3.0 - remember

2.1K 294 64
                                    

Apa katanya? Maroon?

Brengsek! Aruna mengumpat dalam hati, mengerti benar apa maksud pria bajingan dihadapannya.

Maroon adalah warna lingerie keluaran Victoria Secret yang Aruna kenakan pada malam keramat itu.

Wanita itu bisa mengingatnya dengan jelas karena sesampainya dirumah ia langsung bergegas masuk bilik kamar mandi. Kemudian setelah mandi demi membersihkan tubuh serta menyegarkan dirinya; dan saat tidak ada siapa-siapa.. Aruna diam-diam membakar habis seluruh barang yang ia pakai malam itu. Termasuk Maroon sialan itu!

Aruna ingat benar bahwa dirinya harus menelan kekecewaan dan hampir menangis karena lingerie maroon itu adalah one of her favorite. Aruna selalu merasa kepercayaan dirinya naik setelah memakai pakaian seksi tersebut, ia bahkan menyematkan penampilan terbaiknya adalah ketika ia memakai gaun malam itu.

Kenyataan bahwa Aruna harus membakarnya dengan tangannya sendiri membuatnya ingin berteriak marah. Ia berkorban banyak hanya karena sebotol alkohol tadi malam! Sial kuadrat!

Triple sialan adalah.. Sekarang, ia menemukan fakta ternyata bajingan beruntung yang bisa melihatnya mengenakan one of her favorite juga menghabiskan malam dengannya saat itu adalah rekan dari adik iparnya! Bahkan suaminya sendiri pun, tidak pernah melihat Aruna pada penampilan terbaiknya!

Baiklah, Aruna telah menguraikan benangnya ia mengerti sekarang..

Pantas saja tatapan Agesta seperti ingin kembali menguliti Aruna habis-habisan. Well, Aruna memakai kata kembali karena secara harfiah mereka memang pernah saling 'menguliti' sebelumnya, 'kan?

Bisa Aruna tebak bahwa Agesta geram karena ia tidak mengingat pria itu. Tapi apa boleh buat karena sesungguhnya memang itu yang terjadi.

Saat itu Aruna bahkan belum sempat melihat wajah 'teman tidur-nya' dengan jelas karena pria itu lebih dulu terbangun dan membuatnya panik sehingga langsung menutup matanya berpura-pura tertidur.

Tetapi demi menjaga harga dirinya, Aruna dengan cepat menetralkan ekspresinya yang terkejut menjadi datar. Agesta tidak perlu tahu bahwa kegugupan hebat melanda Aruna saat ini, pria itu hanya perlu tahu bahwa Aruna tidak akan tunduk dengan mudah padanya.

Aruna mendongak menatap lurus, menantang pada Agesta yang lebih tinggi darinya dan masih tersenyum mengejeknya.

"Hi, stranger!" Balas Aruna dingin.

Kemudian ia menunjuk cekalan Agesta pada tubuhnya. Dengan nada mengancam wanita itu menambahkan, "Lepas atau saya teriak sekarang."

Bukan takut Agesta justru terbahak mendengarnya, tawa yang membuat Aruna geram karena pria itu mengejeknya! Seolah baru saja yang Aruna lemparkan adalah sebuah lelucon, bukan ancaman.

"This place is mine, Maroon." Pria itu mengeluarkan kunci dari saku celananya, memutar-mutarnya dihadapan Aruna, membuat wanita itu mendengus kesal.

Meski belum benar-benar melepaskan tetapi sikap Aruna yang berubah begitu cepat membuat Agesta tanpa sadar mengendurkan pertahanannya, sehingga Aruna memanfaatkan dengan baik celah tersebut.

Wanita itu bisa dengan mudah mengambil kesempatan untuk keluar dari kungkungan Agesta dan berjalan menuju wastafel, bersandar disana menghadapnya.

"Jadi, kamu udah ingat.." Gumam Agesta menyimpulkan. Pria itu memasukkan kedua tangannya pada saku celana, menatap lurus pada Aruna.

Aruna menggelengkan kepalanya tidak setuju pada kesimpulan pria itu. "Nggak, saya benar-benar tidak ingat siapa kamu."

Agesta berdecak, menampilkan raut kecewa yang dibuat-buat, "Maroon, kamu benar-benar nggak tau terima kasih. Bukan begitu seharusnya respon kamu terhadap seseorang yang memberi kamu kepuasan sepanjang malam, itu tidak sopan." Tegur Agesta. Pria itu mengeluarkan telunjuk lalu menggoyangkannya ke kanan dan kiri, seolah sedang memarahi anak dibawah umur alih-alih wanita dua puluh enam tahun dihadapannya.

DON'T BLAME ME | SEUNGCHEOL X LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang