-17

52 11 3
                                    

Happy reading!
.
.
____________________________________________

Keesokan harinya seluruh siswa masih mengikuti classmeet, namun ada beberapa juga yang gak masuk sekolah karena hari classmeet ini adalah hari bebas belajar.

Saat ini pertandingan bola basket antar kelas masih berlangsung. Ada beberapa kelas yang merasa kurang dalam hal olahraga ini, dikarenakan gak ada yang pandai main basket di kelasnya.

Kelas Aisha paling beruntung dalam hal non akademik, karena memang ada beberapa atlet di dalam kelasnya.

Untuk pertandingan bola basket ini peraturannya satu tim bisa campur lawan jenis, yang artinya cowok cewek boleh ikut. Satu tim terdiri dari delapan orang.

Di kelas Aisha yang ikut itu ada Raka, Angga, Satya, Bima, Gilang, Aksa, Nindi, dan Tika.

Fyi Nindi dan Tika ini atlet basket putri di sekolah dan pernah menang beberapa kali hingga masuk ke tingkat Provinsi.

Ada Aksa sama Gilang juga yang merupakan atlet basket putra di sekolah. Mereka juga sama dengan tim basket putri, menang juara 3 tingkat provinsi beberapa bulan lalu. Gilang jadi kapten basketnya.

Jia masuk ke kelas sambil menenteng beberapa buku tebal. Ketua kelas itu berdiri di depan meja barisan pertama.

"Guys, ni laporan PKL kalian yang udah di acc sama Bu Ning. Nanti kalian fotocopy lagi sesuai jumlah anggota, terus yang asli di kumpulin lagi ke gua ya."

"Oh iya yang belum selesai laporannya, tolong selesain sebelum akhir semester 1 nanti pas kelas 12. Kalau telat berarti gak bisa presentasi dan gak dapet nilai."

Jia membagikan buku laporan itu ke ketua kelas kelompok masing-masing. "Batas waktu fotocopy laporannya 2 hari, jadi ntar hari jumat kumpulin yang aslinya ke gua ya."

Aisha menghampiri Citra, gadis itu gabut dan ingin menawarkan diri untuk memfotocopy laporan itu.

"Kebetulan, Sha. Uangnya juga masih di elo kan?"

Aisha hanya mengangguk lalu keluar kelas dengan langkah riang. Saat melewati lapangan, dia nonton pertandingan basket kelas lain sebentar lalu lanjut keluar sekolah dan mengunjungi tukang fotocopy yang beradi sebrang kanan sekolahnya.

Aslianya di koperasi ada fotocopy juga, tapi rame banget karena banyak dari jurusan lain yang fotocopy disana. Di luar juga ramai tapi lebih mending daripada yang di koperasi sekolah.

Aisha duduk di bangku plastik sambil menunggu dua orang lagi yang masih di fotocopy. Mata gadis itu menyapu segala hal yang ada di hadapannya. Kadang liat ke pohon gede samping sekolah, liat beberapa pedagang jajanan di depan sekolah, liat gang kecil di samping kanan sekolah.

Gadis itu tak membawa ponsel karena ponselnya masih di pinjem sama Ethan buat hostpotan. Aisha udah nolak tapi cowok itu malah mengungkit kebaikannya yang memebelikan gadis itu kuota kemaren.

Kayaknya mulai sekarang kalau Ethan tiba-tiba baik mau beliin sesuatu, Aisha harus hati-hati dengannya.

Sudah hampir setengah jam akhirnya buku laporan sudah di fotocopy, lumayan berat membawa 6 buku tebal di kedua tangannya.

"Busett laporan udah kaya buku paket matematika," gerutunya sambil noleh kanan kiri saat hendak menyebrang.

"Ahh motornya lama banget!" dumelnya namun dengan suara lirih. Aisha ingin maju tapi ada kendaraan lain yang dari jauh melaju dengan cepat membuatnya mengurungkan niatnya.

Aisha kembali berkeliling sekolah setelah selesai fotocopy dan mengumpulkan laporan yang asli ke Jia langsung biar besok gak kelupaan.

Amara juga mengikuti terus gadis itu kemana pun melangkah. Hantu cilik itu melayang di belakang Aisha sambil sesekali meniup daun-daun yang gugur dari pohonnya di pinggir lapangan.

SASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang