1.4 - unpredictable

983 186 45
                                    

Agesta tidak bisa menahan dirinya untuk tidak terus tersenyum. Alasannya adalah selembar kertas foto ditangan besar pria itu. Mata tajamnya tidak bisa Agesta alihkan lagi kemanapun selain menatap kertas foto tersebut.

Anakku, batin Agesta bergumam lirih seraya membelai kertas tersebut hati-hati seolah kertas itu akan rusak bahkan hanya jika ia belai lembut.

Agesta sedang berpikir untuk mengabadikan kertas foto ini, akan ia cetak berlembar-lembar dan ia simpan di tempat dimana ia bisa melihatnya!

Dikamar, di ruang tamu, di Cafe, semua tempat yang menjadi keseharian pria itu tidak akan luput dari targetnya. Jika diperlukan, Agesta akan memajang dengan memberi jarak dua meter untuk masing-masing kertas foto tersebut.

Melihat calon anaknya di layar USG serta kertas di tangannya ini membuat kebahagiaan Agesta membuncah tidak terhingga. Pun selama berjalan menuju keluar rumah sakit, senyum enggan memudar dari bibirnya.

Perasaan haru dan bahagia mendominasi disana.
Lebih dari itu, tadi saja didalam ruangan, Agesta harus menahan keras dirinya agar tidak menangis!

Meski Agesta tidak pernah membayangkan bahwa ia akan menjadi ayah secepat ini, tetapi rasanya sepadan karena Agesta tidak pernah merasakan euforia seperti ini sebelumnya. Kebahagiaan yang tidak bisa Agesta ungkapkan dengan kata-kata.

Lain Agesta yang bahagia, lain Aruna yang berjalan disamping pria itu.

Senyum yang Agesta sunggingkan cukup mengganggu wanita hamil tersebut, sampai-sampai Aruna merasa gerah sendiri. Pasalnya sedari tadi banyak yang memperhatikan Agesta, terutama perawat-perawat wanita.

Iya, walau berat hati harus Aruna akui senyum Agesta memang manis terlebih ketika lesung pipi pria itu terlihat. Tapi apa harus Agesta tebar pesona disaat seperti ini?! Disaat melihat anak mereka?!

Tiba-tiba saja Aruna merasa ini semua tidak adil untuknya. Agesta ini dengan Aruna seringnya marah, mengerutkan kening, menyatukan alis, memaksa, berteriak, ah pokoknya menakutkan! Sekarang bisa-bisanya pria itu tebar pesona dengan terus tersenyum?!

"Berhenti tersenyum atau saya nggak akan ajak kamu lagi kesini." ancam Aruna sebelum mendahului Agesta lebih dulu berjalan menuju mobil, meninggalkan pria itu yang terdiam heran menatap punggungnya.

" ancam Aruna sebelum mendahului Agesta lebih dulu berjalan menuju mobil, meninggalkan pria itu yang terdiam heran menatap punggungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agesta menahan sekuat tenaga bibirnya agar tertutup sempurna ketika sampai di mobil.

"Tolong, minta minum." Aruna mengulurkan tangan dan Agesta sigap memberi apa yang Aruna minta.

"Naikkan AC-nya tolong, gerah banget."

"Puter lagu deh, jangan yang terlalu berisik, tapi jangan lagu galau juga."

Permintaan Aruna tidak ada yang tidak Agesta turuti, tetapi Aruna yang berniat untuk tidur karena lelah justru malah kembali membuka matanya lengkap dengan raut bingung Aruna tidak ia tutupi.

DON'T BLAME ME | SEUNGCHEOL X LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang