-29

40 9 4
                                    

maap yaa intronya lama, bingung juga carinya 😭😭

Happy reading!
.
.
____________________________________________

Gadis itu terus bersenandung di sepanjang jalan koridor sekolah. Aisha melangkah dengan riang menuju ke kelas. Hari ini ia tak akan mengomel dengan tangga, moodnya sedang sangat bagus.

Dia tak menyangka jika dirinya dan Aksa sudah berteman sejak kecil. Aisha terkikik saat mengingat dulu dia sering jailin Aksa yang pendiam. Mulai dari merebut es krim cowok itu, menyembunyikan mainan robotnya, kadang suka dia tinggal waktu mereka di suruh Nek Arsi ke warung.

"Lu nangis kejer banget, Sa." setelahnya Aisha tertawa kencang.

Aksa yang disampingnya itu hanya mendengus. Sedari tadi Aisha bercerita mengenai dirinya yang dulu cengeng.

"Lu ingat gak, Sa? Waktu Nek Arsi nyuruh  lu metik mangga depan rumah, Lu langsung nangis pas liat semut gak sengaja ke injek elu." 

Aksa menghela nafas panjang, dia kira setelah ingatan Aisha kembali itu akan membaik dalam hal kedetakan. Tapi ternyata salah. Aisha tak berhenti mengejeknya sedari tadi. Bahkan semalam, gadis itu mengirim pesan yang sangat membuatnya kesal.

Aisha
selamat boboo iyonn
dah ga ngompol lagi kan??

Dibawahnya Aisha mengirim stiker balita sedang tertawa.

"Stop, Ai." Aksa jengah dengar celotehan dari Aisha.

Sepertinya Aisha bukan lagi menggoda karena dirinya tampan rupawan, tetapi gadis itu menggodanya seperti anak kecil.

Gadis itu masih tertawa. Saat sudah memasuki kelas, tawanya mereda. Aksa langsung pasang muka datarnya. Aisha menepuk lengannya sambil terkikik geli dan langsung lari ke bangkunya.

Cowok itu mendengus malas. Dirinya melangkah dengan santai seperti biasa. Raka masih makan mi rendang sambil duduk lesehan di belakang bareng Dana.

Angga tiduran di mejanya dengan wajah yang ditutupi buku tulis. Kebetulan habis istirahat pertama ada jam kosong dua jam. Makanya disaat bell sedang berbunyi, masih banyak anak kelasnya yang keluyuran.

Si ketua kelas bahkan sudah menyerah untuk mengatur temannya yang batu itu. Si wakil pun ikutan keluyuran kesana kemari.

"WOY MASUK! ADA BU RITA." Satya masuk dengan panik, diikuti teman yang lainnya. Mereka langsung duduk dengan rapih, bahkan tak ada satupun yang bersuara.

Hingga lima menit kemudian, Bu Rita masuk sambil bawa lembaran kertas. Di belakangnya ada tiga orang yang memakai almameter warna biru tua.

Sepertinya akan ada promosi universitas sebentar lagi.

Raka bersiul, namun siulannya tak sampai ke depan. Hanya Aisha, Yura, dan Aksa yang dengar. 

"Cantik, Sa." celetuknya ke Aksa, matanya dari tadi tak lepas dari salah satu orang yang tengah berdiri di depan.

"Halo semuanya!" sapa Mahasiswi itu dengan riang, senyum manisnya pun tak ketinggalan.

"Mohon maaf sebelumnya karena kami meminjam waktu pembelajaran kalian. Ibu, kami izin untuk mengisi waktunya dengan baik, ya." lanjutnya sambil meminta izin ke Bu Rita yang hanya berdiri di dekat pintu.

Bu Rita hanya mengangguk sambil tersenyum, mengizinkan tiga mahasiswa/i itu untuk mempromosikan universitasnya.

"Nah sebelum itu, kita perkenalan dulu gak sih? Kan kata orang tak kenal maka tak...?" satu cowok maju mendekati meja Ulfa yang duduk didepan.

SASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang