Happy reading!
.
.
____________________________________________Di awal kelas dua belas ini sudah banyak wejangan dari beberapa guru. Sebagai kelas tertua sudah dipastikan akan mulai menghadapi ujian menuju masa depan.
Biasanya kelas dua belas itu materinya banyak yang mengulang dari kelas sepuluh dan sebelas. Tapi juga ada materi baru nantinya.
Kini di kelas 12 Akl-2 sedang diberi wejangan oleh walikelas mereka. Mulai dari persiapan ujian, kuliah, dan kerja.
"Gunakan waktu kalian sebaik mungkin. Sekarang kalian bukan lagi anak SMP yang ketika lulus bisa milih SMA dengan mudah. Kuliah tidak segampang itu. Ketika kalian sudah menjadi mahasiswa, kalian juga harus mandiri. Jangan hanya mengandalkan orangtua saja. Masa kuliah itu bukan seperti masa sekolah kalian. Kuliah dan sekolah itu berbeda, paham?"
Aisha mengangguk sambil menguap lebar. Sudah satu jam lebih Bu Rita terus berpidato didepan.
Matanya melihat sekeliling termasuk ke belakang. Aksa menatapnya dengan bahu kiri bersandar ke tembok. kedua tangannya di atas meja dengan jari yang mengetuk pelan. Alis tebalnya terangkat saat Aisha menatapnya.
Cewek itu hanya tersenyum lalu balik lagi menghadap depan. Sepertinya Aksa juga sudah mulai bosan.
Teman sebangkunya sudah tertidur di meja dengan tangan yang menumpu kepalanya. Ada buku besar yang berdiri dengan terbuka didepan kepala Yura.
Aisha mencondongkan badannya ke depan lalu memanggil sang ketua kelas.
"Kapan selesainya? Gua jadi ngantuk."
Aisha menghela nafas panjang saat Jia menanggapinya dengan gelengan kepala, tanda ia tak tau.
"Sekarang buka LKSnya!"
Aisha terperangah kaget, tangan kanannya refleks menepuk badan Yura beberapa kali hingga dia terbangun.
Aisha sedikit berbalik. Saat sudah membuka tasnya, tiba-tiba otaknya ngeblank.
"Bu Rita mapel apa, Ra?"
Yura yang masih setengah ngantuk itu menoleh, "Hah?"
Aisha mendengus lalu menatap ke Aksa. Cowok itu pasti sudah dengar pertanyaannya tadi, jadi dia gak usah nanya ulang.
"Akuntansi keuangan." kata Aksa lalu terkekeh geli saat Aisha dengan genitnya mengedipkan satu mata.
"Makasih, sayang." Aisha mengambil LKSnya lalu kembali menghadap depan.
Raka yang melihat interaksi keduanya langsung berlagak pura-pura muntah. Cowok itu menatap nyidik ke teman sebangkunya.
Tumben Aksa merespon kecentilan dari Aisha. Biasanya cuma dengusan dan wajah datar yang ditampilkan Aksa saat dirinya tengah digoda.
"Jadian?" bisik Raka ke teman sebangkunya.
Aksa hanya melirik lalu menghendikkan bahunya acuh. Dia fokus membuka buku LKS, mencari halaman yang disebutkan Bu Rita tadi.
"Sementara kalian kerjain yang essay dulu. Itu materi kelas sepuluh, jadi ibu gak usah jelasin lagi. Bagi yang belum paham bisa tanya temennya. Jangan ada yang keluar kelas! Ibu mau keluar sebentar." Setelahnya Bu Rita keluar dari kelas.
Sontak para siswa disana langsung pada heboh. Ada yang lanjut mabar, ada yang tidur, ada yang langsung ngerumpi.
Aisha mengeluarkan permen dari saku bajunya. Gadis itu berbalik mengacungkan satu permen ke Aksa.
"Gua gak dikasih nih?" celetukkan Raka langsung mendapat pelototan dari Aisha. Tapi cewek itu tetep kasih permen.
"Anjay, i love you gak tuh." seru Raka saat melihat tulisan belakang permen punya Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SASHA
Teen Fictiongara gara dikasih permen kiss sama cowok yang sering digodanya, Aisha jadi baper beneran? Aksa Delvin Arion, cokibernya kelas XI-akuntansi2 yang paling kalem, pintar, ganteng. Aksa, cowok bermata sipit itu sering jadi sasaran empuk buat godaan par...