CA CA CA CA marica hey hey!"
Tak ada sautan dari dalam membuatnya terpaksan membuka pintu kamar Aisha. Dikasur ada selimut yang menggembung membuatnya tertawa.
"Yaelah, Sha." Ethan mendekati Aisha lalu membuka selimut itu.
"Buset udah tidur ternyata," ucapnya lalu terkekeh. Aisha tidur dengan posisi miring yang meringkuk seperti trenggiling.
Namun jika diamati lagi mata gadis itu sembab bahkan hidungnya memerah. Ethan sudah menduga jika kawannya ini menangis ketakutan sebelum ia datang sampai ketiduran.
Ethan memutuskan untuk menunggu disana sampai listrik hidup kembali. Pemuda itu duduk di kursi belajar dan meletakkan senternya di meja.
...
Aisha menguap lebar lalu bangkit dari tidurnya dan merentangkan tangan. Gadis itu mengusap hidungnya lalu menarik ingus ketika merasa hidungnya tersumbat.
Matanya melirik ke jam dinding, masih jam empat pagi. Namun setelahnya terlonjak kaget ketika melihat seorang pemuda yang tengah tidur di kursi belajarnya dengan kepala yang berada di meja belajar, disamping itu ada senter yang masih menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
SASHA
Teen Fictiongara gara dikasih permen kiss sama cowok yang sering digodanya, Aisha jadi baper beneran? Aksa Delvin Arion, cokibernya kelas XI-akuntansi2 yang paling kalem, pintar, ganteng. Aksa, cowok bermata sipit itu sering jadi sasaran empuk buat godaan par...