Hai, apa kabar semoga kalian sehat ya.
Cek ombak!!
Jgn lupa bahagia.
Namanya Jagawana artinya penjaga, dan Nawasena artinya masa depan yang cerah. Namanya begitu berat untuk seorang pemuda biasa bernama Jagawana Nawasena itu, Sena nama panggilan nya. Sering merasa aneh dengan ibunya yang memberi dirinya nama tersebut.
Karena Sena tidak tau cara menjaga sesuatu, sebab bagaimana cara menjaga suatu hal jika hal-hal penting dan sangat ia sayangi sudah pergi semua.
Ah sudahlah, kita kembali saja pada kondisi saat ini. Kini Sena tengah kembali membereskan kamar nya yang kurang rapih, sejujurnya Sena bukan seorang maniak kebersihan tapi baginya kebersihan adalah salah satu cara menghargai dirinya.
Sena telah selesai mengepak baju dan memasukkan nya ke dalam lemari pakaian yang tersedia di kamar utama, yang dulu nya milik sang ayah dan ibunya. Tapi kini kamar itu menjadi milik nya, kemudian Sena kembali keluar untuk menuju ruang cleaning dan mengambil alat kebersihan.
Untuk digunakan membersihkan kamar tersebut, sebenarnya kamar utama itu sangat bersih dan sejujurnya rumah itu sangat terawat, tidak ada debu sama sekali dan sangat asri.
Sepertinya sena harus memberikan bonus untuk mang Yono, karena kinerja nya yang bukan kaleng-kaleng. Setelah Sena menyapu dan mengepel lantai kamar tersebut ia duduk, untuk menetralkan rasa lelahnya.
Hey, Sena lebih memilih melakukan operasi selama 10 jam dari pada beberes sebenarnya. Beberes itu satu hal yang Sena sukai sebetulnya. Tapi mengingat kondisi fisik dan mental nya yang masih belum setabil jadi ia agak malas untuk berdiri dari ranjang nyaaa.
Apalagi jika harus bebersih seperti sekarang ini, sungguh rasanya seperti habis melakukan tanam paksa.
Setelah bebersih Sena memutuskan untuk pergi ke pasar terdekat, mengingat ia baru pindah kemarin sore dan pagi ini ia merasa kelaparan. Saat ia keluar setelah mengunci pintu utama ia dapati mang Yono yang baru datang menggunakan sepeda ontel nya.
"Wih, sudah bangun den. Gimana semalam ada yang bikin gak nyaman toh den?" Tanya mang Yono, menyapa dan bertanya tentang kondisi tuan muda nya itu.
"Puji Tuhan, baik mang gk ada yang gimana-gimana. Oh ya mang saya boleh pinjam sepeda nya?"
"Ohhh ya boleh lohhh, tapi Aden mau kemana toh? Pagi-pagi gini?" Tanya Yono penasaran
"Itu mang mau ke pasar mau belanja, dari sore kan saya belum makan mang. Di dapur juga saya cek cuma ada kopi aja hahaha" tawa Sena lucu, Ia tebak pasti itu kopi mang Yono.
"Aduh iya den, itu kopi mamang ohh ladalah mamang lupa ya. Kemarin tak kira Aden sudah makan toh, jadi mamang gak nanya maap ya den"
"Gapapa mang, saya emang kemarin masih belum nafsu buat makan mang, ya udh saya pinjam sepeda nya dulu ya mang?"
"Sok sok, saya tinggal juga den mau bebersih kolam ikan, udah jadwal nya si Yoko, yeko end the geng ganti air den" ungkap mang Yono
"Ha Yoko yeko? Hahahaha si mamang ada-ada aja ikan nya di kasih nama"
"Hahaha iya den, ya sudah hati-hati ya den. Eh iya Aden tau toh pasar nya dimana?"
"Tenang mang ada google map, kalau nyasar nanti saya bisa nanya sama orang sini"
"Aduh saya antar saja ya den?"
"Udah gpp mang, mamang mandiin si Yoko end the geng aja, Sena pamit ya mang"
"Ehh ya sudah, hati-hati Yo den"
"Siap, saya jalan ya mang"
Setelah tegur sapa dan bercerita soal Yoko end the geng, Sena mengayuh sepeda ontel milik mang Yono keluar pekarangan rumah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POLARIS
Fiksi PenggemarKisah tentang sena dan teman-temannya. Luka nya, sakitnya, bahagia nya, tawa nya, marah, khawatir dan kecewa. kalian akan dibawa ke dalam banyak nya Lika liku kisah para pemuda ini. "Gue beruntung ketemu bapak kost kaya lo Na" -janu "Sebagai penghu...