1.6 - take over

981 199 77
                                    

Agesta seharusnya sudah dapat menebak ini semua akan berakhir seperti apa ketika ia mengandalkan situasi ditangan Aruna.

Lamban dan semakin kacau.

Tadinya karena merasa Aruna yang paling dirugikan atas situasi ini, Agesta ingin menghormati dan melihat dulu sejauh mana kekacauan ini akan membawa mereka jika Aruna yang mengatur semuanya.

Namun ternyata lebih kacau dari yang Agesta perkirakan. Agesta merasa terlalu banyak waktu terbuang sia-sia.

Agesta rasa Darren harus diberi sesuatu nanti karena thanks to mulut lemes juniornya itu yang banyak memberi informasi. Siang kemarin, Darren memberitahunya bahwa harus menunda meeting mereka karena keadaan dirumah Priambudi sedang kacau.

Darren bilang Doni tiba-tiba saja pulang dengan semua kemarahan yang dimiliki pria itu saat semua orang sedang sarapan. Tanpa aba-aba mencaci maki Aruna dihadapan seluruh keluarga karena ada yang melapor padanya bahwa Aruna ternyata sedang mengandung!

Pantas saja pesan Agesta sedari pagi tidak berbalas dan nomer wanita itu tidak aktif.

Sisanya ketika Darren meminta pengertian Agesta untuk memakluminya pikiran Agesta sudah tidak ada disana hingga panggilan diakhiri.

Agesta sedang berpikir mengambil alih keadaan.
Namun mana yang lebih dulu harus ia selesaikan? Ah, Agesta baru sadar bahwa ia bisa mulai dari mana saja, karena satu hal yang mutlak, Agesta harus memastikan dahulu bahwa ia lebih kuat dari Priambudi.

Dan Agesta segera bergegas ketika tahu kemana harus membawa kemudinya.

Beruntung meski keluarganya tidak memiliki bakat dalam menurunkan senyum yang indah, tetapi keluarga Widjaja bersih dalam hal riwayat penyakit jantung sehingga Agesta bisa menurunkan 'bom'-nya dengan mudah.

Hal terpenting yang harus Agesta urus lebih dulu adalah keluarganya, karena setelah itu Agesta tidak harus memiliki kekhawatiran yang lain.

Hah, pengaruh uang dan kekuasaan itu nyata.
Maka selama keluarganya di pihaknya, Agesta tahu pasti bahwa semua akan baik-baik saja serumit apapun nanti.

Agesta tahu meninggalkan orang-orang yang sedang mencerna situasi setelah mendapat bom besar begitu saja itu tidak sopan.

Apalagi Bunda, ugh, jauh dalam lubuk hatinya walau Agesta bersikap seolah santai tetap saja pria itu takut mengecewakan Bunda meski itu telah terjadi.

Tetapi salahkan saja Aruna yang menghubunginya disaat yang tidak tepat. Apalagi Agesta mendengar jelas isakan Aruna dalam panggilan semalam, bagaimana bisa Agesta tidak langsung mencari wanita itu? Agesta pasti bisa gila jika ia terlambat sedetik saja.

 Apalagi Agesta mendengar jelas isakan Aruna dalam panggilan semalam, bagaimana bisa Agesta tidak langsung mencari wanita itu? Agesta pasti bisa gila jika ia terlambat sedetik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah memastikan Aruna tertidur dan beberapa dokter yang dipanggilnya tadi pulang, Agesta keluar dengan bahu gontai menghampiri Alvero yang menunggu di daun pintu.

DON'T BLAME ME | SEUNGCHEOL X LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang