OP 19 - Hidden

264 8 0
                                    

Vote before read, 😊
Baca pelan-pelan ya, lumayan banyak narasi, karna aku menceritakan asal muasal Hayes,
Thank you.

---

Hadwyn menatap tajam gadis cantik di depanya, menahan semua yang ia ingin tanyakan, karna masih mendapatkan cold shoulder akibat perbuatanya.

"Kenapa kau kembali kemari?" Gaele memasukan pakaian kotornya ke dalam mesin cuci, memasukan sabun dan beads softener.

Masih sibuk melakukan aksi bebersih, karna tak ingin keadaan canggung yang ia rasakan saat membuka pintu penthouse-nya, dan mendapati Hadwyn berada di sana.

"Apa maksud mu?" Hadwyn menjawab pelan, emosinya masih tinggi, tapi tak dapat ia ungkapkan.

"Kau punya urusan dan jalang yang harus kau urus, untuk apa kembali kemari" Gaele berkacak pinggang, menghela nafas tajam.

Kesal dengan Hadwyn yang seakan tak memiliki kesalahan, padahal Hadwyn sudah meminta maaf, tapi itulah wanita, semua di buat dramatis, right?

"I'm so sorry, aku tidak berniat seperti itu, you know that" Hadwyn pasrah saat ia kembali harus memohon ampunan wanita kecil itu.

"Kau tidak menghargai ku Had, i hate you" Gaele mencebik, ia masih sangat kesal.

"Fine, maki aku sepuasmu, setelah ini" Hadwyn segera menarik pinggang Gaele yang berdiri di depanya, Hadwyn memang sedang duduk di sebuah beanbag yang ada di ruang loundry.

Mencium Gaele dengan lembut, membuainya membuat Gaele tak lagi berontak saat ciuman Hadwyn semakin erat.

Hadwyn semakin menekan belakang kepala Gaele, memperdalan ciuman mereka, ia sangat rindu dengan aroma dan manisnya Gaele yang berada di dekapanya.

Mengusap punggung kecil Gaele, Hadwyn selalu bisa membuatnya kembali bertekuk lutut untuknya.

"I miss you so bad" Ucap Hadwyn di sela ciumanya, dengan Gaele yang sudah terbawa arus gairah, mengalungkan tanganya di tengkuk Hadwyn.

Hadwyn menggeram rendah, gejolaknya tak bisa ia bendung lagi, ia merobek kaus tipis Gaele, menghirup aroma rose yang bercampur apik dengan pear yang manis.

Hanya mampu menyusuri kulit halus Gaele yang semakin membuatnya dahaga, Hadwyn berlutut di tengah kaki Gaele, menarik celana pendek gaele dengan dalamannya, membuat Gaele telanjang dalam hitungan detik.

"God," Gaele mendongak saat siksaan Hadwyn di mulai, Hadwyn menyesap lembah manis yang ia rindukan, menjulurkan lidahnya sedalam yang ia bisa raih, membuat Gaele bergerak gelisah.

"Ohh!" Gaele semakin menekan kepala Hadwyn di antara kakinya, tanda pelepasanya semakin dekat, Hadwyn semakin meningkatkan aksinya dengan jari yang sudah membantunya membuat Gaele kewalahan.

tubuh Gaele bergetar saat klimaksnya datang, nafasnya memburu dan cairanya yang di hisap habis Hadwyn semakin membuat kepalanya kosong.

"Kau bisa membunuhku setelah ini, kau bisa memaki ku setelah ini, kau bisa melakukan apapun pada ku, jika aku sudah selesai dengan mu" Hadwyn dengan tergesa menyatukan tubuhnya dengan Gaele.

Kejantananya yang sudah sangat kehausan mendamba Gaele setelah sekian lama.

"God, Hadwyn slowly" Gaele hanya mampu meremat rambutnya sendiri, ia bahkan tak sadar saat ini tengah di gauli Hadwyn di lantai ruang loundry-nya yang dingin.

HE OVERPROTECTIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang