BAB 68

22K 1.3K 62
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

Renza, Lisa, Jessica dan Bima berjalan masuk ke dalam kelas. Langkah mereka terhenti ketika melihat seorang gadis tengah duduk di tempat yang sudah hampir dua bulan kosong.

Mengerjapkan mata nya pelan, "Kayaknya, gue sekangen itu sama Keira, ya? Sampe gue bisa ngeliat dia kayak nyata banget," kata Bima.

"Gue juga.." celetuk Lisa.

Keira berdiri menghampiri teman - teman nya, sembari menatap heran mereka. "Kenapa ngeliatin gue gitu?" tanya Keira bingung.

"Bisa ngomong dia, Lis," ujar Jessica.

"Kalian kenapa sih?!" tanya Keira menatap kesal teman - teman nya. "Kalian ga kangen gue, apa?!" sambung nya bertanya.

"Lo... beneran Keira?" tanya Renza. "Ya iya lah! Emang ada Keira boongan?!" sentak Keira sebal.

"Berarti beneran Keira udah balik dari luar kota?" tanya Lisa lagi. Keira mendengus sebal, tapi mengangguk sebagai jawaban.

Satu detik.. Dua detik.. Tiga detik.. tepat setelah itu, tubuh Keira terhuyung dua langkah, hampir saja terjatuh karena tubuhnya di hantam keempat teman kurang ajarnya itu.

"WOY ANJ*NG, GUE HAMPIR JATOH!" teriak Keira kesal. Tapi, teman nya tak peduli. "Huhuu, Keira gue kangen bangettt!" kata Lisa mendekap Keira paling erat. Sialan.

"L-lepas dong! Engap nih!" Keira berusaha melepaskan pelukan. Renza dan Bima sudah melepas, membiarkan Jessica dan Lisa masih memeluk Keira. Kangen berat ini mah.

"Jes! Lis! Lepas. Lo mau ngebuat gue mati ya?!"

"Lo gatau apa, kita nih lagi kangen banget sama lo?! udah lama loh, Kei, kita ga ketemu. Lo ga kangen gitu?!" tanya Jessica melepas pelukan nya. "Wah gitu ya lo. Ngelupain kita - kita. Bisa - bisa nya ga kangen gue. Gue kira, hubungan kita spesial kayak martabak." Ini Lisa yang membuat kesimpulan sendiri, tentunya dengan diksi yang di lebih - lebihkan.

Keira terkekeh geli mendengarnya. "Lebay lo pada. Geli gue," ujarnya jujur.

"Ih, sialan. Jahat banget," sahut Lisa.

"Kei, lo kemana aja? kita dateng ke rumah lo, ke ruko, tapi lo selalu gada. Katanya lo keluar kota." Ini Renza.

"Bener kok, gue keluar kota. Lumayan lama emang. Ada masalah keluarga," jelas Keira, berbohong.

"Beneran? Tapi... pas om Rico gada, lo ga dateng?" tanya Renza lagi. Masih tak begitu percaya.

Keira diam beberapa saat, "Gue gabisa dateng waktu hari H nya.."

Gadis itu menghembuskan nafas nya panjang, lalu diam tak lagi membuka suara, membuat Renza menjadi merasa tak enak sendiri. "Yaudah.. duduk. Bentar lagi bel masuk," ujar Renza, tak mau melanjutkan obrolan tadi.

Kringgg... Kringgg.. Kringgg..

Bel menandakan waktu istirahat telah tiba. Para murid berhamburan ke kantin, begitu juga Keira dan teman - teman nya. Di kantin, mereka sedikit drama saat Rea dan Mars bertemu Keira. Mengobrol sebentar sembari menyantap makanan masing - masing. Kebetulan Keira hanya makan nasi goreng yang ia bagi setengah dengan Kenan. Katanya sih, Keira sedang tak mood makan dan masih kenyang juga.

Lantas, kini Keira sedang menunggu teman - teman nya menghabiskan makanan masing - masing. Sampai, suara dering ponsel nya terdengar lumayan besar, membuat arah pandang orang - orang tertuju padanya.

Keira meringis pelan. "Lupa gue silent," ujarnya sembari buru - buru mengecilkan volume ponselnya.

Kenan mendengus pelan, "Untung ga pas lagi di kelas. Kalau ga, di sita hp lo." Keira tak merespon, ia membaca nama kontak si penelfon yang tertera di ponselnya.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang