BAB 03

84.4K 4.6K 28
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

"Keira.."

"Iya?"

"P-papa belum punya uang lagi.. kalau kamu mau sesuatu, nanti ya?" ujar Rico pelan.

"Nanti pasti papa beliin, tapi tunggu gaji papa di kasih dulu ya? Sabar ya nak?" lanjut Rico lembut.

Keira menggeleng pelan, "Keira gamau apa - apa. Gaji nya simpen aja," jawab Keira.

"Keira mau makan," kata nya lagi.

"Hng? A-apa?"

Menarik nafas nya dalam, "Keira laper.."

"O-oh iya, ini papa ambilin."

Dengan buru - buru, tangan Rico bergerak menyedokkan bubur ke dalam mangkuk bergambar barbie untuk putri nya.

Alana tersenyum tipis, tangan nya terangkat pelan, mengusap helaian rambut putri nya.

Ia tak tau apa yang terjadi pada Keira. Mungkin gadis itu sedang tak terlalu sadar karena masih demam? Mungkin karena itu, Keira jadi bersikap aneh. Tapi sikap aneh nya ini, sangat di syukuri oleh kedua orangtua Keira.

"Ini nak.." Kata Rico pelan, menyodorkan mangkuk berisi bubur itu ke hadapan Keira.

"Makasih," ujar nya pelan, lalu langsung melahap bubur itu.

Keira sadar dengan ekspresi terkejut juga cengo dari orang sekitar nya. Namun, ia tak mempedulikan nya. Pura - pura tak tau sedang di tatap dengan perasaan terkejut, aneh, juga curiga.

Tangan Rico terjulur menyentuh kening Keira dengan punggung tangan nya. Panas nya sudah jauh menurun dari sebelum nya.

"Nanti abis makan, minum obat sekali lagi ya? Biar besok sembuh total..," kata Rico menatap putri nya lembut.

Keira hanya mengangguk saja, fokus pada makanan nya. Perut nya sudah lapar sejak tadi. Walau makan bubur polos, setidaknya lapar di perut nya bisa hilang.

'Dia pasti ada mau nya kan?' batin Juan memincingkan mata menatap curiga Keira.

Keira mendengus kesal, mendongakkan kepala nya, menatap orang di hadapan nya, "Ngapain liat - liat?"

"Gue tau gue cantik, gausah terpesona," ujar nya datar.

Dengan cepat Juan mengalihkan pandangan nya, "Cih!"

"Ma, pa, Juan ke kamar duluan."

Kemudian pria itu berdiri, meninggalkan meja makan setelah melirik sinis ke arah Keira.

"Haduh.. anak itu.." Alana menggelengkan kepala nya pelan, agak lelah dengan kelakuan putra sulung nya.

Keira melanjutkan makan nya dengan tenang, kali ini, ia menyedokkan makanan nya lebih santai.

'Gue harus ngeliat pemeran utama nya, buat tau udah sampai mana alur cerita ini.'

'Semoga alur nya belum terlalu jauh.'

---------------

Sinar matahari pagi mulai terlihat di langit. Keira dengan amat terpaksa harus bangun, mengingat kini ia berada di tubuh gadis SMA yang masih bersekolah.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang