BAB 69

25.7K 1.6K 60
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

"...Iya, gue ngerti kok."




















"Lo kenapa?" tanya Jendra, menatap aneh Gabriel yang terlihat sekali lesu nya.

"Gue... galau." Jawaban yang di berikan Gabriel itu malah membuat Jendra tertawa terbahak. "Di tolak adek gue, ya?" tanya nya di selingi tawa kecil.

"Bukan, sih. Tapi.. dia bilang, dia ga kepikiran buat pacaran," jelas Gabriel menelungkupkan kepala nya ke atas meja. Jendra terkikik geli, kemudian berubah menjadi senyum tipis. "Dia masih sedih sama kepergian papa.." ujar Jendra pelan.

Gabriel merespon dengan anggukan, "Gue tau kok. Makanya, gue ga maksa dia buat suka balik ke gue," gumamnya.

Bel pulang sekolah berbunyi. Para siswa berhamburan keluar kelas menuju parkiran, termasuk Keira.

Keira di jemput oleh Juan, tentu dengan mobil Keira. Mereka berdua menuju ke rumah sakit tempat Keira operasi mata waktu itu, untuk pemeriksaan.

Hanya 12 menit, mereka sampai di rumah sakit. Pemeriksaan nya pun tak lama. Keira di nyatakan dokter cocok dengan mata nya saat ini, tak ada keluhan atau masalah apapun. Sehingga gadis itu di perbolehkan langsung pulang.

Sampai di rumah, Keira langsung menuju kamarnya, sedangkan Juan berangkat ke tempat kerja paruh waktu nya.

Masalah toko kue mereka? Kini Naren dan Alana lah yang menjalankan itu. Kebetulan, jualan mereka hampir setiap hari habis, terkadang masih di cari lagi oleh masyarakat sekitar. Karena itu, Alana memilih berhenti dari pekerjaan nya sebagai pembantu rumah tangga.

Meski kini pemilik aslinya sudah tak ada, pelanggan masih tetap senang membeli, karena citra rasa nya tetap sama, di tambah dengan penjualnya yang ramah dan ganteng.

....

Kembali ke Keira saat ini. Gadis itu duduk di kursi balkon kecil kamarnya sembari menatap lurus pada langit. Pikiran nya melayang pada perkataan Gabriel di rooftop sekolah beberapa jam lalu.

Mengenai perasaan... ia tak yakin. Keira tak tau, kapan ia akan di kembalikan ke tubuh lamanya. Senyum miris terbit di wajah gadis itu. Merasa bodoh karena terlanjur nyaman dengan kehidupan nya di tubuh orang lain.

'Gue gatau.. bisa berapa lama lagi gue di sini,' katanya dalam hati. Gadis itu diam sejenak, kala nama di kehidupan sebelumnya kembali terdengar memanggil.

Keira memejamkan mata nya sejenak, lalu kembali membuka mata sembari menarik nafas nya panjang. "Gausah manggil gue berulang - ulang. Kasih tau aja, mau lo apa."

Sedetik.. dua detik.. tiga detik...
Tiba - tiba saja, pandangan Keira menggelap tanpa sebab yang jelas. Kepala nya sakit, bersamaan dengan kesadaran nya yang seakan di tarik pergi oleh entah apa.
























"Kayla..."

"Kayla buka mata..."

Gadis itu mengernyit terusik, kemudian membuka matanya perlahan. Mengerjapkan mata nya pelan, sebelum akhirnya sadar sepenuhnya.

Kayla menatap sekeliling nya dengan cepat. Posisi nya berdiri, meski sebelumnya mata nya terpejam. Tempat nya saat ini terdapat banyak bunga, seperti taman bunga. "I-ini dimana?" gumam nya bertanya.

Puk.. Puk..

Sebuah tangan menepuk bahunya pelan. Kayla sontak berbalik dengan terkejut. "K-keira?!"

Benar.
Gadis di hadapan Kayla saat ini adalah Keira.

Keira tersenyum tipis, "Iya, ini gue," jawabnya. Mendengar itu, Kayla tak mengatakan apapun lagi, ia diam, membuat Keira mengernyit, sedikit heran.

Gadis itu berdehem pelan, "Gue tau.. lo mau nyuruh gue balik ke dunia gue, kan?" ujar Kayla menebak.

"Terus, sekarang Lo mau ngucapin makasih kan? Gue tau kok. Di novel novel yang pernah gue baca juga gitu ending nya," sambungnya. Namun, Keira menggelengkan kepalanya. Dengan senyuman yang masih tetap sama, ia merespon, "Engga.. tubuh gue, udah sepenuhnya jadi milik lo."

Jawaban itu membuat Kayla mengernyit. "Bohong."

"Gue ga bohong, Kayla."

"Ada yang perlu gue omongin, karena itu gue ngebawa lo kesini," ujar Keira. "Tentang apa?" tanya Kayla.

"Tentang kita." Keira tersenyum tipis. "Kayla.. sebenernya, bukan gue yang ga nyata. Gue bukan tokoh dalam novel," jelas Keira.

Lawan bicara nya mengernyit, tak paham maksud dari perkataan Keira. "Lo tokoh dalam novel. Dunia lo itu, ga nyata. Gue baca kok, ceritanya. Judul nya fall in love. Lo tokoh antagonis nya di sana, sedangkan Lauren sama Tama itu tokoh utama."

Keira menggeleng pelan. "Bukan, Kayla. Bukan gue, tapi lo. Lo tokoh utama dari novel yang gue buat," kata Keira, membuat gadis di hadapan nya itu semakin bingung.

"...Gue ga ngerti maksud lo."

"Buku The Perfect Girl, lo inget buku itu? Buku yang pernah lo temuin di kotak yang gue taruh khusus di bawah lemari,"

"lo belum baca cerita nya, ya? itu cerita hidup lo. Tentang Kayla yang di angkat jadi anak orang kaya, tentang perjuangan Kayla buat sampe di titik atasnya. Semua itu, gue yang tulis dengan sengaja." Keira menjelaskan. "Bukan gue yang tokoh novel. Tapi lo. Gue sengaja nyiptain dengan segala kesempurnaan, karena gue mau kayak lo."

"Sampai.. waktu gue sakit itu, sebelum lo ke tubuh gue, gue ketemu dewa di alam bawah sadar gue. Dia ngasih tunjuk gue kehidupan masa depan gue, dimana gue bakal meninggal bunuh diri," tambah Keira.

"Karena itu.. gue mohon ke dewa, supaya ada orang yang bisa gantiin dan ubah takdir gue. Karena... karena gue udah banyak salah sama keluarga gue. Kalau gue tetep di tubuh gue, ga akan ada yang bisa berubah."

"Setelah nya, gue milih lo.. lo sempurna, lo punya uang, punya kekuasaan, tapi lo kesepian. Makanya, gue milih lo.. gue tau, lo bisa ngubah takdir hidup gue.. lo bisa ngubah takdir keluarga gue," jelasnya panjang lebar.

"Maksud lo... yang ga nyata itu, gue? Gue cuma tokoh novel?" Kayla menatap Keira dengan tatapan yang tak begitu percaya. Keira tersenyum, "Gue tau.. lo pasti kaget banget, ya? Tapi emang itu kenyataan nya."

"Sekarang pilihan nya ada di tangan lo. Kalau lo mau balik ke hidup lo yang lama, lo boleh balik. Tapi kalau lo gamau balik, tubuh gue jadi milik lo, sepenuhnya," ujar Keira memberi pilihan.

Kayla diam, tampak mempertimbangkan. Jika ia tetap menjadi Keira, bukan nya ia akan merasa bersalah karena telah berbohong pada keluarga Keira? Dia bukan Keira asli.

'Kalau mereka.. tau, mereka bakal marah sama gue ga, ya? Mereka masih bakal sayang gue ga, ya?' batin nya berpikir.

"...Gue rasa.. gue ga punya hak nempatin tubuh lo terlalu lama," respon Kayla pelan.

Perlahan, senyum di wajah Keira luntur. Terlihat sedikit tak percaya dengan jawaban Kayla. "Kalau lo balik ke tubuh lo, tubuh gue mati.." kata Keira.

"Gue udah gabisa masuk ke dalam tubuh gue lagi," sambungnya.

Kayla kembali diam. Bimbang mengambil keputusan. "Pikir lagi, Kay..."

"Mungkin, lo harus liat ini," ujar Keira sembari menunjuk kearah kiri. Lalu, gadis itu menjentikkan jarinya.

• B E R S A M B U N G •

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang