-26

51 9 1
                                    

Di chapter ini maaf yaa kalau ada yg berantakkan tulisannya. Karena ada sebagian yang hilang huhu.

Happy reading!
.
.
____________________________________________

Hembusan dinginnya angin malam menyentuh kulit putihnya. Gadis itu mengeratkan cardirgan warna cream itu agar lebih hangat.

Aisha merapihkan rambutnya yang berantakkan karena angin, dia mengambil jedai yang terpasang di tali tas kecilnya lalu digunakan untuk menjepit cepolan rambutnya.

Malam minggu yang biasanya ia gunakan untuk rebahan atau nobar sama Soya, kini berbeda. Sampai sekarang dia gak tau kenapa Aksa tiba-tiba mampir ke rumahnya dan ngajak jalan.

Padahal dia gak kode apapun ke cowok itu. Bahkan tadi terakhir chat dia cuma nanya basi basi doang sambil ngegombal.

"Ai?" mendengar bunyi jentikkan jari membuat lamunannya buyar. Terlihat Aksa sudah berdiri di samping motor.

"Hah? Oh udah sampai ya?" Aisha melihat sekitar, tempat yang cukup ramai tapi ada beberapa spot yang sepi juga. Banyak pasangan di beberapa tempat, ada juga banyak anak kecil yang tengah bermain lari-larian.

"Gak turun?"

Cewek itu menoleh lalu meringis, baru sadar dia masih duduk anteng di jok motor Aksa. Aisha turun dari motor lalu berjalan bersama Aksa.

"Gua gak pernah kepikiran bakal ke pantai pas malem begini." celetuk Aisha, cowok di sebelahnya hanya terkekeh.

"Rame juga yaa, walau udah malem."

Melihat ada spot kosong yang gak jauh dari bibir pantai, Aisha langung menarik lengan Aksa kesana. Gadis itu memandangi air pantai yang terlihat tenang, tersenyum sembari merentangkan tangan dengan mata yang terpejam menikmati semilir angin yang melewatinya.

Aksa tersenyum, sedari tadi matanya tak beralih sedikit pun dari gadis itu.

"Dingin gak?"

Aisha menoleh, "Dikit, tapi gua suka hawa ini."

Aksa mengangguk, tangannya terulur mengacak rambut Aisha yang masih di cepol asal itu.

Jangan ditanya bagaimana keadaan gadis itu sekarang, tentu saja terkejut. Pipinya memerah, perutnya terasa geli. Aksa sudah mengalihkan pandangannya ke pantai. Kini bergantian dirinya yang memandangi Aksa dengan takjub.

Kok bisa gua kenal sama orang yang secakep cha eunwoo ya? Gua yang upik abu begini bisa gak ya sama dia?

Aksa menoleh sedikit terkejut melihat binaran mata dari gadis itu yang memandanginya. Mereka saling pandang hingga beberapa detik.

Bahkan sudah satu menit berlalu mereka masih tetap di posisi yang sama. Baik Aksa maupun Aisha enggan beralih memandang lain. Mata mereka seakan seperti magnet, saling tarik menarik.

"Cantik."

"Cakep."

Ucapan itu muncul secara bersamaan, Aksa membuang muka melihat ke pantai sambil berdehem. Merutuki mulutnya yang keceplosan.

Aisha yang awalnya terkejut lalu bingung dan sekarang malah tersenyum tengil saat melihat telinga Aksa yang memerah.

"Salting?" gumamnya namun terdengar oleh Aksa. Cowok itu hanya diam pura-pura tak mendengarnya.

Suasana menjadi canggung, mereka sama-sama diam. Aksa masih merasa malu dengan ucapannya yang ngelantur tadi.

"Aksa."

Cowok itu segera menoleh, "Hah? iya?"

Aisha tersenyum, "Makan yuk! Gua laper."

Jam menunjukkan pukul 22.05 Aisha baru sampai di rumahnya. Tentunya diantar sama Aksa. Senyum gadis itu itu tak luntur sedikit pun sedari tadi.

SASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang